PERKAWINAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN SUJUD NEMBAH BEKTI
Abstract
Abstrak Praktik perkawinan berbeda agama dan kepercayaan yang terjadi di Arjosari, Malang terjadi karena masyarakat yang hidup berdampingan antar agama dan kepercayaan yang ada seperti: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, serta Penghayat Kepercayaan. Penghayat kepercayaan yang terdapat di Malang pun beragam, seperti Perguruan Ilmu Sejati Malang, Budi Lestari Ajining Djiwo, Susilo Budi Dharma, Sujud Nembah Bekti, dll. Sehingga terdapat interaksi antar agama dan kepercayaan yang menjadi satu dalam sosial masyarakat, baik dalam bentuk komunitas hingga sampai menjalin ikatan batin seperti perkawinan. Aliran kepercayaan Sujud Nembah Bekti bukanlah sebuah agama ataupun sekte-sekte dalam agama. Perkumpulan ini secara intensif melatih kepekaan spiritual dalam menghayati kehadiran Tuhan YME dalam dirinya. Ajaran Penghayat Kepercayaan Sujud Nembah Bekti berasal dari khazanah literatur kejawen diantaranya terkait kitab primbon betal jemur adam makna. Seperti halnya agama-agama yang menyelenggarakan praktik perkawinan terhadap pemeluknya, Sujud Nembah Bekti menempatkan perkawinan pada ritual yang sakral. Akan tetapi, Pandangan Sujud Nembah Bekti tentang perkawinan lebih sederhana. Perkawinan merupakan proses hubungan vertikal dengan Tuhan yang Maha Suci (ibadah) dan merupakan hak pribadi tiap manusia. Kata Kunci: Perkawinan, Penghayat, Sujud Nembah BektiDownloads
Published
2022-12-11
How to Cite
Bashirurrahman, Bashirurrahman. “PERKAWINAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN SUJUD NEMBAH BEKTI”. KABILAH : Journal of Social Community 7, no. 1 (December 11, 2022): 20–34. Accessed November 20, 2024. https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/view/5777.
Issue
Section
Articles
License
Copyright (c) 2022 KABILAH : Journal of Social Community
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.