PERSPEKTIF : Jurnal Program Studi Pendidikan Islam https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif <p>Perspektif : Jurnal Program Studi Pendidikan Agama Islam diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Diponegoro Tulungagung</p> en-US staidiponegoro47@gmail.com (Amarodin) amarodin86@gmail.com (Amarodin) Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.1.2.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI NEGARA ISLAM ( INDONESIA ) https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6049 <p>Pendidikan Islam merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.&nbsp; Pola pendidikan masyarakat lebih bersifat non formal, dengan menggunakan rumah, masjid atau pondok pesantren sebagai tempat pembelajaran. Sedangkan pola yang digunakan pemerintah adalah formal melalui lembaga pendidikan baik itu swasta maupun negeri. Lembaga pendidikan formal, mulai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi memiliki alur pendidikan yang berbeda. Lembaga Pendidikan Islam memiliki peranan penting dalam meningkatkan dan memajukan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia. Baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Banyaknya lembaga pendidikan islam di Indonesia, sesungguhnya merupakan wujud penghargaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, dan menjadi bukti bahwa islam concern pendidikan.</p> <p><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Kata kunci: strategi, Pengembangan, Pendidikan Islam, Indonesia</p> Sistupani Sistupani ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6049 Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000 DAULAH TURKI UTSMANI DAULAH TURKI UTSMANI https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/5971 <h2>ABSTRAK</h2> <p>Tujuan pembahasan ini adalah untuk memahami sejarah perkembangan pendidikan Islam pada masa Kesultanan Ottoman yang didirikan oleh Bani Osman dan berkuasa selama lebih dari satu abad dan dipimpin oleh 36 sultan. Model pendidikan Islam ini tidak terlepas dari latar belakang budaya dan kondisi pada saat itu. Pendidikan Islam pada masa Kesultanan Utsmaniyah mengalami stagnasi di bidang pendidikan pada tahun-tahun awalnya, yang membuat masyarakat merasa bosan dan frustasi, dan banyak orang Turki Utsmaniyah yang mempelajari terekat yang berkembang saat itu dalam keadaan frustasi. Tarekat yang berkembang adalah Al-bektasy dan Al-Mulawy. Ketika Sultan Mahmud II menjabat, ia memulai reformasi di berbagai bidang, termasuk pendidikan, karena pendidikan akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kerajaan. Reformasi yang dilakukan tidak hanya terjadi pada institusi tetapi juga pada mata kuliah dan metode. Maka dengan adanya perubahan tersebut, banyak siswa yang dikirim ke Fransiskus untuk memperluas wawasannya sehingga berujung pada munculnya ide-ide baru bagi pengembangan pendidikan di Kesultanan Utsmaniyah. Artikel ini menggunakan metode penulisan deskriptif kualitatif. Penulis mengungkap fakta sejarah yang terjadi pada masa Dinasti Ottoman melalui tinjauan pustaka, kemudian mengkategorikan dan mengonsepnya sebagai pendidikan guna memberikan rujukan dan rujukan bagi pengembangan pendidikan Islam.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Kata Kunci: S</strong><em>ejarah Peradaban Islam , Dinasti Utsmani</em></p> Amarodin Amarodin ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/5971 Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000 PENERAPAN HDDEN CURRIULUM TERHA PENERAPAN HDDEN CURRIULUM TERHADDAP PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/5972 <p><strong>A</strong><strong>BSTRAK</strong></p> <p>Tujuan penelitian : 1. Mengetahui bentuk dari penerapan <em>hidden curriculum </em>yang di jalankan di MIN 2 Blitar, 2. Memahami bagaimana&nbsp; peran guru sebagai fasilitator dalam penerapan&nbsp; <em>hidden curriculum</em> di MIN 2 Blitar, 3 mengetahui bagaimana hasil dari penerapan <em>hidden curriculum</em> terhadap pembentukan karakter religius pada peserta&nbsp; didik&nbsp; kelas 5 MIN 2 Blitar.