IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI GERAK HARMONI SEDERHANA DI KELAS X SMAN 1 BATUAN TAHUN AJARAN 2020/2021

Authors

  • SUGIHARTONO SMA NEGERI 1 BATUAN

Abstract

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana implementasi pembelajaran dengan metode Problem Posing materi Gerak Harmoni Sederhana di kelas X SMA Negeri 1 Batuan? (2) Apakah pembelajaran dengan metode Problem Posing dapat meningkatkan keaktifan belajar fisika materi Gerak Harmoni Sederhana di kelas X SMA Negeri 1 Batuan? (3) Apakah pembelajaran dengan Metode Problem posing dapat meningkatkan hasil belajar Fisika materi Gerak Harmoni Sederhana di kelas X SMA Negeri 1 Batuan ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran fisika dengan Metode Problem posing di SMA Negeri 1 Batuan dan untuk mengetahui apakah pembelajaran fisika dengan Metode Problem posing dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar fisika di SMA Negeri 1 Batuan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batuan pada bulan Januari-Februari 2021 Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Batuan yang berjumlah 31 orang. Data penelitian ini berupa keaktifan dan hasil belajar peserta didik. Keaktifan belajar peserta didik diketahui dari hasil lembar observasi, sedangkan hasil belajar peserta didik diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir siklus. Ketuntasan belajar dianalisis dengan menggunakan hasil skor evaluasi yang dilaksanakan di setiap siklus menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Peserta didik mencapai ketuntasan belajar jika telah mencapai nilai >70 dan daya serap klasikal 85% peserta didik yang mencapai nilai >70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar peserta didik pada siklus II menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Peningkatan persentase masing-masing indikator yaitu indikator keaktifan bertanya sebesar 3,4% kemampuan membuat soal 6,5%, kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat sendiri 16,6%, kemampuan menyelesaikan soal yang dibuat temannya 21,7%, dan kemampuan menyampaikan gagasan 13%. Rerata kelas dari hasil evaluasi di setiap siklus juga mengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 70 dan hasil belajar pada siklus II sebesar 74,74. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 70,3% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,5% Jadi, ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 23,2% serta melalui hasil penilaian keaktifan menunjukkan bahwa peserta didik antusias terhadap pembelajaran dengan model Problem Posing karena peserta didik merasa lebih percaya diri dalam berpendapat akan materi terkait. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model Problem Posing lebih disukai peserta didik sehingga diharapkan guru dapat menerapkan model Problem Posing sebagai variasi dalam pembelajaran Fisika. Keterbatasan penelitian yang hanya menerapkan model Problem Posing pada materi Gerak Harmoni Sederhana dengan waktu penelitian yang cukup singkat, maka diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan pada materi yang lain.

Published

2021-10-10

Issue

Section

Articles