Korelasi Model Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Pembentukan Religiusitas Siswa di MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan

  • Samsul Huda Guru PAI SMP Islam Tsamrotul Afkar Sladi Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia
Keywords: Korelasi Model Moral Reasoning, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, Pembentukan Religiusitas Siswa

Abstract

Gejala kemerosotan moral dewasa ini sudah sangat menghawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal, dan saling merugikan. Banyak terjadi adu domba dan fitnah, menjilat, menipu, mengambil hak orang lain sesuka hati, dan perbuatan-perbuatan maksiat lainnya. Kemerosotan moral yang demikian itu lebih menghawatirkan lagi, karena bukan hanya menimpa kalangan orang dewasa dalam berbagai jabatan, kedudukan dan profesinya, melainkan juga telah menimpa pada para pelajar tunas-tunas muda yang diharapkan dapat melanjutkan perjuangan membela kebenaran, keadilan dan perdamaian masa depan. Tingkah laku penyimpangan moral yang ditunjukkan oleh sebagian generasi muda harapan masa depan bangsa itu sungguhpun jumlahnya mungkin hanya sepersekian persen dari jumlah pelajar secara keseluruhan, sungguh amat disayangkan dan telah mencoreng kredibilitas dunia pendidikan. Para pelajar yang seharusnya menunjukkan akhlak yang baik sebagai hasil didikan itu, justru malah menunjukkan tingkah laku yang buruk. Salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah dengan mengoptimalkan pendidikan akhlak di lembaga-lembaga pendidikan formal, khususnya lembaga pendidikan Islam. Karena mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam, tentu saja tanpa mengabaikan pentingnya pendidikan jasmani, akal, ilmu, atau segi praksis lainnya. Mata pelajaran Aqidah Akhlak di lembaga pendidikan Islam merupakan salah satu implementasi dari jiwa pendidikan Islam dan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan Islam. Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang mereka ketahui, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, membentuk moral yang tinggi, menanamkan akhlak mulia, meresapkan fadhilah (keutamaan) di dalam jiwa para siswa, membiasakan mereka berpegang pada moral yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela, berpikir secara rohaniah dan insaniyah (kemanusiaan), dan menyiapkan mereka untuk sutu kehidupan yang tinggi. Oleh karena itu, mata pelajaran Aqidah Akhlak di sekolah sangat diharapkan mampu menciptakan anak didik yang beraqidah dan berakhlak mulia, yang mampu hidup berdampingan dan menghormati hak hidup orang lain dengan dilandasi nilai-nilai Islami. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara efektif dan efisian, maka dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran tertentu, salah satunya adalah model pendekatan Moral Reasoning. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan “Bagaimanakah korelasi antara implementasi model pendekatan Moral Reasoning (pertimbangan moral) pada mata pelajaran Aqidah-Akhlak dalam membentuk religiusitas siswa MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan.†seluruh siswa kelas VII s/d kelas IX di MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan yang berjumlah 103 siswa dan peneliti mengambil sampel 55% dari populasi, maka sampelnya adalah 55 / 100 x  103 siswa = 56,65 siswa = 56 siswa, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode  interview, instrument angket, metode observsi, metode dokumenter. Metode analisa data yang dipakai adalah teknik Product Moment. Adapun untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara implementasi model pendekatan Moral Reasoning pada pembelajaran aqidah akhlak dengan pembentukan religiusitas siswa di MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan, maka peneliti mengkonsultasikan hasil perhitungan di atas dengan (menggunakan rumus product moment) ke dalam dua cara, yaitu : Dengan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r†product moment secara kasar (sederhana) dan Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasin “r†product moment dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r†product moment dengan terlebih dulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) dengan rumus Df = N – nr.. Setelah diketahui nilai rxy = 0,6422 maka langkah yang paling akhir adalah mengetes apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak (signifikan atau tidak signifikan) atas taraf kepercayaan 5% dan 1%. Hasil r hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan memperhatikan responden pada taraf signifikan 5% dan 1% dengan terlebih dulu mencari derajat bebasnya (db) atau degree of freedom-nya (Df) dengan rumusnya Df = N – nr. Berdasarkan taraf signifikan 5% yang kemudian di cocokkan dengan N atau jumlah yang terdapat dalam tabel r product moment, bilangan yang ada yaitu 0,266. Adapun dari hasil perhitungan di atas yang diperoleh adalah 0,6422. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa nilai r yang kita peroleh dari hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai r yang terdapat dalam tabel product moment. Begitu pula bila dikonsultasikan dengan tabel signifikansi 1%, bilangan yang ada dalam tabel adalah 0,345. Maka dapat dilihat bahwa dari hasil perhitungan tersebut nilai r yang kita peroleh lebih besar dari pada nilai r yang terdapat dalam tabel product moment. Dari hasil perhitungan rumus r product moment didapatkan hasil 0,6422, dari taraf signifikan 5% dengan angka 0,266 dan dari taraf signifikan 1% dengan angka 0,345 dengan jumlah responden (N) 56 yang berada pada rentang 50 – 60. hal ini menjadi sandaran kesimpulan bahwa hipotesa kerja (Ha) yang diajukan di muka diterima, dan hipotesa nol (Ho) ditolak, yaitu adanya korelasi antara Implementasi Model Pendekatan Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) pada Mata Pelajarn Aqidah Akhlak dalam Pembentukan Religiusitas Siswa di MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan. Dan jika 0,6422 dikonsultasikan dengan kriteria yang diajukan di depan berada antara 0,40 – 0,70, maka korelasinya adalah tergolong cukup atau sedang. Sedangkan mengenai religiusitas siswa MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan adalah tergolong cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil prosentase tentang religiusitas siswa adalah 72,50%, yang hal ini jika dicocokkan dengan standard prosentase berada pada rentang 56% - 75% yan tergolong cukup baik.

