https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/issue/feed Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan 2025-11-10T07:52:42+00:00 Ainul Yaqin, jurnalaliman@gmail.com Open Journal Systems <p>Budaya atau kebudayaan memiliki&nbsp; tiga wujud; yaitu wujud ideal, kelakuan dan&nbsp; wujud benda, wujud ketiga tersebut disebut peradaban atau wujud materialperadaban manusia. peradaban adalah wujud kebudayaan yang sudah&nbsp; berkembang dan maju. pendapat lain menyebutkan bahwa kebudayaan adalah&nbsp; sesuatu yang bersifat ideal yang dapat bercita-cita, rencana atau bahkan keinginan. sedangkan peradaban adalah apa&nbsp; yang dapat dilakukan dari&nbsp; apa yang telah dicita-citakan. <em><strong>(</strong></em><em><strong>STID Raudlatul Iman Sumenep Madura</strong></em><em><strong>)</strong></em></p> https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8315 KONSEP ISLAMIC PARENTING DALAM SURAH LUQMAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Fenomenologi Pengasuh Pondok Pesantren Sirojul Haromain Pongangan) 2025-11-07T03:07:04+00:00 Annisa Ariyanti annisa.arrr@gmail.com <p><em>Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan ustaz dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya dengan peraturan yang ada. Peraturan pesantren umumnya adalah untuk mendisiplinkan anak santri agar bisa membagi waktunya dengan baik dan agar tidak menyia-nyiakan waktu yang kosong untuk hal yang tidak berguna. Menurut Wahab (2004)</em></p> <p><em>penting adanya peran pengasuh dalam pesantren terkait bagaimana cara parenting atau pola asuh yang diterapkan kepada para santri. Seperti merujuk pada Al-Qur’an surah Luqman yang mengisahkan tentang pendidikan Luqman terhadap anaknya. Penelitian ini membahas lebih jauh tentang pola asuh (parenting) dalam islam, khususnya dalam persfektif surah Luqman. Yang mana proses pendidikan dan pola asuh terhadap anak sudah dirumuskan ketika surah Luqman ini diturunkan jauh sebelum munculnya teori-teori parenting yang dirumuskan oleh tokoh psikologi modern.</em></p> <p><em>Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ditemukan bahwa Islamic parenting didasarkan pada prinsip-prinsip tauhid (keesaan Allah), akhlak, serta tanggung jawab pengasuh dan pengurus dalam membimbing santri sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah. Para pengurus yang diwawancarai memahami bahwa mendidik santri adalah amanah besar yang diberikan oleh Allah SWT, dan pengurus&nbsp; memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak santri dititipkan ke pondok.</em></p> <p><em>Berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa pondok pesantren sirojul haromain telah melakukan pengasuhan santri dengan baik melalui upaya pembimbingan dan pengawasan santri secara terus menerus dengan fenomena yang di terlihat dari parenting oleh pengasuh pondok sirojul haromain yaitu KH. Umar thoha agar santri dapat mengikuti kebijakan dan peraturan pesantren. Bentuk komunikasi yang dibangun dengan baik di pondok pesantren sirojul haromain adalah komunikasi antara pengasuh dengan orangtua santri, pengasuh dengan santri, musrifah dengan santri, santri senior dengan santri junior. Komunikasi dan kerjasama antara guru, orangtua dan pihak-pihak terkait telah dilakukan terutama dalam mengawal perkembangan santri dalam menuntut ilmu, dan keberadaan santri di asrama. Pada prinsipnya kehidupan di pesantren sangat dinamis, bisa dilihat pada saat berinteraksi antara kyai, ustaz/h, dan santri/i yang mampu memposisikan sesuai dengan porsi dan fungsinya masing-masing.</em></p> 2025-09-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8316 PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS ANDRAGOGI 2025-11-07T03:11:54+00:00 Saeful Anam saef.anam@unkafa.ac.id Rofiatul Himmah rofiatulhimmah5@gmail.com <p>Transformative learning based on andragogy is an approach that focuses on learners' independence in understanding and applying knowledge contextually. This study aims to analyze the concept, implementation, supporting and inhibiting factors, as well as the impact of transformative learning based on andragogy at Pondok Pesantren Tarbiyatul Muthathowi’in. The research method used is a qualitative approach with in-depth interviews, participatory observation, and document studies. The results indicate that the andragogical approach in this pesantren has successfully enhanced students' intellectual ability in critical and analytical thinking, strengthened their character in terms of independence and leadership, and increased their spiritual awareness through reflective and applicative learning experiences. The main supporting factors in implementing this model include a conducive pesantren environment, support from kyai and Ustadz, and the integration of technology in learning. However, several challenges remain, such as limited facilities and resistance to changes in teaching methods. Therefore, a more systematic strategy is needed to enhance the effectiveness of this learning model, including teacher training, provision of adequate learning facilities, and the integration of pesantren curriculum with the formal education system.</p> <h2>Abstrak</h2> <p><em>Pembelajaran transformatif berbasis andragogi merupakan pendekatan yang berfokus pada kemandirian peserta didik dalam memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan secara kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep, implementasi, faktor pendukung dan penghambat, serta dampak penerapan pembelajaran transformatif berbasis andragogi di Pondok Pesantren Tarbiyatul Muthathowi’in. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan andragogi di pesantren ini telah berhasil meningkatkan kemampuan intelektual santri dalam berpikir kritis dan analitis, memperkuat karakter santri dalam aspek kemandirian dan kepemimpinan, serta meningkatkan kesadaran spiritual melalui pengalaman belajar yang reflektif dan aplikatif. Faktor pendukung utama dalam penerapan model ini meliputi lingkungan pesantren yang kondusif, dukungan kiai dan Ustadz, serta integrasi teknologi dalam pembelajaran. Namun, masih terdapat beberapa hambatan, seperti keterbatasan fasilitas dan resistensi terhadap perubahan metode pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih sistematis untuk meningkatkan efektivitas model pembelajaran ini, baik melalui pelatihan pengajar, penyediaan sarana yang memadai, maupun integrasi kurikulum pesantren dengan sistem pendidikan formal.</em></p> 2025-09-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8317 HAKIKAT AL-KHATI’AH DAN TERM YANG SEMAKNA DENGANNYA DALAM AL-QUR’AN 2025-11-07T03:19:41+00:00 Rahmat rahmatas732@gmail.com 2025-09-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8318 IJTIHAD KIAI MASJID DALAM MELESTARIKAN MODERASI BERAGAMA DI TENGAH DERASNYA ARUS RADIKALISME DI LENTENG SUMENEP 2025-11-07T03:40:58+00:00 Habibullah abipro56@gmail.com <p><em>Penelitian ini memiliki tujuan mengungkap fenomena ijtihad kiai masjid dalam melestarikan moderasi beragama di tengah derasnya arus radikalisme di Lenteng. Kiai masjid dalam kajian ini adalah Kiai Ahmad Dumairi, Kiai Taufiq, dan Kiai Mualwi di masjid Desa Cangkreng, dan Kiai Wafi di masjid Desa Jambu. Kajian ini menarik karena kiai-kiai masjid di dua desa ini berupaya melestarikan faham Islam aswaja di desanya masing-masing. Adapun fokus kajian ini adalah: 1) Bagaimana kondisi sosial keagamaan masyarakat Cangkreng dan masyarakat Jambu Lenteng; 2) Apa ijtihad kiai masjid dalam melestarikan moderasi beragama di Desa Cangkreng dan Desa Jambu Lenteng; 3) Apa saja media yang digunakan kiai masjid dalam melestarikan moderasi beragama di Desa Cangkreng dan Desa Jambu Lenteng. Penelitian ini menggunakan teori gerakan sosial, teori moderasi beragama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara, observasi, FGD, dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah: kondensasi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: 1) Secara umum, kondisi social keagamaan masyarakat Madura sangat relegius dan taat terhadap ajaran agama Islam, bercorak Islam aswaja. Sehingga kondisi social keagamaan masyarakat Desa Cangkreng dan Desa Jambu merupakan turunan dari kondisi social keagamaan Madura. Namun akhir-akhir ini, dua desa ini diusik oleh orang-orang yang berpaham wahabi, MTA, dan HTI. 2) Ijtihad kiai masjid Desa Cangkreng dan kiai masjid Desa Jambu mendasarkan ijtihadnya pada qaidah memelihara tradisi lama yang masih baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih baik. 3) Adapun media yang digunakan kiai masjid Desa Cankreng adalah sebagai berikut: istigasah, barzanji, pengajian kitab kuning, kompolan sarwa, kompolan muslimatan. Sedangkan media kiai masjid di Desa Jambu berikut ini: acara-acara hari besar Islam seperti maulid Nabi Saw. dan isra’ mi’raj, slametan kelahiran dan kematian (tahlil), sarwa, pengajian kitab kuning, dan istigasah.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p style="text-align: justify;">This research aims to uncover the phenomenon of the ijtihad of mosque kiai in preserving religious moderation amidst the rising tide of radicalism in Lenteng. The mosque kiai studied are Kiai Ahmad Dumairi, Kiai Taufiq, and Kiai Mualwi at the Cangkreng village mosque, and Kiai Wafi at the Jambu village mosque. This study is intriguing because the mosque kiai in these two villages strive to preserve the Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) understanding of Islam in their respective villages. The focus of this study includes: 1) What are the social and religious conditions of the Cangkreng and Jambu Lenteng communities? 2) What is the ijtihad of the mosque kiai in preserving religious moderation in Cangkreng and Jambu Lenteng villages? 