Model Internalisasi Budaya Islami pada Anak di Lingkungan Keluarga

  • main din STAI NW Samawa
Keywords: Internalisasi, Budaya Islami, Lingkungan Keluarga

Abstract

Manusia adalah makhluk Allah Swt di bumi dengan segala potensi yang dianugerahkan kepadanya, ia mampu membangun budaya (segala hasil dari cipta, karsa dan rasa). Namun tidak setiap budaya yang dibangunnya itu sesuai dengan ajaran al-Islam yang Allah Swt turunkan dari langit. Sehingga manusia sebagai makhluk di bumi harus menyesuaikan budaya yang dibangun itu dengan ajaran al-Islam yang bersumber dari langit, baik yang berkaitan dengan prinsip aqidah, ibadah maupun akhlak. Adapun bentuk upaya penyesuaian yang dilakukan manusia, berupa: (1) membudayakan al-Islam dan (2) meng-Islam-kan budaya (jika sudah terbentuk budaya). Dari kedua upaya ini, maka muncul Budaya Islami. Salah satu lingkungan yang berpengaruh besar dalam internalisasi budaya Islami pada anak adalah lingkungan keluarga. Adapun model internalisasi yang hendak digagas berupa: (1) tujuan internalisasi budaya Islami, yaitu: anak menjadi hamba Allah yang memiliki aqidah yang lurus dan berkepribadian rahmat bagi seluruh alam; (2) program internalisasi budaya Islami (modelling, instruksi, argumentasi, pemberian hikmah, dan berbuatan yang terus-menerus dalam bentuk amal shaleh); dan (3) Evaluasi, dengan melakukan refleksi pada setiap proses dan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, dengan studi kepustakaan sebagai teknik dalam mengumpulkan data. Metode penelitian deskriftif merupakan penelitian yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah aktual dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, menganalisis dan menginterpretasikan data. Studi kepustakaan dilakukan pada dukumen tertulis maupun elektronik. Dokumen tersebut diantaranya buku, jurnal, dan lampiran-lampiran yang berkaitan tentang model internalisasi budaya islami.

References

Abdullah, Irwan. 2001. “Tubuh dan Kebudayaan” dalam Kolong Budaya, Patologi Seks, Seni (Tradisi), 01 Agustus-Desember, hlm. 67-74. Magelang: Yayasan Indonesiatera.
Geertz, Clifford. 1973.The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books Inc. Publishers.
Keesing, Roger M. 1992. Antropologi Budaya, Suatu Perspektif Kontemporer. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kodiran. 2000. Perkembangan Kebudayaan dan Implikasinya terhadap Perubahan Sosial di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahid, Syakir. 2002. “Sosialisasi Nilai Budaya dalam Keluarga di Lingkungan Etnis Bungku”. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
Morgan, D.H.J. 1975. Social Theory and The Family. London: Routledge & Kegan Paul Ltd.
Mudjijono. 2000. “Pasar Kembang Balokan (Reproduksi Sosial di Tempat Pelacuran)”, Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
Sairin, Sjafri. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia, Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik, Perspektif Sosiologi Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Endang Saifuddin Anshari. (1990). Wawasan Islam (pokok-pokok pikiran tentang paradigma dan sistem Islam). Jakarta : Gema Insani.
M. Quraish Shihab. (2000). Wawasan Al-Qur’an : Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Persoalan Umat. Bandung : Penerbit Mizan.
M. Wildan Yahya. (2001). Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Perspektif Islam. Bandung: P2U LPPM Unisba.
Munardji. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bina Ilmu.
Rohiman Notowidagdo. (1997). Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Published
2018-09-22
Section
Articles