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Metode Penelitian : Pola penelitian Deskriptif dan Studi Kasus dengan pendekatan kualitatif. Kehadiran peneliti, Lokasi Penelitian ; MIN 2 Blitar kecamatan wonodadi kabupaten Blitar, Data dan Sumber data: 1. Primer: guru; 2. Sekunder: dokumentasi, serta arsip-arsip. Prosedur Pengumpulan Data; dengan observasi partisipan, wawancara mendalam dengan guru waka kurikulum, guru seksi keagamaan, guru pendamping kegiatan&nbsp; pembiasaan <em>hidden curriculum</em> di MIN 2 Blitar dan pengecekan data kembali dengan trianggulasi, prosedur pengungkapan data mengenai kegiatan pembiasaan <em>hidden ccurriculum,</em> bagaimana peran guru dan bagaimana hasill dari peerapan kegiatan tersebut&nbsp; terhadap pembentukan karakter&nbsp; religius peserta ddik dalam bentuk rekaman</p> <p>Kata Kunci : <em>Hidden curriculum</em>,&nbsp; karakter religius ,&nbsp; fasilitator</p> KOMARODIN komarelkhat ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/5972 Mon, 03 Feb 2025 02:40:45 +0000 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MENGGAMBAR DALAM METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/5904 <p>Menggambar merupakan salah satu kegiatan yang disenangi anak-anak. Dalam kegiatan menggambar, baik menggambar ekspresi, menggambar ilustrasi maupun menggambar dekorasi dituntun untuk penguasaan keterampilan. Kemampuan menggambar dapat dilatih dengan berbagai metode latihan. Dalam latihan menggambar tentu dibutuhkan beberapa objek dasar yang dapat dimulai dari benda-benda geometris. Pada objek tersebut terdapat elemen-elemen dalam menggambar seperti garis, bidang, warna, bentuk, tekstur, komposisi, proporsi, serta teknik arsir gelap dan terang. Alat-alat dalam menggambar terdiri dari beberapa alat utama dan alat bantu antara lain: pensil gambar, penghapus, rautan pensil atau pisau, papan gambar/sket, penggaris (variasi ukuran dan bentuk), kain background (situasioal), lampu (bila diperlukan) dan kertas. Melalui metode diskusi siswa saling bertukar fikiran, pembelajaran menggambar dapat menumbuhkan jiwa seni dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yang memaparkan tentang peranan pembelajaran menggambar dalam metode diskusi di madrasah ibtidaiyah, yang memiliki pemahaman dan kesadaran dalam meningkatkan jiwa seni. Peran menggambar dalam metode diskusi yang disampaikan guru dalam pembelajaran berperan penting dalam menumbuhkan jiwa seni pada anak-anak. Melalui menggambar anak-anak dapat mengekspresikan ide-ide mereka melalui sebuah coretan pada kertas maupun media gambar yang menjadi sebuah bentuk gambar yang bernilai seni.</p> <p>&nbsp;</p> nina sultonurohmah ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/5904 Mon, 03 Feb 2025 03:44:45 +0000 PERDIKAN MAJAN DAN KIPRAH KH. R. KHASAN MIMBAR TERHADAP PERKEMBANGAN PESANTREN DI TULUNGAGUNG (Sebuah Perspektif Sosio-Historis) https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6066 <p><em>In the historical context, first, pesantren is a continuation of a pre-Islamic or Perdikan educational and religious institution.</em> <em>Second, pesantren were adopted from the Islamic education system in the Middle East.</em> <em>The policy of the Islamic Mataram kingdom which gave respect and encouragement to people who educated the population to practice piety with civilian institutions, gave a very significant contribution to the spread of Islam. as seen in the employer of the Majan which has now changed to the village of Majan.</em> <em>This is normal, apart from KH.R. Khasan Mimbar as a Ulama 'figure who received a mandate from the Islamic Mataram kingdom, also because he was still a descendant of the Islamic Mataram kingdom. also because he is still a descendant of the Islamic Mataram kingdom. Perdikan Majan also adopted the teachings or curriculum of Islamic Education from the Middle East, especially Makkah, through the Hajj process.</em> <em>This is evident from the transmission of Islamic scholarship in Majan and the traditions of the Syatariyah order. So Majan as Perdikan is also a pesantren entity in the category of simple pesantren.</em> <em>The existence of perdikan and pesantren majan is a form of assimilation of two cultures, namely Javanese pre-Islam (Hindu-Buddhist) and Islam in the Middle East (Makkah). The existence of KH.R Khasan Mimbar is an important figure for the employer of the Majan.</em> <em>KH. R Khasan Mimbar, if categorized as a formal religious leader, not independent. This means that in preaching and Islamic educational activities influenced by the legitimacy and interests of the Islamic Mataram kingdom.