3) What media do the mosque kiai use to preserve religious moderation in Cangkreng and Jambu Lenteng villages? This research utilizes social movement theory and religious moderation theory. The approach used is qualitative. Data collection techniques include interviews, observations, focus group discussions (FGD), and documentation. The data is then analyzed through the following steps: data condensation, data presentation, and drawing conclusions or verification. This research yields the following findings: 1) Generally, the social and religious conditions of the Madurese community are very religious and obedient to Islamic teachings, characterized by Aswaja Islam. Thus, the social and religious conditions of the Cangkreng and Jambu villages are derivatives of the social and religious conditions of Madura. Recently, however, these two villages have been disturbed by individuals with Wahhabi, MTA, and HTI ideologies. 2) The ijtihad of the mosque kiai in Cangkreng and Jambu is based on the principle of preserving beneficial old traditions while adopting new and better traditions. 3) The media used by the mosque kiai in Cangkreng include: istigasah, barzanji, yellow book study, sarwa gatherings, and Muslim gatherings. Meanwhile, the media used by the mosque kiai in Jambu include: events for Islamic holidays such as the Maulid of the Prophet Muhammad and Isra' Mi'raj, birth and death ceremonies (tahlil), sarwa, yellow book study, and istigasah.</p> 2025-09-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8319 PERBANDINGAN PENDIDIKAN: SISTEM PENDIDIKAN DI INONESIA DAN SINGAPURA 2025-11-07T04:11:57+00:00 Ika Kurniati Sofiani ikur.wafie@gmail.com Shinta Maya Sari mayasarshinta@gmail.com Fitri Oktofia fitrioktofia333@gmail.com Tanti Elmiah tantielmiah44@gmail.com Seri Astuti seriastuti40@gmail.com <p><em>Artikel ini membahas tentang program-program refomasi pendidikan di dua Negara dengan latar belakang dan kondisi serta ideologi yang berbeda yaitu Singapura dan Indonesia. Diantara program reformasi pendidikan di Singapura adalah Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, dan School Excellent Model. Sedangkan kebijakan reformasi pendidikan di Indonesia diantaranya diselenggarakan dengan desentralisasi pendidikan dalam kerangka manajemen berbasis sekolah, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013, serta program sertifikasi guru. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa Singapura telah berhasil menyelenggarakan reformasi pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kualitas pendidikan Singapura yang masuk dalam ranking teratas Negara-negara dengan pencapaian standar pendidikan internasional. Sementara itu, Indonesia nampak masih harus berjuang untuk mencapai tujuan reformasi pendidikan. Hasil implementasi pendidikan yang berbeda di kedua Negara ini tentu dikarenakan perbedaan latar belakang, serta kondisi sosial, ekonomi, politik budaya dan geografis kedua Negara tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelengaraan reformasi pendidikan di sebuah Negara.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This article discusses on educational reformation programs conducted in two countries which have different background as well as different ideology, social, economic, political, and geographical circumstances i.e., Singapore and Indonesia. Some of the main educational reform agendas in Singapore are Teach less, Learn More; Thinking School, Learning Nation, and School Excellent Model. Meanwhile, educational reform programs in Indonesia are conducted through educational decentralization within the framework of school based management, School-level Curriculum and the 2013Curriculum and teacher certification. It can be understood that Singapore has succeeded in conducting educational reform. This can be seen from the quality of Singaore’s education which has been ranked high in achieving he benchmark of international education standard. Meanwhile, Indonesia still needs to struggle to achieve the desired outcomes of educational reforms agendas. The differing result of educational reform revealed in these two countries resulted from different background of the countries. Thus, it can be concluded that there are a number of factors influencing the success of educational refoms agendas in a country.</p> 2025-09-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8320 ANALISIS LAYANAN ANAK DALAM PENGEMBANGAN LITERASI ANAK USIA DINI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN LABUHANBATU 2025-11-07T04:29:17+00:00 Rizki Mahyani Br Hasibuan rizkimahyani@gmail.com Khoirul Jamil khoiruljamil237@gmail.com Yusniah yusniah93@uinsu.ac.id <p><em>Penelitian ini membahas tentang Analisis Layanan Anak dalam Pengembangan Literasi Anak Usia Dini di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peran layanan anak dalam pengembangan literasi anak usia dini dan kendala dalam melakukan kegiatan layanan anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu, Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabuaten Labuhanbatu yang telah dipilih oleh peneliti sesuai dengan kriteria subjek penelitian.</em></p> <p><em>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis layanan anak yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabuaten Labuhanbatu yaitu layanan peminjaman koleksi, layanan bimbingan membaca, layanan mendongeng, layanan pertujunjukan audiovisual dan layanan bermain anak. Selain jenis layanan anak, perpustakaan juga menyediakan program mendongeng kunjungan ke sekolah-sekolah, adapula kegiatan forum anak yang diadakan di rumah baca di bawah naungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabuaten Labuhanbatu dimana anak-anak dapat belajar dengan menyenangkan sambil bermain. Dengan diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut anak-anak dapat lebih antusias dan senang berkunjung ke perpustakaan selain itu juga mampu mendorong anak dalam pengembagan literasi anak usia dini.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This study discusses the Analysis of Child Services in the Development of Early Childhood Literacy at the Labuhanbatu District Library and Archives Service. The purpose of this study was to determine the role of child services in developing early childhood literacy and the obstacles in carrying out early childhood literacy development. This study used a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection is done by observation, interviews, and documentation. The informants in this study were librarians from the Labuhanbatu Regency Library and Archives Service who had been selected by the researchers according to the criteria of the research subject.</p> <p>he result of this study indicate that the types of children's services availables at the Labuhanbatu District Library and Archives Service are collection lending services, reading guidance services, storytelling services, audiovisual performance services and children's servuces, the library also provides a storytelling program visiting schools, there are also children's forum activities held at the reading house under the aupices of the Labuhanbatu Regency Library and Archives Service where children can learn in a fun way and while playing. By holding these activities children can be more enthusiastic and hanppy to visit the library while also being able to encourage children in developing early childhood literacy.</p> 2025-09-15T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8321 DAMPAK BUDAYA DAN IDENTITAS TERHADAP PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR 2025-11-07T04:39:10+00:00 Reza Hawari rezahawari444@gmail.com Asbi asbi@umsu.ac.id Nabilla Hidayatul Fitri nabila20281@gmail.com Fitri Syaramadanti fitriharahap730@gmail.com <p><em>Konseling merupakan profesi yang bertujuan membantu individu mengatasi permasalahan hidup dan mengembangkan potensi diri secara optimal. Dalam proses konseling, hubungan antara konselor dan klien sangat penting. Oleh karena itu, pengembangan pribadi konselor menjadi krusial agar dapat membangun hubungan terapeutik yang efektif. Salah satu faktor yang memengaruhi pengembangan pribadi konselor adalah budaya dan identitas. Budaya mencakup nilai-nilai, kepercayaan, tradisi, dan norma yang dianut suatu kelompok masyarakat, sedangkan identitas merujuk pada cara individu mendefinisikan diri terkait karakteristik seperti ras, etnis, gender, orientasi seksual, agama, dan status sosial-ekonomi. Konselor yang berasal dari latar belakang budaya dan identitas berbeda dengan klien dapat mengalami kesulitan memahami perspektif klien secara mendalam, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Penelitian menunjukkan bahwa konselor yang memiliki kepekaan budaya dan pemahaman baik tentang identitas diri sendiri serta identitas klien akan lebih mampu membangun ikatan terapeutik efektif, memahami perspektif klien secara mendalam, dan memberikan intervensi yang tepat sesuai konteks budaya dan identitas klien. Oleh karena itu, konselor perlu mengembangkan kesadaran diri, kemampuan memahami dan menghargai budaya serta identitas klien, dan keterampilan komunikasi lintas budaya yang efektif. Pengembangan pribadi konselor terkait budaya dan identitas merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen jangka panjang. Konselor perlu terus merefleksikan dan mengevaluasi praktik mereka, serta berupaya meningkatkan kepekaan budaya, pemahaman identitas, dan keterampilan komunikasi lintas budaya agar dapat memberikan layanan konseling yang efektif, relevan, dan sensitif.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Counseling is a profession that aims to help individuals overcome life problems and develop their potential optimally. In the counseling process, the relationship between the counselor and the client is very important. Therefore, the counselor's personal development is crucial in order to build an effective therapeutic relationship. One of the factors that influence the counselor's personal development is culture and identity. Culture includes the values, beliefs, traditions, and norms adopted by a community group, while identity refers to how individuals define themselves in terms of characteristics such as race, ethnicity, gender, sexual orientation, religion, and socio-economic status. Counselors who come from different cultural backgrounds and identities than their clients may have difficulty understanding the client's perspective in depth, potentially causing misunderstandings.