Al Musthofa: Jurnal Keilmuan Islam https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa <p>Memuat tentang keilmuan islam : Baik tentang Pendidikan Islam, Manajemen Pendidikan Islam, Ekonomi Islam dan Hukum Islam</p> en-US stitalaziziyah@gmail.com (Al Musthofa: Jurnal Keilmuan Islam) fa_than@yahoo.com (Fandy) Tue, 31 Oct 2017 00:00:00 +0000 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Sistem Pembelajaran pada Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari Lombok Barat (Analisis Kajian Jenis-Jenis Metode yang Diterapkan dalam Kegiatan Pembelajaran Formal dan Non Formal serta Langkah Terapannya https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2958 <p>Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai wujud dari sikap kesadaran tokoh-tokoh mereka akan pentingnya pendidikan bagi pemenuhan kebutuhan pengetahuan dan pembinaan sikap serta keterampilan dalam berbagai aspek kehidupan baik dalam kehidupan lokal, nasional dan bahkan internasional dalam rangka membantu pemerintah mencerdasakan kehidupan bangsa agar dapat sejajar dalam kehidupan masyarakat internasional. Meskipun diakui&nbsp; pada awal keberadaannya sebagai lembaga pendidikan menggunakan pendekatan holistik dimana “para pengasuh pesantren memandang bahwa kegiatan belajar-mengajar (baca pembelajaran) merupakan kesatupaduan atau lebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari, sehingga bagi warga pesantren belajar tidak mengenal perhitungan waktu, kapan harus dimulai dan harus selesai, dan target apa yang harus dicapai. Warga pesantren sama mengaku bahwa ilmu agma <em>fardu ain</em> dipandang sakral sedangkan ilmu umum <em>fardu kifayah</em> tidak sakral (Mastuhu : 1994, 58). Dalam kondisi awal ini pembelajaran terpusat di masjid dengan kitab kuning sebagai kajiannya di bawah bimbingan kiyai (baca tuan guru dan atau ustadz/ustadzah).</p> <p>&nbsp;Dalam perkembangannya pondok pesantren tidak sebatas menjalankan pendidikan non formal yang berpusat di masjid, melainkan juga menerapkan sistem pembelajaran formal di madrasah, ini tentunya sesuai dengan empat dasar bagi para kyai (baca tuan guru) dalam pengabdiannya pada masyarakat yaitu “kyai sebagai pengabdi di masjid, kyai sebagai pengabdi di madrasah, kyai sebagai pengabdi di pesantren, dan kiyai sebagai pengabdi di sekolah (Horikoshi, 1987 : 116). Sehingga dengan perkembangan ini, maka dalam pembelajaran di kelas formal dan nonformal diperlukan terapan berbagai metode secara variatif dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan (baik yang mengarah pada ranah kognitif/pengetahuan/ilmu, ranah afektif,sikap/iman, dan ranah psikomotorik/ keterampilan/amal) menjadi suatu keharusan bagi ustadz/ustadzah atau guru.</p> <p>&nbsp;Penelitian dengan pendekatan kualitatif yang memanfaatkan metode observasi, wawancaran dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya, mencoba melihat dari dekat tentang sistem pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari dengan penekanan pada terapan jenis-jenis metode dan langkah terapannya serta faktor pendukung dan penghambat dalam terapan setiap jenis metode juga langkah anitivasinya, baik di kelas formal maupun non formal. Dan data hasil penelitian berdasarkan anaisis data induktif menemukan ada 4 dari 12 metode pembelajaran umum yang diterapkan pada pembelajaran formal (Madrasah Tsnawiyah Putra-Putri, Madrasah Aliyah Putra Putri, dan Madrasah Qur’an wal Hadis/MQWH, yaitu metode ceramah, tanya jawab, penugasan/ resitasi, dan latihan/drill). Sedangkan pada pembelajaran non formal atau kajian kitab diterapkan 2 dari 4 metode pembelajaran di pondok pesantren yaitu bandongan atau wetonan, dan sorogan.</p> <p>&nbsp;Keempat metode yang diterapkan dalam pembelajaran formal dan dua pada pembelajaran non formal dalam terapannya belum dilakukan secara maksimal (belum sesuai dengan konsep teori). Ini disebabkan karena rendahnya minat ustazd/ustadzah atau guru dalam memperkuat diri melalui kajian-kajian teori pembelajaran di samping memperkaya keterampilan yang dimiliki.</p> Muhammad Natsir Copyright (c) https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2958 Tue, 31 Oct 2017 00:00:00 +0000 Pemikiran Pendidikan Tuan Guru Haji Ahmad Sanusi Sesela Lombok Barat https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2963 <p>Hakikat&nbsp; pendidikan&nbsp; adalah&nbsp; pembentukan&nbsp; manusia&nbsp; ke arah&nbsp; yang&nbsp; di cita-citakan. Pendidikan Islam merupakan proses pembentukan manusia kearah yang dicita-citakan Islam. Tujuan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Oleh karenanya perlu dirumuskan pandangan hidup Islam yang mengarahkan tujuan dan sasaran pendidikan Islam..</p> <p>Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis. yang difokuskan pada beberapa permasalahan, yaitu riwayat pendidikan TGH. Ahmad Sanusi serta, bagaimana pemikirannya dalam pendidikan Islam.</p> <p>Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (<em>field research</em>) dengan menggunakan data lapangan sebagai sumber primernya. Adapun <strong>pelaksanaannya</strong>, mengumpulkan sumber pustaka, terutama buku, jurnal yang tererkait dengan Pemikiran Pendidikan Tuan Guru. Pendekatan yang&nbsp; digunakan dalam penelitian ini&nbsp; adalah pendekatan kualitatif, sosiologis dan historis.