Kemiskinan Perempuan di Kabupaten Gresik
Keywords:
Kemiskinan Perempuan, Sejarah, Penyebab, dan Dampaknya
Abstract
Kemiskinan perempuan tergambar dalam beberapa bentuk, antara lain: kemiskinan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan formal, terjadinya pernikahan usia dini, beban kerja ganda yang dialami, kekerasan dalam rumah tangga, minimnya partisipasi publik, terjadinya domestikasi perempuan, rendahnya upah kerja, dan rendahnya kewenangan mengambil keputusan. Sejarah kemiskinan perempuan diawali dari kondisi yang beragam. Perempuan mengalami kemiskinan karena memang dilahirkan dari keluarga miskin dan nenek moyangnya juga miskin, sehingga terjadilah pewarisan kemiskinan. Ada juga perempuan miskin yang dilahirkan dari keluarga kaya, kemudian perempuan itu menjadi miskin karena orang tuanya meninggal, padahal ketika orang tua masih hidup, sumber penghasilan ekonomi perempuan berasal dari usaha membantu kerja orang tua. Ketika orang tua meninggal, si perempuan dan suaminya tidak bisa lagi meneruskan usaha orang tuanya. Jadilah ia dalam kondisi kemiskinan. Ada juga perempuan miskin karena ditinggal mati suami atau diceraikan, padahal ketika masih bersuami, sumber penghasilan ekonominya hanya mengandalkan suami. Penyebab kemiskinan perempuan juga beragam. Ada yang berpandangan bahwa kemiskinannya terjadi karena takdir Tuhan. Ada juga yang berpandangan bahwa kemiskinannya karena kemalasannya sendiri, atau karena tidak punya keterampilan untuk bekerja, atau karena pendidikannya rendah sehingga sulit mencari pekerjaan. Ada juga yang berpendapat bahwa kemiskinan perempuan terjadi karena budaya patriarkhi (budaya yang lebih mengutamakan laki-laki dan menomorduakan perempuan), sehingga perempuan terbatasi ruang geraknya untuk keluar dari kemiskinan. Ada juga yang berpandangan bahwa perempuan mengalami kemiskinan dan pemiskinan karena kebijakan-kebijakan pemerintah yang cenderung tidak memposisikan perempuan bisa keluar dari kemiskinan. Dampak kemiskinan yang dialami perempuan juga beragam. Ada yang karena kehidupannya yang miskin, maka sering mendapat perlakuan kasar dari suami dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Ada juga yang karena kemiskinannya, kemudian diceraikan suami. Ada juga yang mengalami gunjingan dari tetangga karena kondisi kemiskinannya. Karena miskin, perempuan sering mengalami sub-ordinasi dan marginalisasi.
Published
2015-04-01
How to Cite
Fahmi, M. (2015). Kemiskinan Perempuan di Kabupaten Gresik. TASYRI’: JURNAL TARBIYAH-SYARI’AH ISLAMIYAH, 22(1), 1-18. Retrieved from https://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/tasyri/article/view/1371
Section
Articles
Copyright (c) 2016 Tasyri'
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.