</p> <p>Research shows that counselors who have cultural sensitivity and a good understanding of their own identity and the identity of the client will be better able to build an effective therapeutic bond, understand the client's perspective in depth, and provide appropriate interventions according to the client's cultural context and identity. Therefore, counselors need to develop self-awareness, the ability to understand and appreciate the client's culture and identity, and effective cross-cultural communication skills. Counselor personal development related to culture and identity is an ongoing process that requires long-term commitment. Counselors need to continue to reflect on and evaluate their practice, and strive to improve cultural sensitivity, understanding of identity, and cross-cultural communication skills in order to provide effective, relevant, and sensitive counseling services.</p> 2025-09-15T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8322 MENELADANI KEGIGIHAN DAN SEMANGAT JUANG PARA TOKOH ISLAM KHULAFA UR-RASYIDIN DI ERA GEN-Z 2025-11-07T05:32:32+00:00 Fairuz Zahra Melani fairuzmelani02@gmail.com Ghaza Juliet ghazajuliet1@gmail.com Munawir munawirpgmi@pgmi.com <p>This research explains the importance of emulating the nature of khulafaur rasyidin in this day and age, Generation Z (Gen Z) lives in a digital and disruptive era. Amidst the onslaught of informatization and technology, it is important to have a strong individuality. Kulafaul Rashidin, the Islamic leaders after the Prophet Muhammad, can be a suitable role model for Gen Z, because of their praiseworthy and exemplary traits. The action plan for learning the struggle and character of Kulafa Rashiddin discusses the struggle and character of Kulafa Rashiddin in upholding the message of Allah SWT through the example of Kulafa Rashiddin's actions. Islamic religious education that emphasizes reconciliation and liberation from the tyranny of the ruler can be a solution to explain the nature of Hurafaul Rashidin. In this summary we will discuss the praiseworthy traits of the Khulafaur Rashidin such as honesty, simplicity, and justice and their relevance to the lives of Gen Z. This abstract also highlights the challenges Gen Z faces in emulating these characteristics. For example, the far-from-simple lifestyle of consumers and the difficulty of spreading fake news, which is the opposite of honesty. Ultimately, this research brief provides creative solutions to overcome these challenges, including the use of technology to spread the values of Khulafaur Rashidin.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Penelitian ini menjelaskan tentang pentingnya meneladani sifat khulafaur rasyidin di masa sekarang ini, Generasi Z (Gen Z) hidup di era yang serba digital dan disruptif. Di tengah gencarnya informatisasi dan teknologi, penting untuk memiliki individualitas yang kuat. Khulafaur Rasyidin, pemimpin Islam setelah Nabi Muhammad SAW, bisa menjadi teladan yang cocok bagi Gen Z, karena sifat-sifatnya yang terpuji dan layak dicontoh. Rencana aksi pembelajaran&nbsp; perjuangan dan karakter Khulafaur Rashiddin membahas tentang perjuangan dan karakter Khulafaur Rashiddin dalam menjunjung tinggi risalah Allah SWT melalui contoh tindakan Khulafaur Rashiddin. Pendidikan agama Islam yang menekankan pada rekonsiliasi dan pembebasan dari kezaliman penguasa dapat menjadi solusi untuk menjelaskan hakikat Khulafaur Rasyidin. Dalam rangkuman kali ini kita akan membahas tentang sifat-sifat terpuji yang dimiliki Khulafaur Rasyidin seperti kejujuran, kesederhanaan, dan keadilan serta relevansinya dengan kehidupan Gen Z. Abstrak ini juga menyoroti tantangan yang dihadapi Gen Z dalam meniru karakteristik tersebut. Misalnya, gaya hidup konsumen yang jauh dari kata sederhana dan sulitnya menyebarkan berita bohong, yang merupakan kebalikan dari kejujuran. Pada akhirnya, penelitian singkat ini memberikan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, termasuk penggunaan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai Khulafaur Rasyidin.</em></p> 2025-09-15T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8323 PEMAHAMAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN YANG BERKAITAN DENGAN ILMU PERPUSTAKAAN (MEMBACA DAN MENULIS) MENURUT AL-QURAN 2025-11-07T05:41:42+00:00 Miftahul Fikri fikrimiftahul334@gmail.com Irwansyah fikrimiftahul334@gmail.com Yusniah fikrimiftahul334@gmail.com <p><em>Masyarakat Muslim memahami pentingnya perpustakaan. Al-Qur'an adalah ajaran atau prinsip yang benar yang harus dimiliki umat Islam agar mereka dapat bangkit dari kesulitan. Jadi umat Islam kembali harus mengikuti ajarannya yaitu Al-Quran untuk bangkit dari kesulitan.</em></p> <p><em>Jenis Informasi yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata tidak diungkapkan dalam bentuk statistik atau angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif, yang mempunyai makna lebih dalam dari sekedar angka atau frekuensi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pemahaman ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan Alquran (membaca dan menulis).</em></p> <p><em>Urgensi membaca dapat dilihat pada urutan Wahyu pertama adalah surat al-'Alaq yang memberikan perintah kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca meskipun beliau seorang ummi, artinya beliau tidak bisa menulis dan membaca. Alam semesta, masyarakat, dan diri sendiri merupakan contoh teks tidak tertulis (Kauniyah) selain teks tertulis (Qauliyah). Membaca merupakan suatu objek karena dapat dilakukan dengan tulisan sekuler maupun materi spiritual bacaannya dapat dijangkau oleh setiap orang.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Islamic communities have found out the importance of libraries. so as for Muslims to rise from adversity, Muslims need to have correct teachings or concepts that determine dreams, and those teachings are the Koran which is the guide for Muslims. So Muslims have to again adhere to their teachings, specifically the Koran, so one can upward push from instances of adversity.</p> <p>This form of studies is qualitative studies with a descriptive approach, specifically the statistics obtained inside the form of phrases isn't always expressed in the form of numbers or statistical figures however in qualitative shape which has a richer meaning than simply numbers or frequencies. This studies was performed to describe the knowledge of verses from the Koran associated with library technological know-how (studying and writing) in keeping with the Koran.</p> <p>The urgency of reading can be visible from the command of the primary revelation in Surah al-'Alaq which ordered the Prophet Muhammad to study despite the fact that he changed into an ummi (not able to read and write). The object of analyzing is not handiest written texts (Qauliyah) but additionally unwritten texts (Kauniyah) consisting of the universe, society and oneself. analyzing isn't best sacred texts however additionally normal writings, in order that the object of analyzing is something that people can attain.</p> 2025-09-16T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8324 PEMANFAATAN SITUS WEB PERPUSTAKAAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN OLEH MAHASISWA DALAM MENGAKSES SISTEM INFORMASI 2025-11-07T05:50:18+00:00 Kartika Amelia Nasution krtkamelia11@gmail.com Abdul Karim Batubara krtkamelia11@gmail.com Indira Fatra Deni krtkamelia11@gmail.com <p><em>Perkembangan teknologi memengaruhi sistem informasi, terutama di bidang perpustakaan. Penelitian ini mengevaluasi usability website Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan menggunakan System Usability Scale (SUS). Teknologi informasi penting untuk meningkatkan efisiensi layanan perpustakaan. Penelitian menyoroti tantangan perpustakaan dalam beradaptasi dengan teknologi, dengan solusi praktis dari media informasi berbasis elektronik. Konsep perpustakaan digital diimplementasikan untuk memberikan akses cepat dan efisien, meski penelitian mengidentifikasi masalah akses dan waktu tidak teratur pada website perpustakaan. </em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukkan tingkat usability "OK" namun Net Promoter Score (NPS) menunjukkan sikap pengguna yang pasif. Analisis SUS menunjukkan website mudah dipelajari, efisien, dan memuaskan, meski ada tanggapan bervariasi terkait kesalahan. Meskipun demikian, pengguna menyatakan kepuasan secara keseluruhan. Penelitian ini memberikan wawasan pada usability website perpustakaan, menyoroti area perbaikan, dan menekankan pentingnya evaluasi dan peningkatan berkelanjutan untuk memenuhi ekspektasi pengguna.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>Technological developments affect information systems, especially in the library sector. This research evaluates the usability of the Medan Ministry of Health Polytechnic Health Library website using the System Usability Scale (SUS). Information technology is important to increase the efficiency of library services. The research highlights the challenges of libraries in adapting to technology, with practical solutions from electronic-based information media. The digital library concept was implemented to provide fast and efficient access, although research identified access problems and irregular times on library websites.