MEMAHAMI AL-QUR’AN MELALUI HADIS NABI (Telaah Epistemologis Tafsir al-Qur’an bi al-Sunnah)
Abstract
Memahami al-Qur’an tidak bisa lepas dari pemahaman yang mendalam terhadap hadis Nabi Muhammad saw. Hadis Nabi menempati posisi yang sangat signifikan dalam rangka mengurai makna dan kandungan al-Qur’an. Hal ini karena al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril as. kepada beliau, dan beliau pula manusia pertama yang ditugaskan untuk menyempaikannya pada umat manusia. Dalam diskursus tafsir, dikenal dua sumber dalam acuan atau dasar dalam memahami al-Qur’an, yaitu sumber ma’tsur, dan sumber akal-rasio atau disebut juga ra’yu. Yang pertama disebut juga tafsir orisinil (al-ashil), dan yang terakhir dikenal dengan istilah orisinil al-dakhil (tidak orisinil). Tulisan ini berupaya menjelaskan epistemolgi tafsir al-Qur’an yang bersumber dari Hadis Nabi Muhammad saw. (al-Qur’an bi al-Sunnah). Sebagai salah satu metode orisinil (al-ashil) kedua setelah al-Qur’an bi al-Qur’an, metode ini harus difahami oleh para pengkaji al-Qur’an sebagai pondasi utama sebelum memanfaatkan sumber lain, seperti qaul al-shahabi, isra’iliyyat, maupun akal-rasio atau ra’yu.Downloads
Published
2019-12-20
Issue
Section
Articles
License
AL-QORNI COPYRIGHT NOTICE
- Seluruh materi yang terdapat dalam situs ini dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi situs web ini untuk keperluan komersil tanpa persetujuan dewan penyunting jurnal ini.
- Apabila anda menemukan satu atau beberapa artikel yang terdapat dalam AL-QORNI yang melanggar atau berpotensi melanggar hak cipta yang anda miliki, silahkan laporkan kepada kami, melalui email pada Priciple Contact.
- Aspek legal formal terhadap akses setiap informasi dan artikel yang tercantum dalam situs  jurnal ini mengacu pada ketentuan lisensi Creative Commons Atribusi-ShareAlike (CC BY-SA).
- Semua Informasi yang terdapat di AL-QORNI bersifat akademik. AL-QORNIÂ tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi karana penyalah gunaan informasi dari situs ini.