KORELASI PERMAINAN TRADISIONAL LOMBOK (KUCING-KUCINGAN) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI TK ASSHOLIHIYAH LINGKUK LEKONG KECAMATAN TERARA

  • wawan kurnia utama
Keywords: Permainan Tradisional Lombok (Kucing-kucingan), Perkembangan Motorik Kasar, Anak Usia Dini

Abstract

Abstrak: Perkembangan motorik kasar anak usia dini merupakan hal yang paling penting untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai gerakan fisik, sehingga apabila anak tidak mampu melakukannya dengan baik akan menumbuhkan rasa tidak percaya diri dan konsep diri yang negatif. Oleh karena itu salah satu kegiatan yang dapat diberikan untuk membantu proses stimulus adalah melalui permainan tradisional Lombok yaitu permainan tradisional kucing-kucingan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat korelasi permainan tradisional Lombok (kucing-kucingan) dengan perkembangan motorik kasar anak usia dini di TK Assholihiyah Lingkuk Lekong Kecamatan Terara tahun pelajaran 2017/2018. Untuk metode penelitian tersebut, peneliti merancang penelitian dengan menggunakan jenis dan metode korelasi kuantitatif. Sampel dari penelitian ini adalah berjumlah 20 anak di TK Assholihiyah Lingkuk Lekong Kecamatan Terara tahun pelajaran 2017/2018. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan tehnik observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya melakukan analisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya korelasi antara permainan tradisional Lombok dengan perkembangan motorik kasar anak usia dini di TK assholihiyah Lingkuk Lekong Kecamatan Terara tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan dengan skor dari uji r yaitu 0.52 yang sudah dibandingkan dengan skor pada tabel Spearman Rank yaitu pada interval koefisiennya antara 0.40 sampai 0.999 sehingga dapat diketahui bahwa tingkat korelasi dari kedua variabel termasuk dalam katagori “sedangâ€. Selanjutnya, korelasi antara kedua variabel ini signifikan. Hal ini dibuktikan dengan skor hasil uji t yaitu 3.01. Sedangkan skor yang pada t tabel yaitu 2.09 pada taraf kepercayaan 5% (20-2 = 18), maka diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel (3.01 > 2.09). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Hipotesa Alternatif (Ha) diterima sementara Hipotesa Nol (H0) ditolak.
Published
2019-04-20

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.