</p> <p>The research results show the usability level is "OK" but the Net Promoter Score (NPS) shows a passive user attitude. SUS analysis showed the website was easy to learn, efficient, and satisfactory, although there were varying responses regarding errors. Despite this, users expressed overall satisfaction. This research provides insight into the usability of library websites, highlights areas for improvement, and emphasizes the importance of continuous evaluation and improvement to meet user expectations.</p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8325 PROFIL KITAB TAFSIR NAZM AD-DURAR FI TANASUB AL-AYAH WA AL-SUWAR KARYA AL-BIQA’I DAN TAFSIR AL-MISHBAH KARYA M. QURAISH SHIHAB 2025-11-07T05:57:32+00:00 Andi Muh. Afwaz Fafaza Rif’ah afwazfafaza@gmail.com 2025-09-18T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8326 PENDIDIKAN KARAKTER DAN NILAI ISLAMI DI ERA MILENIAL 2025-11-07T06:10:06+00:00 Yuma Fardiya yumahandien77ff@gmail.com Mita Nuril mitanurilfauziah@gmail.com Munawir munawirpgmi@pgmi.com 2025-09-16T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8327 PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MELAYANI PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ASAHAN 2025-11-07T06:18:58+00:00 Elsa Annisa Batu Bara elsaannisabatubara@gmail.com Anang Anas Azhar elsaannisabatubara@gmail.com Syahrul Abidin elsaannisabatubara@gmail.com <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi interpersonal pustakawan dan pemustaka serta faktor penghambat yang dialami pustakawan terhadap pemustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penelitian deskriptif yang menggunakan wawancara untuk mendeskripsikan data yang diperoleh peneliti secara langsung, untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci bagaimana penerapan komunikasi interpersonal pustakawan dalam melayani pemustaka di Perpustakaan Universitas Asahan. </em></p> <p><em>Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada 6 informan yaitu 3 Pustakawan dan 3 Pemustaka Universitas Asahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan komunikasi interpersonal pustakawan dan pemustaka dalam sikap keterbukaan, empati, dan dukungan dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka masih mempunyai kekurangan, sedangkan dalam sikap rasa positif dan kesetaraan dalam memberikan pelayanan sudah cukup baik. Hambatan pustakawan dalan memberikan pelayanan kepada pemustaka adalah kurangnya sensitivitas dan kurangnya informasi.</em></p> <p><strong>Abstract </strong></p> <p>This study aims to determine the application of interpersonal communication librarians and users and the inhibiting factors experienced by librarians towards users. The research method used is a qualitative method with descriptive research that uses interviews to describe the data obtained by researchers directly, to obtain a clear and detailed picture of how librarian interpersonal communication is applied in serving users at the Asahan University Library.</p> <p>The data collection techniques used in this study were observation, interviews and documentation. Furthermore, the researchers conducted interviews with 6 informants, namely 3 Librarians and 3 Librarians of Asahan University. The results of this study indicate that the application of interpersonal communication for librarians and users in an attitude of openness, empathy, and support in providing services to users still has deficiencies, whereas in an attitude of positive feeling and equality in providing services it is quite good. Obstacles for librarians in providing services to users are the lack of sensitivity and lack of information.</p> 2025-09-16T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8331 SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN: ANALISIS KUALITATIF 2025-11-10T04:46:54+00:00 Andri andhriy@gmail.com Heldy Ramadhan Putra Pembangunan heldyramadhan09@gmail.com <p>This study aims to analyze the success of the existing education quality assurance system at Nurhidayah Integrated Islamic High School. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. The research was conducted with observation, interview, and documentation approaches as a data collection technique. The results of the study show that the quality assurance system at Nur Hidayah Integrated Islamic High School includes: Determination of quality standards in accordance with the minimum criteria in the National Education Standards and collaborated with the Quality Standards of the Integrated Islamic School Network. The school's Internal Quality Assurance Team consists of the following elements: Principal, Vice Principal, Foundation and School Committee. The success of the quality of education is greatly influenced by the following supporting factors: qualified educators and education personnel, selected students, cooperative guardians, sufficient funding, regular coordination and evaluation meetings by school leaders. Meanwhile, a number of factors inhibiting the achievement of the quality of education can be identified as follows: the understanding of related parties in implementing the quality assurance system is still lacking, the fulfillment of facilities and infrastructure standards is less than optimal, the density of school activities that can affect the learning process that is not optimal so that it is not always in accordance with the learning plan that has been made by the teacher.</p> <h2>Abstrak</h2> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan sistem penjaminan mutu pendidikan yang ada pada SMA Islam Terpadu Nurhidayah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan pendekatan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian meunjukkan bahwa Sistem penjaminan mutu di SMA Islam Terpadu Nur Hidayah mencakup : Penetapan standar mutu sesuai dengan kriteria minimal dalam Standar Nasional Pendidikan dan dikolaborasikan dengan Standar Mutu Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Tim Penjamin mutu Internal sekolah terdiri dari unsur : Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Yayasan dan Komite Sekolah. Keberhasilan mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung sebagai berikut : pendidik dan tenaga kependidikan yang qualified, siswa yang terseleksi, walimurid yang kooperatif, pendanaan yang cukup, rapat koordinasi dan evaluasi yang&nbsp; rutin oleh pimpinan sekolah. Sedangkan sejumlah faktor penghambat tercapainya mutu pendidikan, dapat diidentifikasi sebagai berikut : pemahaman pihak-pihak terkait dalam melaksanakan sistem penjaminan mutu masih kurang, pemenuhan standar&nbsp; sarana dan prasarana yang kurang optimal, padatnya kegiatan sekolah yang dapat berpengaruh pada proses pembelajaran yang kurang maksimal sehingga tidak selalu sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh Guru.</em></p> 2025-09-16T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8332 OPTIMALISASI MEDIA FILM DALAM DAKWAH DIGITAL: ANALISIS PESAN AKIDAH, SYARIAH, DAN AKHLAK DALAM MERINDU CAHAYA DE AMSTEL 2025-11-10T05:03:32+00:00 Al Kahfi alkafi588@gmail.com Nurul Fadilah fdlhnurul81@gmail.com <p><em>Penelitian ini mengkaji dakwah sebagai upaya menyampaikan ajaran Islam dengan memanfaatkan media modern, salah satunya film. Di era digital, da'i dituntut kreatif dalam memilih media agar pesan dakwah dapat diterima dengan baik oleh mad'u. Film Merindu Cahaya De Amstel dipilih sebagai objek penelitian karena mengandung pesan-pesan keagamaan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan film tersebut dan menganalisis pesan dakwah terkait akidah, syariah, dan akhlak. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan isi analisis berdasarkan teori semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini menyampaikan pesan dakwah meliputi keyakinan, perintah, larangan, ibadah sosial, adab, dan budi pekerti yang baik. Melalui film ini, dakwah dapat dilakukan secara inovatif, menjadikan media sebagai sarana untuk memperluas penyebaran nilai-nilai Islam secara inspiratif, Penelitian ini menekankan pentingnya pemanfaatan media kreatif dalam menyampaikan pesan dakwah, agar mampu menjangkau generasi muda dan masyarakat umum secara lebih inklusif dan menarik.</em></p> <h3>Abstract</h3> <p>This research examines da'wah as an effort to convey Islamic teachings by utilizing modern media, one of which is film. In the digital era, da'is are required to be creative in selecting media so that the da'wah message can be well received by the audience (mad'u). The film <em>Merindu Cahaya De Amstel</em> was chosen as the object of study because it contains religious messages. This research aims to describe the film and analyze the da'wah messages related to faith, sharia, and morals.</p> <p>The study employs a qualitative descriptive method with content analysis based on Ferdinand De Saussure's semiotic theory. The findings reveal that the film conveys da'wah messages including beliefs, commandments, prohibitions, social worship, manners, and good character. Through this film, da'wah can be conducted innovatively, making media a means to expand the dissemination of Islamic values in an inspiring manner.</p> <p>This research emphasizes the importance of utilizing creative media in delivering da'wah messages to reach the younger generation and the general public in a more inclusive and engaging way.</p> <p>&nbsp;</p> 2025-09-16T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8333 KONTEKSTUALISASI PEMBELAJARAN BERBASIS PRINSIP ISLAM DALAM MODERASI BERAGAMA 2025-11-10T05:29:49+00:00 Abdul Shohib Fiqriyana shohibabdul127@gmail.com <p><em>Artikel ini meneliti kontekstualisasi Prinsip Pembelajaran Islam dalam Moderasi Beragama. Masalah umum adalah bagaimana menggunakan Prinsip Islam dalam dinamika pendidikan modern. Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan untuk menjawab tantangan waktu dan perkembangan sosial yang membutuhkan pendekatan baru untuk mengajarkan nilai -nilai agama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengembangkan strategi yang efektif untuk mengintegrasikan nilai Moderasi Beragama ke dalam Kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah penelitian perpustakaan dengan memeriksa literatur dalam kaitannya dengan teori kontekstualisasi dan praktik Moderasi beragama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan terkait konteks yang tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa dan penilaian Moderasi Beragama dan memperkuat peran guru sebagai pialang belajar. Studi kasus yang termasuk dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa kontekstualisasi Pembelajaran Islam dapat digunakan dengan sukses dalam berbagai pengaturan pendidikan dan memberikan pengetahuan yang berharga dalam pengembangan Moderasi beragama siswa didalam kehidupan sehari-hari.</em></p> <p>&nbsp;</p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8334 HUMANISME ALI SYARI’ATI: QS. IBRAHIM AYAT 4 SEBAGAI LANDASAN KEBERPIHAKAN MAHASISWA TERHADAP MASYARAKAT BAWAH 2025-11-10T05:38:34+00:00 Fiqi Restu Subekti fiqirestu912@gmail.com Shofiyullah Muzammil shofiyullah.mz@uin-suka.ac.id Dendi Nugraha dendinugraha2508@gmail.com <p><em>This research discusses Ali Shari’ati’s humanism thinking in the context of student’s alignment with the lower classes, by interpreting QS. Ibrahim verse 4. Shari’ati criticised the concept of Western humanism (liberalism, marxism and existentialism) which he considered too materialistic and did not take into account the spiritual dimension of man. Instead, he offers a tawhid-based humanism that emphasises man’s role as God’s representative on earth, with the main task of freeing the oppressed from social and structural shackles. This research uses a qualitative method with a literature study approach, analysing Ali Shari’ati’s works and other supporting literature. The results show that Ali Shari’ati’s concept of humanism encourages students to act as rausyan fikr (enlightened intellectuals) who are active in social change. Student’s alignment with the lower society must be manifested in the form of advocacy, empowerment, and real action based on religious and ethical values. By understanding Ali Shari’ati’s humanism, students can develop critical awareness and act as agents of change who contribute to social justice. This article asserts that siding with the oppressed is not just a moral choice, but also part of intellectual and spiritual responsibility.</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Penelitian ini membahas tentang pemikiran humanisme Ali Syari’ati dalam konteks keberpihakan mahasiswa kepada masyarakat kelas bawah, dengan menafsirkan QS. Ibrahim ayat 4. Syari’ati mengkritisi konsep humanisme Barat (liberalisme, marxisme, dan eksistensialisme) yang dianggapnya terlalu materialistis dan tidak memperhitungkan dimensi spiritual manusia. Sebaliknya, ia menawarkan humanisme berbasis tauhid yang menekankan peran manusia sebagai wakil Tuhan di bumi, dengan tugas utama membebaskan kaum tertindas dari belenggu sosial dan struktural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, menganalisis karya-karya Ali Syari’ati dan literatur pendukung lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep humanisme Ali Syari’ati mendorong mahasiswa untuk berperan sebagai rausyan fikr (intelektual yang tercerahkan) yang aktif dalam perubahan sosial. Keberpihakan mahasiswa kepada masyarakat kelas bawah harus diwujudkan dalam bentuk advokasi, pemberdayaan, dan tindakan nyata yang berlandaskan pada nilai-nilai agama dan etika. Dengan memahami humanisme Ali Syari’ati, mahasiswa dapat mengembangkan kesadaran kritis dan bertindak sebagai agen perubahan yang berkontribusi pada keadilan sosial. Artikel ini menegaskan bahwa berpihak pada yang tertindas bukan sekadar pilihan moral, tetapi juga bagian dari tanggung jawab intelektual dan spiritual.</em></p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8308 ANALISIS SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TARI ZAPIN MELAYU 2025-11-03T04:50:47+00:00 Areefa Zahira Putri areefaputri69@gmail.com Julia Nofiani jnofiani@gmail.com Arliani Saputri arlianisaputri23@gmail.com Muhammad Ardiansyah ardiansyahbro558@gmail.com Maryamah maryamah_uin@radenfatah.ac.id <p>Zapin Melayu, a prominent traditional Malay dance, stands as a vibrant embodiment of Malay cultural heritage in Southeast Asia. This article offers a comprehensive exploration of Zapin Melayu, delving into its multifaceted dimensions. Originating from Arab influences, particularly the Hadhramaut region, Zapin Melayu has evolved into a distinct Malay artistic expression, characterized by its lively tempo, intricate footwork, and graceful hand movements. Accompanied by traditional musical instruments such as the&nbsp;gambus,&nbsp;marwas,&nbsp;gendang, and&nbsp;biola, Zapin Melayu performances are rich in rhythm and melody. Beyond its aesthetic appeal, this dance holds profound cultural and social significance for Malay communities. It functions as a crucial marker of Malay identity, reflecting historical connections, social values, and communal unity. This article examines the historical trajectory of Zapin Melayu, tracing its development and adaptation across different Malay regions. It analyzes the choreographic elements, musical structures, and symbolic meanings embedded within the dance, highlighting its role in social gatherings, ceremonies, and cultural celebrations. Furthermore, the article discusses the contemporary status of Zapin Melayu, addressing efforts towards its preservation and promotion in the face of modernization and globalization. Ultimately, this study underscores the enduring importance of Zapin Melayu as a living heritage, continually contributing to the richness and diversity of Malay culture and artistic traditions.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Zapin Melayu, sebuah tarian tradisional Melayu yang terkemuka, berdiri sebagai perwujudan dinamis dari warisan budaya Melayu di Asia Tenggara. Artikel ini menawarkan eksplorasi komprehensif tentang Zapin Melayu, menggali dimensi-dimensinya yang beragam. Berasal dari pengaruh Arab, khususnya wilayah Hadhramaut, Zapin Melayu telah berkembang menjadi ekspresi seni Melayu yang khas, dicirikan oleh temponya yang hidup, gerakan kaki yang rumit, dan gerakan tangan yang anggun. Diiringi oleh alat musik tradisional seperti&nbsp;gambus,&nbsp;marwas,&nbsp;gendang, dan&nbsp;biola, pertunjukan Zapin Melayu kaya akan ritme dan melodi. Lebih dari sekadar daya tarik estetikanya, tarian ini memiliki signifikansi budaya dan sosial yang mendalam bagi masyarakat Melayu. Ia berfungsi sebagai penanda penting identitas Melayu, mencerminkan koneksi historis, nilai-nilai sosial, dan persatuan komunal. Artikel ini mengkaji lintasan sejarah Zapin Melayu, menelusuri perkembangan dan adaptasinya di berbagai wilayah Melayu. Artikel ini menganalisis elemen koreografi, struktur musik, dan makna simbolis yang tertanam dalam tarian, menyoroti perannya dalam pertemuan sosial, upacara, dan perayaan budaya. Lebih jauh, artikel ini membahas status kontemporer Zapin Melayu, membahas upaya pelestarian dan promosinya dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi. Pada akhirnya, studi ini menekankan pentingnya Zapin Melayu yang berkelanjutan sebagai warisan hidup, yang terus menerus berkontribusi pada kekayaan dan keragaman budaya dan tradisi seni Melayu.</em></p> 2025-09-26T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8335 ANALISIS PELAPORAN KEUANGAN DESA BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) DI DESA BULIE, KECEMATAN SIBULUE, KABUPATEN BONE 2025-11-10T05:45:07+00:00 Nasrul nasrulbone394@gmail.com Muhammad Yamin husfahmaipal@gma.com Muhammad Ardi ardi6594@gmail.com <p>This study aims to determine whether the Village Government of Bulie has implemented accounting standards in presenting its village financial reports. The research methodology used is qualitative research. The data sources include primary data obtained through direct interviews with the village secretary of Bulie and secondary data derived from relevant documents. The research location is in Bulie Village, Sibulue Subdistrict, Bone Regency. The findings indicate that the financial reporting in Bulie Village is not yet fully aligned with or does not entirely meet several principles of the Government Accounting Standards (SAP). The village government currently prepares only two types of financial reports, while to comply with SAP, seven types of financial statements are required, namely the Budget Realization Report (LRA), the Statement of Changes in Budget Surplus (LPSAL), the Balance Sheet (LN), the Statement of Changes in Equity (LPE), the Operational Report (LO), the Cash Flow Statement (LAK), and the Notes to the Financial Statements (CALK). Based on these findings, it is recommended that the Village Government of Bulie regularly conducts outreach, education, and training for village officials to enhance their understanding of the alignment and regulations related to financial management in accordance with the Government Accounting Standards (SAP).</p> <h2>Abstrak</h2> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam menyajikan laporan keuangan desa, Pemerintah Desa Bulie sudah menerapkan standar akuntansi dalam pelaporan keungan desa. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan sekertaris desa bulie sedangkan data skunder diperoleh dari dokumen yang berkaitan. Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Bulie Kecamatan Sibulue Kabipaten Bone. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaporan keuangan di Desa Bulie, belum relevan atau belum memenuhi beberapa prinsip Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Sebagaimana pemerintah Desa Bulie hanya membuat dua jenis laporan keuangan, untuk membuat laporan keuangan Desa yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) memerlukan tujuh jenis laporan keuangan diantaranya Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), Laporan Neraca (LN), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Oprasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Berdasarkantemuan ini, disarankan agar pemerintah Desa Bulie diharapkan sering mengadakan sosialisasi, pendidikan serta pelatihan kepada aparatur Desa terkait keselarasan dan aturan-aturan lain yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) agar bisa lebih memahami tentang Standar Akuntasi Pemerintah (SAP).