References

Abdullah, M. Amin, Problem Epistemologis – Metodologis Pendidikan Islam. Dalam Abd. Munir Mulkan, et. Al., Religiusitas Iptek, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998).
Ancok dan Suroso, Psikologi Islami Solusi Islam atas Problem – Problem Psikologi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996).
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik, (Jakarta : Rajawali Press, 1996).
Cholid Nurbuko dan Abu Ahmadi, MetodologiPenelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997).
Dister N.S., Pengalaman Dan Motivasi Beragama Pengantar Psikologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1998).
Djarwanto, Pokok-Pokok Metode Riset Dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi, (Yogyakarta : Liberty, 1984).
Elizabeth B. Hurlock, Perekembangan Anak 2, (Jakarta : Erlangga, 1999).
Ernin Naurinnisa, M. Pd., Wajah Baku Pendidikan Islam di Era Global dalam Mimbar Pembangunan Agama, No. 231/Desember 2005 M/TH. Ke XIX, (Surabaya : Kanwil Depag Prop. Jatim, 2005).
H. Abuddin Nata, M. A. Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2003).
Hendro Puspito, D. O. C., Sosiologi Agama, (Jakarta : Kanisius, 1991).
H. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005).
Lawrence Kohlberg, Tahap – Tahap Pertimbangan Moral, (Yogyakarta : Kanisius, 1995).
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang).
Muhaimin, M. A., Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya : Pustaka Pelajar, 2003).
Muhaimin, et. al., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001).
Muhibbin Syah, M. Ed., Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006).
Muhammad AR., Pendidikan di Alaf Baru, (Jogjakarta : Prismasophie, 2003).
Pius A. Partanto, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, 1994).
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993).
Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000).
Robert W. Crapps, Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan, (Yogyakarta : Kanisius, 1994).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993).
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998).
Sutrisno Hadi, Statistik 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 1996).
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1987).
Zakiyah Daradjat, Perana Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta : Gunung Agung, 1978).
_______, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung : Sinar Baru, 1988).
Published
2021-10-19
How to Cite
Huda, S. (2021). Korelasi Model Moral Reasoning (Pertimbangan Moral) Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Pembentukan Religiusitas Siswa di MTs Roudlatul Ulum Tebas Gondangwetan Pasuruan. Al-Makrifat: Jurnal Kajian Islam, 6(2), 132-141. Retrieved from https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/makrifat/article/view/4429