</em></p> <p><em>Key Words : </em><em>Pesantren, Perdikan Majan, Socio-Historical</em></p> M. Kholid Thohiri ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6066 Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000 MANAJEMEN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6067 <p>Educational reform is closely related to the information systems needed in the development of the world of education. This concept has the nuance of how education tries to use computer devices, which can be applied as a means of communication to significantly improve the performance of the world of education. Educational information is the only source that a leader of an educational institution needs. Information can be processed from other sources which are influenced by very complex organizations and the computer devices they own. Information can improve the performance of educational institutions. In the world of education, communicators are all components within the institution. Starting from the school principal, teacher council, staff, students, infrastructure, curriculum, and so on. Therefore, a manager's responsibility is to ensure that each component is responsible for its capacity for excellence in educational institutions.</p> <p><strong>Keywords</strong>: <em>Information Management, Competitive Advantage of Islamic Education Institutions</em><em>.</em></p> Suyitno Suyitno ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6067 Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000 HAKEKAT PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6101 <p>Proses pendidikan haruslah jelas antara obyek – subyek, sumber dasar dan tujuan pendidikan yang akan dilakukan. Sebagai obyek dan subyek peserta didik dan pendidik menduduki posisi penting di dalam melaksanakan proses Pendidikan. Di dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dala menyelenggarakan pendidikan. Pembagian peserta didik menurut jenisnya bertujuan untuk memudahkan pendidik melaksanakan proses pendidikan yang sesuai dan relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. Tetapi pendidik yang cerdas harus mendidik menuju kedewasaan yang total sehingga anak didik tidak kebablasan menjadi egosi yang terlalu menonjolkan keakuannya dan hanya mementingkan dirinya sendiri atau pun anak didik tersebut menjadi <em>altruis </em>(orang yang lebih mementingkan orang lain).</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Pendidik</em> <em>, </em><em>Peserta Didik, Pendidikan Islam</em></p> Moh Ali Sodik ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6101 Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000 RELASI KUASA PENDIDIK TERHADAP MURID PRESPEKTIF KITAB TA’LÎM AL-MUTA’ALLÎM https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6102 <p>Sejalan1dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan pengembangan1pendidikan yang “sesuai” dengan tuntutan perkembangan zaman, dengan mempertimbangkan aspek-aspek pengaruh positif dan negatif. Hal ini karena pendidikan sebagai bagian1dari peradaban manusia, mau tidak mau pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan. Tetapi realita pendidikan akhir-akhir ini menunjukkan&nbsp; perubahan dan pemandangan yang kontras di mana&nbsp; guru hanya sebagai “pentransfer ilmu” layaknya robot, dan siswa sebagai1 “penerima” layaknya robot. Interaksi guru dan siswa menjadi “mekanistik” bagai mesin. Kondisi pendidikan yang seperti ini perlu untuk dicarikan solusi yang tepat dengan segera agar pendidikan tidak hanya terpaku kepada orientasi keilmuan (<em>knowledge oriented</em>) dan keterampilan (<em>skill oriented</em>) saja, namun juga berorientasi pada nilai (<em>values oriented</em>). Konsep value inilah yang nantinya akan memberikan aspek sinergis dalam pendidikan di mana segala aspek baik lahiriyah maupun bathiniyah dalam diri anak didik mendapat pendidikan secara utuh. Tulisan ini berusaha memaparkan konsep etika sebagai&nbsp; bentuk value dalam pendidikan berdasarkan pada pemikiran Zarnuji dalam bukunya ta’limul muta’alim.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Relasi Kuasa, Pendidik, Murid</p> Moh. Da'i Robbi ##submission.copyrightStatement## https://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/perspektif/article/view/6102 Thu, 10 Oct 2024 00:00:00 +0000