Pengembangan Model Pembelajaran Peace Education Dengan Strategi Blended Learning (Sebuah Upaya Mereduksi Radikalisme Agama Melalui Pembelajaran)

  • Saifuddin Saifuddin Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang, Jawa Timur, Indonesia

Abstract

ABSTRAK   Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang hanya berhenti pada pemahaman ajaran diasumsikan memicu radikalisme atas nama agama. Pendidikan agama Islam seharusnya bukan sekedar proses transfer pengetahuan dari pendidik kepada pebelajar, namun pebelajar harus dibekali pula dengan kemampuan-kemampuan yang dapat diandalkan dalam menganalisis dan menyelesaikan permasalahan keagamaan riil yang dihadapi. Strategi blended learning mendorong pebelajar untuk dapat memecahkan masalah dengan beragam alternatif solusi, serta dapat mengidentifikasi penyebab permasalahan yang ada. Pembelajaran PAI dengan strategi blended learning dapat meningkatkan kemampuan problem solving akan mendorong sikap toleransi beragama. Dengan strategi BL dapat dilakukan pembelajaran yang mampu mendialogiskan pendidikan agama Islam dan menghindarkan kegiatan edukasi dari proses domestifikasi, stupidifikasi, dan indoktrinasi. Sehinngga akan tercermin kembali Islam yang ramah dan meneguhkan prinsip tasamuh, tawazun, tawasuth, ta’addul serta mengembalikan Islam dalam spirit rahmatan lil alamin.  Kata kunci: redesain, blended learning, problem solving, radikalisme agama
Published
2020-04-06
How to Cite
Saifuddin, S. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran Peace Education Dengan Strategi Blended Learning (Sebuah Upaya Mereduksi Radikalisme Agama Melalui Pembelajaran). Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, 18(1), 276-286. Retrieved from https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/qodiri/article/view/3701
Section
Articles