DISINTEGRASI DINASTI ‘ABBASIYAH

Authors

  • DAINORI DAINORI STAI MIFTAHUL ULUM TARATE SUMENEP

Keywords:

Disintegrasi dan Dinasti ‘Abbasiyah

Abstract

Bani ‘Abbasiyah atau Kekhalifahan ‘Abbasiyah (Arab: العبّاسدين, al-AbbÄsidÄ«n) adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani ‘Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muthalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hashim. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultn. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri, Maghribiyah dan Ifriqiyah kepada Aghlabid dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad.

Published

2019-10-29

Issue

Section

Articles