</em></p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8336 PRINSIP AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM TASAWUF DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM 2025-11-10T05:54:03+00:00 Masfiyatul Ula ulamasfiyatul@gmail.com Nur Shinta Rahma Aulia nrshntrhmala@gmail.com Moh Kusno kusno@iai-tabah.ac.id <p><em>Penelitian ini membahas prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) dalam tasawuf dan relevansinya terhadap pendidikan Islam. Dengan metode studi kepustakaan, ditemukan bahwa nilai-nilai Aswaja seperti moderat, seimbang, adil, dan toleran menjadi dasar tasawuf yang fokus pada pembentukan akhlak dan spiritualitas. Dalam konteks pendidikan Islam, tasawuf membantu membentuk karakter, memperkuat nilai moral-spiritual, dan mengatasi krisis etika. Pendidikan sufistik menekankan transformasi kepribadian, keteladanan guru, serta adab dalam relasi murid dan pendidik. Kesimpulannya, tasawuf berbasis Aswaja relevan untuk diintegrasikan dalam pendidikan Islam guna mencetak manusia yang berilmu, berakhlak,&nbsp;dan&nbsp;spiritual.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This study explores the principles of Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) in Sufism and their relevance to Islamic education. Using a literature review method, it finds that Aswaja values—such as moderation, balance, justice, and tolerance—form the foundation of Sufism focused on character building and spiritual development. In Islamic education, Sufism contributes to shaping student character, reinforcing moral and spiritual values, and addressing ethical crises. Sufi education emphasizes personal transformation, teacher role modeling, and respectful student-teacher relationships. The study concludes that Aswaja-based Sufi values are highly relevant to be integrated into Islamic education to develop knowledgeable, ethical, and spiritually grounded&nbsp;individuals.</p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8337 STRATEGI PENDANAAN MELALUI LEASING SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN AKSES MODAL DAN DIVERSIFIKASI INSTRUMEN INVESTASI BAGI MASYARAKAT 2025-11-10T06:01:29+00:00 Meli Inayatah meliinayatah2734@gmail.com Maulidiyah ldyh174@gmail.com M. Setiawan setiawanmwawan88@gmail.com Ahmad Zihad Luqmansyah Zia zihadluqman23@gmail.com Arina Rofiko arinarofiko@gmail.com <p>Leasing has become an effective financing alternative, especially for micro, small, and medium enterprises (MSMEs), to acquire necessary assets without needing significant upfront capital. This article discusses the role of leasing in enhancing MSMEs' access to capital and its contribution to investment instrument diversification. Despite offering numerous benefits, the implementation of leasing still faces challenges, such as limited public understanding of its mechanisms, regulatory barriers, and economic uncertainty. Therefore, improvements in regulations, financial literacy, and tailoring leasing products to MSME needs are essential for the sector's optimal development. This article also provides recommendations for financial institutions and the government to enhance support for MSMEs in utilizing leasing as a more flexible and affordable financing alternative.</p> <h2>Abstrak</h2> <p><em>Leasing telah menjadi alternatif pembiayaan yang efektif, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk memperoleh aset yang diperlukan tanpa harus mengeluarkan modal besar di awal. Artikel ini membahas peran leasing dalam meningkatkan akses modal bagi UMKM, serta kontribusinya dalam diversifikasi instrumen investasi. Meskipun menawarkan banyak manfaat, implementasi leasing masih menghadapi tantangan, seperti kurangnya pemahaman masyarakat mengenai mekanisme leasing, hambatan regulasi, dan ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan regulasi, peningkatan literasi keuangan, dan penyesuaian produk leasing dengan kebutuhan UMKM agar sektor ini dapat berkembang secara optimal. Artikel ini juga memberikan saran bagi lembaga keuangan dan pemerintah untuk meningkatkan dukungan terhadap UMKM dalam memanfaatkan leasing sebagai alternatif pembiayaan yang lebih fleksibel dan terjangkau.</em></p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8338 HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI DALAM HUKUM ISLAM DI INDONESIA 2025-11-10T06:12:15+00:00 Muhammad Daffa Hanif hdaffa0@gmail.com Muhammad April hdaffa0@gmail.com Jumni Nelli hdaffa0@gmail.com <p><em>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hak dan kewajiban suami istri dalam rumah tangga menurut perspektif Islam serta hukum positif di Indonesia. Dalam Islam, keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan prinsip utama dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Suami memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan nafkah dan perlindungan kepada istri, sementara istri memiliki kewajiban untuk menaati suaminya dalam perkara yang ma’ruf serta menjaga kehormatan rumah tangga. Selain perspektif Islam, penelitian ini juga mengkaji hak dan kewajiban suami istri berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia untuk memahami bagaimana hukum nasional mengatur hubungan dalam rumah tangga.</em></p> <p><em>Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sumber data yang digunakan meliputi Al-Qur’an, hadis, kitab-kitab fikih klasik dan kontemporer, serta peraturan perundang-undangan seperti Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Analisis dilakukan dengan pendekatan deskriptif untuk memahami konsep hak dan kewajiban suami istri dalam konteks hukum Islam dan hukum positif di Indonesia.</em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam dan hukum nasional menekankan keseimbangan serta keadilan dalam hubungan suami istri. Suami memiliki hak untuk ditaati dalam perkara yang ma’ruf dan diperlakukan dengan baik oleh istri, sementara istri berhak mendapatkan nafkah yang layak serta perlakuan yang penuh kasih sayang. Implementasi hak dan kewajiban yang seimbang ini berperan penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga serta menciptakan lingkungan keluarga yang Islami dan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.</em></p> <h3 style="text-align: center;" align="center"><span lang="EN-ID">Abstract</span></h3> <p style="text-align: justify;">This research aims to analyze the rights and obligations of husbands and wives in a household from the perspective of Islam as well as positive law in Indonesia. In Islam, the balance between rights and obligations is a fundamental principle in building a harmonious household. The husband has the primary responsibility to provide for and protect his wife, while the wife is obligated to obey her husband in matters that are considered good (ma’ruf) and to maintain the honor of the household.</p> <p style="text-align: justify;">In addition to the Islamic perspective, this study also examines the rights and obligations of husbands and wives based on the Compilation of Islamic Law (KHI) and the Marriage Law in Indonesia to understand how national law regulates household relationships.</p> <p style="text-align: justify;">This research was conducted using qualitative methods with a literature study approach. The data sources include the Qur'an, hadith, classical and contemporary fiqh texts, as well as legislation such as the Compilation of Islamic Law (KHI) and Law Number 1 of 1974 concerning Marriage. The analysis was performed using a descriptive approach to understand the concepts of rights and obligations of husbands and wives within the context of Islamic law and positive law in Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">The findings indicate that both Islam and national law emphasize balance and justice in the husband-wife relationship. The husband has the right to be obeyed in matters that are good and to be treated well by his wife, while the wife is entitled to receive adequate financial support and loving treatment. The implementation of these balanced rights and obligations plays a crucial role in maintaining household harmony and creating a family environment that is Islamic and compliant with existing laws in Indonesia.</p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8339 RELEVANSI PEMIKIRAN AL-GHAZALI TERHADAP TANTANGAN SEKULARISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM MODERN 2025-11-10T06:21:22+00:00 Kayla Nurul Tahira kaylantahira@upi.edu Dinda Nauli Putri dindanp@upi.edu Wridan Fauzi Rahman Shodri wirdanfauzi@upi.edu Aini Qolbiyah ainiqolbiyy523@upi.edu Muhamad Parhan muhamadparhan@upi.edu <p>This article discusses the relevance of Al-Ghazali’s thought in addressing the challenges of secularism in modern Islamic education. The main problem explored is how secularism, which separates religious values from the educational system, can weaken the character and spirituality of Muslim students. This study employs a qualitative approach through literature review of Al-Ghazali’s works and related Islamic educational literature. The findings indicate that Al-Ghazali emphasizes the integration of knowledge and spiritual values, so that education is not only oriented toward intellectual achievement but also moral and ethical development. The proposed solution is the implementation of Al-Ghazali’s holistic educational concept, which balances&nbsp;aqli&nbsp;(rational) and&nbsp;naqli&nbsp;(revealed) sciences. The main finding of this article confirms that Al-Ghazali’s thought is highly relevant for overcoming the dichotomy between religious and secular sciences caused by secularism, and for strengthening Islamic identity in the era of globalization. The conclusion of this study highlights the importance of revitalizing the role of teachers and developing an integrative curriculum based on Islamic values to build a high-quality and competitive Islamic education.