Pengembangan Pendidikan Akhlak Melalui Pendekatan Sains
Abstract
Pendidikan Akhlak yang berikan kepada siswa diberbagai sekolah baik sekolah yang berbasis agama atau umum masih menggunakan corak konvensional yakni masih menggunakan pendekatan normatif. Dengan pendekatan normatif ini siswa hanya menerima materi akhlak pada aspek konitif saja. Padahal esensi dari pendidikan akhlak penekanannya tidak pada ranah kognitif, namun pada ranah afektif dan psikomotiriknya. Dampaknya adalah materi yang diajarkan hanya menjadi sebatas hafalan siswa dan belum menyentuh pada esensinya. Oleh karena itu pendidikan akhlak dengan pendekatan sains berusaha mengajak siswa belajar mengamati fakta-fakta yang ada disekitar kita dan kemudian merenungkan makna yang terkandung dibalik fakta-fakta tersebut. Sehingga, dari proses pengamatan akan muncul nalar kritis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan sains akan memberikan makna atas suatu perilaku atau sikap yang terdapat pada fenomena alam. Dengan demikian siswa tidak hanya menerima materi akhlak pada ranah kognitif saja, namun juga pada aspek afektifnya dan psikomotoriknya karena pembelajaran akhlak dengan pendekatan sains mengajarkan langsung kepada fenomena alam yang tidak akan berbohong. Pendekatan sains pada pendidikan akhlak akan membantu guru untuk menjelaskan pada siswa tentang pentingnya pendidikan akhlak.References
Afzalurrahman, Qur’anic Sciance, (London: The Muslim School Trust)
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)
Cecep Sumarna, 2006, Filsafat Ilmu dari Hakekat Menuju Ilmu (Bandung; Pustaka Bani Quraisy)
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media)
Faruk, Umar. 2009. Jalan Menuju Taqwa: Sendi-Sendi Utama Agama Islam untuk Menjadi Manusia Sempurna, (Jakarta: PT Fikahati Aneska)
Henry van Laer, Filsafat Sain, Bagian Pertama Ilmu Pengetahuan Secara Umum, terjemahan Yudian W. Asmin, 1995, (Yogyakarta: Pt. Kurnia Kalam Semesta)
Howard R. Turner, 1997, The Histori of Science and The New Humanism, (Austin: University Teksas Press)
Imaduddin Khalil, The Qur’an and Modern Science: Observations on Methodology, The American Journal of Islamic Social Sciences, Vol. 8, No. 1. 1991. Pp 1-13.
Imam Al-Ghazali, Mau’idhatun Al-Mu’minin min Ihya‘Ulumuddin, (Surabaya: Maktabah Al-Hidayah, tt),
M. Abdul Mujieb, dkk, 2009, Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali Mudah Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spiritual (Jakarta: Hikmah Mizan Publika)
M. Qurasy Syihab, 2007, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan)
M. Qurasy Syihab, 2007,Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan)
Martin H. Manser, 1991, Oxford Learner’s Pocket Dictionary, (Oxford; Oxford University Press)
Moh. Agung Rokhimawan, Pembelajaran Sain di MI Membentuk Peserta Didik yang Humanistik Religius, Jurnal Al-Bidayah, Jurnal Pendidikan Dasar Islam Volume 5 No.2, Desember 2013.
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009)
Muhammad Asroruddin Sidik, 2000, Pengembangan Wawasan Iptek Pondok Pesantren, (Jakarta: Amzah)
Tim Perumus Fakultas UMJ, 1998, Al-Islam dan Iptek, (Jakarta: Raja Grafindo)
Zakir Naik, The Qur’aan and Modern Science: Compatible or Incompatible?, Islamic Research Foundation, tersedia di: http://www.irf.net
http://travel.detik.comn di akses 19 Desember 2015
https://m.tempo.co di akses 23 April 2016
http://news.liputan6.com/read/2142084/indeks-korupsi-dunia-2014-denmark-paling-bersih-indonesia di akses 23 April 2016