IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL DALAM SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
Keywords:
globalisasi, Sekolah Berstandar Internasional, kearifan lokalAbstract
Amanat UUD Negara Republik Indonesia 1945 menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terarah, terencana, dan kesinambungan. Dalam konteks perubahan kehidupan yang semakin mengglobal saat ini, Negara dihadapakan pada persaingan dan tantangan yang semakin berat. Tidak hanya tantangan yang bersifat local saja, tetapi juga persaingan dengan Negara-negara lainnya yang lebih maju. Karenanya, dengan dasar amanat UUD 1945 diatas, Negara mewujudkan pendidikan Bertaraf Internasional sebagaimana tertuang UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang kemudian diperkaya dengan keunggulan mutu (kurikulum) tertentu yang diimpor dari Negara anggota OECD dengan tujuan peninggkatan kualitas pendidikan serta meningkatkan daya saing. Namun, dalam pelakasanaanya Sekolah Bertaraf Internasional menimbulkan pro-kontra dikalangan masyarakat. Adanya Sekolah Bertaraf Internasional ini ditenggarai akan menimbulkan diskriminasi, kastanisai, dan komersialisasi pendidikan. Yang paling mengkhawatirkan adalah dengan adanya penambahan kurikulum dan mind set akan persaingan Internasional sebagai focus pendidikan akan menyebabkan terkikisnya karakter dan kearifan lokal (local wisdom) pada diri siswa peserta didik. Kearifan lokal adalah kekayaan sekaligus kekuatan yang luar biasa yang dimiliki oleh bangsa ini untuk bersaing dengan Negara lain, sehingga keberadaanya haruslah ditularkan, dilestarikan, diinternalisasikan dalam setiap jiwa bangsa ini. Karenanya, didalam sistem Sekolah Bertaraf Internasioal harus diterapkan dan ditekankan kurikulum yang ideal, sinergi dengan kearifan local, selain juga yang berkualitas InternasionalReferences
Made Pidarta, “Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesiaâ€, cet. 1,(PT RINEKA CIPTA: JAKARTA)1997.
Sinto Silaban, dkk. “Pendidikan Indonesia Dalam Pandangan Lima Belas Tokoh Pendidikan Swastaâ€, cet.1 (Dasamedia, Jakarta)1993
Asri Budiningsih, “Pembelajaran Moral; Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanyaâ€, cet. 1. (PT. Rineka Cipta, Jakarta), 2004
Nazili Shaleh Ahmad dab Syamsudin Asyrofi, “Pendidikan dan masyaakatâ€,cet. 1 (Sabda Media Yogyakarta) 2011
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DepdiknasPasal 61 PP No. 19 (PP) No 17 tahun 2010.
Satria Dharma, KRITIK ATAS PROGRAM SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL(SBI) DAN USULAN PERBAIKANNYA,http://satriadharma.wordpress.com/2010/11/03/kritik-atas-program-sekolah-bertaraf Internasional-sbi-dan-usulan-perbaikannya/, diakses 8 Mei 2014.
Edi Subkhan Kritik atas Sekolah Bertaraf Internasional, MAKALAH Disampaikan dalam seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh PPMI pada 25 April 2011 di Banjarmasin.
Anwar Syarif, Analisis Implementasi Kebijakan Sekolah bertaraf Internasional, tesis UI 2012Permendiknas nomer 78 tahun 2009
Haryana. 2008. Konsep dan Karakteristik Esensial SBI. situs: http://forumrsbi.net/index.php?PHPSESSID=f8308a599358069ea081d4967355e85a&page=6 diakses 8Mei 2014.
Haryatmoko. 2008. Sekolah: Untuk Semua atau Alat Seleksi Sosial? Reproduksi Kesenjangan Sosial Lewat Sekolah Perspektif Pierre Bourdieu.Situs:http://sosiologi.fisipol.ugm.ac.id/handoutseminar/haryatmoko.doc. diakses8 Mei 2014.
Aspin DN and Chapman JD. 2007. Introduction: “Values Education and Lifelong Learningâ€, in Aspin DN and Chapman JD (Eds). Values Education and Lifelong Learning. Dordrecht: Springer.
Agus Maladi Irianto, Mahasiswa dan Kearifan Lokal, disampaikan pada Sarasehan Kearifan Lokal Provinsi Jawa Tengah tanggal 29 Januari 2009 oleh Badan Kesbangpolinmas Jateng. Sumber: web staff undip. Disunting pada 10 Mei 2014.
Sartini.2006. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah kajian Filsafati.(Online). (http://filsafat.ugm.ac.id, diakses 8 Mei 2014).
Sinto Silaban, dkk. “Pendidikan Indonesia Dalam Pandangan Lima Belas Tokoh Pendidikan Swastaâ€, cet.1 (Dasamedia, Jakarta)1993
Asri Budiningsih, “Pembelajaran Moral; Berpijak Pada Karakteristik Siswa dan Budayanyaâ€, cet. 1. (PT. Rineka Cipta, Jakarta), 2004
Nazili Shaleh Ahmad dab Syamsudin Asyrofi, “Pendidikan dan masyaakatâ€,cet. 1 (Sabda Media Yogyakarta) 2011
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DepdiknasPasal 61 PP No. 19 (PP) No 17 tahun 2010.
Satria Dharma, KRITIK ATAS PROGRAM SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL(SBI) DAN USULAN PERBAIKANNYA,http://satriadharma.wordpress.com/2010/11/03/kritik-atas-program-sekolah-bertaraf Internasional-sbi-dan-usulan-perbaikannya/, diakses 8 Mei 2014.
Edi Subkhan Kritik atas Sekolah Bertaraf Internasional, MAKALAH Disampaikan dalam seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh PPMI pada 25 April 2011 di Banjarmasin.
Anwar Syarif, Analisis Implementasi Kebijakan Sekolah bertaraf Internasional, tesis UI 2012Permendiknas nomer 78 tahun 2009
Haryana. 2008. Konsep dan Karakteristik Esensial SBI. situs: http://forumrsbi.net/index.php?PHPSESSID=f8308a599358069ea081d4967355e85a&page=6 diakses 8Mei 2014.
Haryatmoko. 2008. Sekolah: Untuk Semua atau Alat Seleksi Sosial? Reproduksi Kesenjangan Sosial Lewat Sekolah Perspektif Pierre Bourdieu.Situs:http://sosiologi.fisipol.ugm.ac.id/handoutseminar/haryatmoko.doc. diakses8 Mei 2014.
Aspin DN and Chapman JD. 2007. Introduction: “Values Education and Lifelong Learningâ€, in Aspin DN and Chapman JD (Eds). Values Education and Lifelong Learning. Dordrecht: Springer.
Agus Maladi Irianto, Mahasiswa dan Kearifan Lokal, disampaikan pada Sarasehan Kearifan Lokal Provinsi Jawa Tengah tanggal 29 Januari 2009 oleh Badan Kesbangpolinmas Jateng. Sumber: web staff undip. Disunting pada 10 Mei 2014.
Sartini.2006. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah kajian Filsafati.(Online). (http://filsafat.ugm.ac.id, diakses 8 Mei 2014).