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Artikel ini membahas relevansi pemikiran Al-Ghazali dalam menghadapi tantangan sekularisme pada pendidikan Islam modern. Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana sekularisme, yang memisahkan nilai agama dari sistem pendidikan, dapat melemahkan pembentukan karakter dan spiritualitas peserta didik Muslim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi pustaka terhadap karya-karya Al-Ghazali dan literatur terkait pendidikan Islam. Hasil kajian menunjukkan bahwa Al-Ghazali menekankan pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai spiritual, sehingga pendidikan tidak hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pembentukan moral dan akhlak. Solusi yang diusulkan adalah penerapan konsep pendidikan menurut Al-Ghazali, yang menggabungkan ilmu&nbsp;aqli&nbsp;dan&nbsp;naqli&nbsp;secara seimbang. Temuan utama artikel ini menegaskan bahwa pemikiran Al-Ghazali sangat relevan untuk mengatasi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum akibat sekularisme, serta memperkuat identitas keislaman di era globalisasi. Simpulan dari kajian ini adalah perlunya revitalisasi peran guru dan pengembangan kurikulum integratif berbasis nilai-nilai Islam untuk membangun pendidikan Islam yang berkualitas dan berdaya saing.</em></p> 2025-09-18T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8340 MENELUSURI JEJAK PEMIKIRAN AL-GHAZALI: DARI KRITIK FILSAFAT HINGGA SINTESIS ILMU DAN SPIRITUALITAS 2025-11-10T06:40:25+00:00 Muhammad Zaky Dhiyaul Haq mzakydhiyaulhaq@upi.edu Brenda ramadhanibrenda@upi.edu Najwa Azahra azahranajwa28@upi.edu Muhamad Parhan muhamadparhan@upi.edu <p><em>Artikel ini mengkaji pemikiran Imam Al-Ghazali (1058-1111 M), salah satu tokoh intelektual terkemuka dalam sejarah Islam yang dikenal dengan gelar Hujjat al-Islam. Melalui pendekatan historis dan analisis kritis terhadap karya-karyanya, penelitian ini menggali kontribusi signifikan Al-Ghazali dalam bidang filsafat, teologi, dan tasawuf, serta sintesis komprehensif yang ia bangun di antara berbagai dimensi keilmuan Islam. Kajian ini membahas latar belakang sosio-politik masa Al-Ghazali, perjalanan intelektual dan spiritualnya, serta karya-karya monumentalnya seperti Tahafut al-Falasifah dan Ihya' Ulum al-Din. Fokus utama penelitian adalah epistemologi Al-Ghazali, kritiknya terhadap rasionalisme filosofis, konsepsi tentang hubungan akal dan wahyu, serta kontribusinya dalam melegitimasi tasawuf ke dalam ortodoksi Islam. Lebih jauh, artikel ini menganalisis relevansi pemikiran Al-Ghazali dalam konteks modern, terutama dalam menjawab tantangan globalisasi, sekularisasi, dan krisis moralitas. Temuan menunjukkan bahwa pemikiran Al-Ghazali menawarkan kerangka integratif yang menyeimbangkan rasionalitas dan spiritualitas, serta memiliki potensi kontributif dalam pengembangan pendidikan Islam kontemporer dan dialog antara tradisi dan modernitas. Penelitian ini memperkaya diskursus akademik dengan menyajikan perspektif komprehensif tentang warisan intelektual Al-Ghazali dan signifikansinya bagi pemikiran Islam saat ini</em><em>.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This article examines the thought of Imam Al-Ghazali (1058–1111 CE), one of the most prominent intellectual figures in Islamic history, renowned by the title <em>Hujjat al-Islam</em>. Through a historical approach and critical analysis of his works, this study explores Al-Ghazali’s significant contributions to philosophy, theology, and Sufism, as well as the comprehensive synthesis he constructed among various dimensions of Islamic knowledge. The research discusses the socio-political background of Al-Ghazali's era, his intellectual and spiritual journey, and his monumental works such as <em>Tahafut al-Falasifah</em> and <em>Ihya' Ulum al-Din</em>. The main focus of this study is Al-Ghazali's epistemology, his critique of philosophical rationalism, his conception of the relationship between reason and revelation, and his contribution to legitimizing Sufism within Islamic orthodoxy. Furthermore, this article analyzes the relevance of Al-Ghazali’s thought in the modern context, particularly in addressing the challenges of globalization, secularization, and moral crisis. The findings suggest that Al-Ghazali’s thought offers an integrative framework that balances rationality and spirituality, and holds significant potential for contributing to the development of contemporary Islamic education and the dialogue between tradition and modernity. This study enriches academic discourse by presenting a comprehensive perspective on Al-Ghazali's intellectual legacy and its significance for contemporary Islamic thought.</p> 2025-09-18T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8341 PERAN LEASING DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN AKSES MODAL KERJA DI KALANGAN MASYARAKAT: SUATU KAJIAN LITERATUR 2025-11-10T06:57:37+00:00 Randy Satya Ramadhani randysatya.rama@gmail.com Ilma Nafrotil Ula ilmanafula22@gmail.com Mohammad Arief Ghozali ariefghozali935@gmail.com Siti Amilatus Sholikha sitiamilatussholikha06@gmail.com Yesyi Ani Irma yesyiirma@gmail.com Adela Lora Tri Andini adelaloraa42@gmail.com <p>Leasing is a crucial financing alternative for Small and Medium Enterprises (SMEs) in Indonesia, which often face challenges in obtaining working capital through traditional loans. This article discusses the role of leasing in entrepreneurship development, focusing on ease of access, payment flexibility, and the ability for entrepreneurs to acquire necessary assets without significant initial capital. However, there are several challenges faced by entrepreneurs, such as limited understanding of leasing concepts, difficulties in meeting collateral requirements, and the risks of payment delays that can hinder business growth. Therefore, it is essential for entrepreneurs to enhance their understanding of leasing and for the government to strengthen regulations and oversight of the leasing industry. With these measures, leasing can be an effective solution to support business development in Indonesia.</p> <h2>Abstrak</h2> <p><em>Leasing merupakan alternatif pembiayaan yang sangat penting bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia, yang sering menghadapi kendala dalam memperoleh modal kerja melalui pinjaman tradisional. Artikel ini membahas peran leasing dalam pengembangan kewirausahaan, dengan fokus pada kemudahan akses, fleksibilitas pembayaran, dan kemampuan pengusaha untuk memperoleh aset yang dibutuhkan tanpa modal awal yang besar. Meskipun demikian, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh pengusaha, seperti keterbatasan pemahaman tentang konsep leasing, kesulitan dalam memenuhi persyaratan jaminan, dan risiko keterlambatan pembayaran yang dapat menghambat perkembangan usaha. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang leasing dan bagi pemerintah untuk memperkuat regulasi dan pengawasan industri leasing. Dengan langkah-langkah tersebut, leasing dapat menjadi solusi efektif untuk mendukung pengembangan usaha di Indonesia.</em></p> 2025-09-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8342 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA LEMBAGA DAKWAH MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) 2025-11-10T07:19:41+00:00 Dinda Luthfiaturrahmah Alhaq dindaluthfiaturrahmah@gmail.com Cecep Castrawijaya cecepcastrawijaya@uinjkt.ac.id <p><em>Latar belakang penelitian ini berfokus pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang memberikan dampak signifikan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di lembaga dakwah, khususnya di Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam era digital, lembaga dakwah dihadapkan pada tantangan untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan secara efektif kepada masyarakat, terutama generasi muda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh TIK terhadap pengembangan SDM di MUI serta untuk mengeksplorasi pentingnya pembinaan karakter dan spiritual dalam konteks ini. Metode penelitian yang digunakan adalah library research, yang melibatkan pengumpulan dan analisis dokumen resmi MUI, literatur terkait, dan sumber online yang relevan. Data yang dikumpulkan dianalisis secara mendalam untuk mengidentifikasi tema dan informasi penting mengenai penerapan teknologi dalam dakwah dan pengembangan SDM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MUI telah memanfaatkan teknologi digital, seperti media sosial dan aplikasi mobile, untuk memperluas jangkauan dakwah dan meningkatkan efektivitas penyampaian pesan. Namun, keberhasilan dakwah digital sangat bergantung pada SDM yang profesional dan terlatih. Pembinaan karakter dan spiritual juga diidentifikasi sebagai aspek krusial dalam memastikan bahwa para dai tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga integritas dan nilai-nilai keislaman yang kuat. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi dakwah yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan era digital.