FENOMENOLOGI DALAM ANOMALY PRAKTIK POLIANDRI PEREMPUAN MADURA
DOI:
https://doi.org/10.35127/kbl.v7i2.6294Abstract
Abstrak: Kajian mengenai perempuan Madura selama ini sangat mendominasi kajian-kajian sosial budaya di Pulau Madura. Posisi perempuan dalam masyarakat, keluarga, relasi gender dan hal terkait isu perempuan lainnya. Isu mengenai perempuan Madura yang tidak kalah unik adalah mengenai poligami. Selama ini masyrakat madura yang sangat kental sistem patriarki nya, perempuan kerap dianggap memiliki kedudukan sebagai pelengkap status laki-laki di masyarakat. Meskipun poliandri terkesan tidak wajar, menyalahi norma sosial dan keagamaan, dalam faktanya praktek ini ada di Madura . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai praktek poliandri yang terjadi di Madura. Melalui pendekatan fenomenologi, praktek poliandri akan diungkap secara mendalam dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fenomena praktek poliandri di Madura?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Sebagai masyarakat yang kental unsur patriarki nya, fenomena tentang poliandri perempuan Madura menjadi sangat anomaly. Motivasi utama pelaku praktek poliandri adalah motif ekonomi dan ego pribadi. Praktek poliandri bermula dari ketidakpuasan istri pada kondisi ekonomi yang berlanjut pada kebohongan, perselingkuhan dan pernikahan siri dengan suami kedua. Suami mempertahankan pernikahan untuk menjaga status sebagai keluarga utuh. Suami kedua mau melakukan pernikahan siri dengan pertimbangan keluarga. Kata Kunci: Fenomenologi Komunikasi , Praktek Poliandri, Perempuan Madura Abstract: Studies on Madurese women have so far dominated socio-cultural studies on the island of Madura. The position of women in society, family, gender relations and other women's issues. The issue regarding Madurese women that is no less unique is about polygamy. So far, the Madurese community is very thick with its patriarchal system, women are considered to have a position as a complement to the status of men in society. Although polyandry seems unnatural, violating social and religious norms, in fact this practice exists in Madura. The purpose of this study was to find out more about the practice of polyandry that occurred in Madura. Through a phenomenological approach, the practice of polyandry will be revealed in depth in this study. The purpose of this research in the first year is to describe the phenomenon of polyandry practice in Madura?. The results showed that, as a society with a strong patriarchal element, the phenomenon of Madurese women's polyandry became very anomaly. The main motivations for practicing polyandry are economic motives and personal ego. The practice of polyandry begins with the wife in an economic condition which is based on stories, infidelity and unregistered marriages with her second husband. The husband maintains the marriage to maintain the status as an intact family. The second husband wants to do a serial marriage with family considerations. Keywords: Communication Phenomenology, Polyandry Practice, Madurese WomenDownloads
Published
2022-12-20
How to Cite
Camelia, Allyvia, and R.Bambang Moertijoso. “FENOMENOLOGI DALAM ANOMALY PRAKTIK POLIANDRI PEREMPUAN MADURA”. KABILAH : Journal of Social Community 7, no. 2 (December 20, 2022): 248–257. Accessed November 20, 2024. https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/view/6294.
Issue
Section
Articles
License
Copyright (c) 2022 KABILAH : Journal of Social Community
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.