</p> <p>Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sosok TGH. Ahmad Sanusi merupakan tuan guru sekaligus dai yang mengabdikan hidupnya dalam dunia pendidikan maupun pengabdian masyarakat. Hal ini terlihat dari ikhtiar dan usaha-usahanya dalam memperjuangkan pendidikan Islam melalui dibngunnya pondok pesantren yang ia rintis bersama para tuan guru lainya. Banyak dari semua santrinya menjadi orang-orang berhasil terkemukan di masyarkat seperti TGH. Munajib Khalid yang sekarang menjadi figur di Lombok Barat, TGH. Suhaili pengasuh pondok pesantren Al-Halimy serta masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan penulis.</p> Ahmad Mayadi Copyright (c) 2017 Al Musthofa: Jurnal Keilmuan Islam https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2963 Tue, 31 Oct 2017 00:00:00 +0000 Analisis Kritis Tentang Kebijakan Standar Pengelolaan Pendidikan https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2965 <p>Sebelum menyusun Kurikulum setiap sekolah harus terlebih dahulu melakukan analisis setiap Standar Nasional Pendidikan (SNP). Karena arah kebijakan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara guna mendukung ketertiban dunia. Oleh sebab itu Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran yang layak dan pihak pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem&nbsp;Pendidikan&nbsp;Nasional&nbsp;yang&nbsp;teratur&nbsp;dengan Undang-Undang&nbsp;Dasar&nbsp;(UUD) 1945.</p> <p>Salah satu analisis Standar Nasional Pendidikan yang harus dilakukan adalah tentang analisis pengelolaan pendidikan. mencakup analisis perencanaan program, analisis perencanaan rencana kerja, analisis pengawasan dan evaluasi, analisis kepemimpinan sekolah, dan analisis sistem informasi manajemen.</p> <p>Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007 bahwa sekolah / madrasah merumuskan dan menetapkan visi dan mengembangkannya. Namun kenyataan di lapangan, di Sekolah-sekolah atau Madrasah banyak pimpinan lembaga pendidikan/pihak terkait yang tidak mengetahui bagaimana cara memformulasikan visi misi dan tujuan sekolah ke depan sesuai dengan rencana strategis sekolah dan itu dapat menjadi sebuah kenyataan.</p> <p>Sebagai supervisor kepala sekolah berkewajiban melakukan koordinasi atas seluruh kegiatan dan administrasi sekolah. Ia harus menghubungkan seluruh personal organisasi dengan tugas yang dilakukannya sehingga terjalin kesatuan, keselarasan, serta menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang tepat.</p> <p>Seharusnya pendidik dan tenaga kependidikan harus dipisah dan bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dan seorang kepala sekolah seharusnya tidak boleh mengajar di kelas, sehingga Ia fokus pada tugasnya sebagai kepala sekolah. Dengan harapan untuk ke depannya dapat menggugah semangat supervisor dan para guru untuk bangkit dan mengembangkan potensi diri demi kesuksesan sebuah lembaga pendidikan. Sehingga, lembaga pendidikan tersebut mampu menjadi lokomotif kebangkitan bangsa di masa depan dalam segala aspek kehidupan.</p> Irma Novayani Copyright (c) 2017 Al Musthofa: Jurnal Keilmuan Islam https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2965 Tue, 31 Oct 2017 09:48:33 +0000 Konsep Pendidikan Menurut Muhammad Natsir https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2966 <p>Dasar pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini adalah <em>Pertama, </em>adanya hubungan erat antara peran pemikiran ketokohan dengan persoalan praksisi pendidikan, apalgi jika corak pemikiran itu bersifat inovatif dan menjawab kebutuhan zaman. <em>Kedua</em>, ada semacam kesejalanan ide pokok (filosofis) pendidikan yang dituangkan Muhammad Natsir dalam upaya membentuk kepribadian dan menanamkan nilai pendidikan berasaskan ajaran Islam. <em>Ketiga, </em>konsep integralisasi ilmu pengetahuan religius dan modern shingga dapat memberi kontribusi positif bagi aktifitas penelitian untuk mengembangkan metodologi pendidikan Islam.</p> <p>Menurut Mohammad Natsir, di dalam Islam pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting. Tulisan ini memfokuskan pada ruang lingkup metodologi pendidikan Islam dengan permasalahan utama adalah bagaimana konsep pendidikan islam perspektif Muahmmad Natsir. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: pendekatan historis, filosofis dan sosiologis. Penelitian ini&nbsp; termasuk riset kepustakaan dengan menggunakan data kualitatif yang berbentuk literatur dan informasi verbal, dan menggunakan teknik analisis <em>deskriftif analitif, </em>yaitu menganalisa dan menyimpulkan dari pendapat-pendapat yang dikonfirmasikan, dan <em>content analysis, </em>yaitu menganalisis makna yang terkandung dalam asumsi, gagasan, ataupun statemen untuk mendapatkan pengertian dan kesimpulan.</p> Sarifudin Din Copyright (c) 2017 Al Musthofa: Jurnal Keilmuan Islam https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alMusthofa/article/view/2966 Tue, 31 Oct 2017 10:09:19 +0000