ADAT (TRADISI) SARANA PENDIDIKAN PUBLIK

Keywords: Adat, pendidikan, publik

Abstract

Pendidikan Islam dapat diterima dan dirasakan oleh masyarakat luas melalui beberapa metode. Diantaranya adalah tidak bersinggungan apalagi melecehkan kondisi masyarakat yang sudah ada.Salah satunya dengan menggunakan adat (tradisi) dari sini terdapatlah sebuah penghargaan serta rasa hormat terhadap orang lain (meng orangkan orang dalam bahasa Jawa).Dalam hal ini yang terpenting subtansi aktifitas Islam tetap utuh dan eksis hanya cara serta mekanisme yang diadaptasikan dengan situasi dan kondisi saat itu.Adat sebenarnya dapat diaplikasikan selama tidak bertentangan dengan ajaran Syar’i.Dengan aktivitas tradisi tahlil dapat digunakan sebagai Bela Sungkawa sebagaimana anjuran ajaran Islam, termasuk haul yang merupakan kematian tahunan guna mengingat dan menteladani yang telah mati sebagai upaya persiapan masa depan yang lebih baik hal ini sebagai ungkapan syukur serta tawakkal kepada Ilahi Robbi bukan untuk mengkultus individu kepada orang mati.

References

W.J.S. poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustakaaa, Jakarta, 1984
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Bahasa Arab, PP “Al-Munawwir” Krapyak Yogyakarta, 1984
K. AM. Ibrohim, Masalah Tahlil Dalam Alam Pemikiran Pesantren, NU Kabupaten Cilacap, 1985
K. H. Abdullah Afif Maksum, Tinjauan Hukum Islam Tentang Haul, Tahlil dan Hadiah pahala untuk Mayit, Kormas, Surabaya, 1980
A. Dahlan Abd. Gani, Tahlil dan Selamatan Menurut Madzhab Empat, AULA, No. 10 tahun IX/Desember 1987
Drs. H. A. Qodir Maarif, Pesta kematian, MPA, No. 10 Dz. Qo’dah 1407 – Juli 1987
Drs. Amin Fattah, Metode Da’wah Walisongo, T. B Bahagia, Pekalongan, 1985
Luwis Ma’luf, Al-Munjid Fillughoh, Dar El-Mashreq, Bairut, 1975
Drs. Imron Aba, Peringatan Haul Bukan Dari Ajaran Isalm adalah Pendapat yang Sesat, Menara Kudus, 1980
Published
2017-02-17
Section
Articles