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The background of this research focuses on the development of information and communication technology (ICT) which has a significant impact on the development of Human Resources (HR) in da'wah institutions, especially in the Indonesian Ulema Council (MUI). In the digital era, da'wah institutions are faced with the challenge of delivering religious messages effectively to the public, especially the younger generation. Therefore, this research aims to analyze the influence of ICT on HR development in MUI and to explore the importance of character and spiritual development in this context. The research method used is library research, which involves collecting and analyzing official MUI documents, related literature, and relevant online sources. The data collected was analyzed in depth to identify important themes and information regarding the application of technology in da'wah and HR development. The results show that MUI has utilized digital technologies, such as social media and mobile applications, to expand the reach of da'wah and increase the effectiveness of message delivery. However, the success of digital da'wah is highly dependent on professional and trained human resources. Character and spiritual development were also identified as crucial aspects in ensuring that preachers not only have technical skills, but also integrity and strong Islamic values. The findings are expected to contribute to the development of digital da'wah programs.</p> 2025-09-19T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8343 MANAJEMEN PESANTREN DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA KITAB KUNING SANTRI 2025-11-10T07:25:03+00:00 Fadla Robbi fadhlan.aliy@gmail.com Moh. Syamsul Falah fafalafah.sf@gmail.com <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Diwek Jombang dalam meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning. Kitab kuning merupakan rujukan utama dalam pendidikan pesantren tradisional yang memerlukan keterampilan khusus karena ditulis dalam bahasa Arab tanpa harakat. Fokus penelitian mencakup lima aspek manajemen, yaitu santri, kurikulum, sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, dan keuangan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.</em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dilaksanakan secara efektif dan berdampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan membaca kitab kuning. Kegiatan pembelajaran seperti madrasah diniyah, bandongan, sorogan, musyawarah harian, dan musyawarah kubro menjadi sarana utama dalam membentuk keterampilan membaca dan memahami isi kitab. Manajemen santri dilakukan melalui pengelompokan kelas berdasarkan kemampuan, kurikulum disusun secara bertingkat, SDM terlibat aktif, serta didukung sarana prasarana yang memadai dan sistem keuangan yang transparan.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>This study aims to describe the management of Pondok Pesantren Hudaya Sukopuro Diwek Jombang in improving students’ ability to read kitab kuning (classical Islamic texts). Kitab kuning serves as a primary reference in traditional Islamic boarding school education and requires specific skills to read, as the texts are written in Arabic without vowel markings. The research focuses on five key aspects of management: student affairs, curriculum, human resources, facilities and infrastructure, and financial management. A qualitative descriptive method with a case study approach was used, with data collected through observation, in-depth interviews, and documentation.</p> <p>The findings show that the management functions of planning, organizing, implementation, and supervision are carried out effectively and contribute significantly to enhancing students’ competence in reading kitab kuning. Learning activities such as madrasah diniyah, bandongan, sorogan, daily discussions (musyawarah harian), and large group discussions (musyawarah kubro) are the main instruments for developing reading accuracy, content comprehension, and the ability to express the content. Student management is carried out through class grouping based on reading ability. The curriculum is structured progressively, human resources are actively involved, and the process is supported by adequate facilities and transparent financial management.</p> 2025-09-19T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8344 MAKNA SEMIOTIKA “MELE BANNE POLANA PESSE” DALAM PILKADA SUMENEP 2024 2025-11-10T07:29:26+00:00 Moh. Toyu mattoyu@stidar.ac.id <p><em>Slogan kampanye "Mele Banne Polana Pesse" (Milih Bukan Karena Uang) menjadi elemen sentral dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumenep 2024, merefleksikan dinamika politik lokal dan aspirasi masyarakat terhadap praktik demokrasi yang bersih. Penelitian ini bertujuan menganalisis makna semiotika slogan tersebut, tidak hanya pada tingkat denotatif, tetapi juga konotatif, serta bagaimana ia berfungsi sebagai penanda budaya dan moral dalam konteks politik uang di Indonesia. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis semiotika Roland Barthes, penelitian ini mengkaji teks slogan, representasi visual, dan respons publik untuk mengungkap sistem tanda dan mitos yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa "Mele Banne Polana Pesse" melampaui sekadar seruan <strong>anti-politik uang</strong>; ia membentuk konstruksi identitas pemilih yang berintegritas, merevitalisasi nilai-nilai kejujuran, dan menantang hegemoni transaksional dalam demokrasi elektoral. Slogan ini berfungsi sebagai agen kontra-hegemoni yang berusaha menggeser narasi materialistik menjadi narasi etis, meskipun tantangan implementasinya masih besar di tengah praktik politik uang yang mengakar. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman komunikasi politik lokal dan peran semiotika dalam membentuk kesadaran kritis masyarakat terhadap isu-isu krusial dalam pemilihan umum.</em></p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p>The campaign slogan "Mele Banne Polana Pesse" (Choose Not Because of Money) emerged as a central element in the 2024 Sumenep Regional Head Election (Pilkada) contestation, reflecting local political dynamics and the community's aspirations for clean democratic practices. This research aims to analyze the semiotic meaning of this slogan, examining not only its denotative but also its connotative levels, and how it functions as a cultural and moral signifier within the context of money politics in Indonesia. Employing a qualitative approach with Roland Barthes' semiotic analysis method, this study investigates the slogan's text, visual representations, and public responses to uncover the system of signs and myths embedded within it. The findings indicate that "Mele Banne Polana Pesse" transcends a mere anti-money politics appeal; it constructs an identity of integrated voters, revitalizes values of honesty, and challenges transactional hegemony in electoral democracy. This slogan acts as a counter-hegemonic agent, attempting to shift the materialistic narrative towards an ethical one, despite significant implementation challenges amidst entrenched money politics practices. These findings contribute to understanding local political communication and the role of semiotics in shaping critical public awareness regarding crucial issues in general elections.</p> 2025-09-19T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/view/8346 FAKTOR-FAKTOR PERNIKAHAN DINI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMASLAHATAN KELUARGA DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP 2025-11-10T07:52:42+00:00 Ummi Kulsum Ummikulsumelsyifa85@gmail.com Hafidz ummikulsumelsyifa85@gmail.com <p>This reseach discusses the early marriage is a marriage between adolescents who are still below the legal age limit set by the government. Early marriage is prevalent in Madurese communities, specifically in Rajun Village, Pasongsongan District, Sumenep Regency. These marriages are driven by several factors, including education, economic factors, parental encouragement, and customs/culture.</p> <p>To address these factors, researchers need to dig deeper to obtain accurate data based on the available facts. Therefore, the researchers employed a qualitative method (field research) with a descriptive approach. The data collection procedures included direct observation, in-depth interviews, and documentation studies. The techniques used were data analysis, data reduction, data presentation, data verification, and drawing conclusions. Triangulation was used.</p> <p>The researchers found that early marriage has been shown to impact family structure, including communication, role allocation, and emotional stability, which can trigger arguments and problems within the household and make it difficult for couples to resolve these issues effectively.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Pene</em> <em>litian ini membahas tentang pernikahan dini yang dilakukan oleh remaja yang masih dalam kategori belum mencapai batas umur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pernikahan dini marak terjadi di masyarakat Madura, tepatnya di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Pernikahan ini terjadi dilatar belakangi beberapa faktor. Misalnya, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor dorongan orang tua, dan faktor adat istiadat/budaya.</em></p> <p><em>Dari faktor-faktor ini, peneliti perlu menggali informasi lebih lanjut agar mendapatkan data yang akurat sesuai dengan fakta yang ada. Maka dengan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif (field riseach) dengan pendekatan diskriptif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan melalui: Observasi langsung/pengamatan, wawancara secara mendalam (indepht interview), studi dokumentasi. </em><em>Teknik analisis data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan menarik kesimpulan. Dengan menggunakan triangulasi. </em></p> <p><em>Temuan peneliti bahwa </em><em>terjadinya pernikahan dini</em><em> terbukti berdampak terhadap keluarga yang dibangun, </em><em>baik secara komunikasi, pembagian peran, dan stabilitas emosional pasangan sehingga dapat memicu pertengkaran dan masalah dalam rumah tangga, serta membuat pasangan tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.</em></p> 2025-09-21T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan