MEREGUK SARIPATI ISLAM MELALUI TASAWUF

  • Retno Sirnopati Institut Agama Islam (IAI) Qomarul Huda Bagu Lombok Tengah

Abstract

BEBERAPA ISTILAH untuk menyebut kata tasawuf / sufi dalam kajian kontemporer yang sering kita dengar saat ini seperti Urban Sufism (Sufi Kota), New Age Movment. Untuk melihat fenomena ini berdasarkan istilah tersebut perlu diuraikan bahwa pada mulanya belajar tasawuf adalah jalan menyucikan diri—sebagaimana makna â€sufi†yang berasal dari kata â€safa†yang berarti kesucian. Mereka memperbanyak zikir, puasa, menggenapi salat sunah, dan belajar hidup sederhana (zuhud). Bagi yang lebih serius, mereka berkhalwat (menyepi) ke luar kota selama beberapa hari untuk berzikir. Ada pula yang menekuni tarian Rumi (whirling dervishes), atau berguru pada seorang mursyid (guru) di sebuah kelompok tarekat.Namun berbeda dengan awal mula belajar tasawuf tersebut terdapat kelompok besar dari kalangan anak muda ini memilih belajar dari lembaga yang kini bertebaran â€menjajakan†tasawuf. Cukup membayar dengan tarif tertentu, tanpa perlu masuk tarekat, mereka bisa menyelami pikiran para pejalan sufi. Fenomena ini sering kita lihat dikalangan masyarakat kota, demikian ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal pertama, sufisme diminati oleh masyarakat perkotaan karena menjadi sarana pencarian makna hidup; kedua, sufisme menjadi sarana pergulatan dan pencerahan intelektual; ketiga, sufisme sebagai sarana terapi psikologis; dan keempat, sufisme sebagai sarana untuk mengikuti trend dan perkembangan wacana keagamaan.
Published
2010-12-15