PROSPEKTIF PESANTREN DALAM KONSTRUKSI SOSIAL BUDAYA MULTIKULTURAL MASYARAKAT INDONESIA

  • abu amar bustomi

Abstract

Keragaman (pluralitas) merupakan realitas (sunnatullah) yang tidak dapat dihindari, baik pluralitas dalam hal agama, etnik maupun budaya masyarakat. Indonesia dikenal sebagai masyarakat majemuk (pluralistic society), baik secara vertikal maupun horisontal. Di Indonesia, wacana kerukunan dan toleransi antar umat beragama telah menyedot banyak energi dan pikiran. Fenomena disharmoni ditandai dengan beberapa benturan sosial yang dimanipulasi menjadi pertentangan antar kelompok umat beragama, yang secara kategoris simplistis dilatarbelakangi oleh faktor internal (faham radikal-exstrim & fundamental-subjektif terhadap ajaran yang dianut) dan eksternal (sikap hedonitas dan oportunitas yang mengatasnamakan agama untuk komoditas kepentingan) telah menjadikan petaka kemanusiaan yang berkepanjangan. Dalam kontek ini, pluraritas agama menjadi perhatian yang penting bagi masyarakat Indonesia. Jika dikaitkan dengan cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru dengan merombak keseluruhan tatanan kehidupan sebagai masyarakat multikultural Indonesia (keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan), maka tradisi dan pendidikan di pesantren yang memiliki suasana dialogis di antara komunitas pesantren dengan lingkungan masyarakat sekitar dari berbagai karakter dan latar belakang, eksistensi yang mengakar di tengah-tengah masyarakat, merupakan potensi yang sangat memungkinkankan untuk melakukan proses rekayasa sosial (social engenering) penumbuhkembangan kehidupan masyarakat multicultural, dengan paradigma dan orientasi inklusif, pendekatan dan metodologi institusi pendidikan yang mengkonstruksi dan melestarikan toleransi dan koeksistensi antar pemeluk agama, antarbudaya, antarsuku, dan antargolongan
Published
2017-10-28
Section
Articles