Pemanfaatan Ekstrak Etanol Daun Bawang Batak (Allium chinense G. Don) Sebagai Antibakteri
Abstract
Abstract: This study aimed to evaluate the antibacterial activity of the ethanol extract of Batak onion leaves (Allium chinense G. Don) against soil bacteria using the disk diffusion method. The treatments included ethanol extract of Batak onion leaves, chloramphenicol as a positive control, and dimethyl sulfoxide (DMSO) as a negative control. The results showed that the ethanol extract exhibited antibacterial activity with an average inhibition zone of 3.16 mm, categorized as weak antibacterial activity. In contrast, the positive control (chloramphenicol) produced an inhibition zone of 28.07 mm, indicating very strong antibacterial activity, while the negative control (DMSO) showed no inhibition zone. These results confirm that the observed antibacterial effect originated from the active compounds in the extract or antibiotic rather than the solvent. The antibacterial potential of A. chinense G. Don is attributed to the presence of secondary metabolites such as flavonoids, saponins, and terpenoids, which can damage bacterial cell walls or inhibit protein synthesis. Therefore, although the inhibitory effect is relatively weak, Batak onion leaves have promising potential as a natural antibacterial source with further optimization of extract concentration and purification methods. Keywords: Allium chinense G. Don, Antibacterial Activity, Ethanol Extract, DMSO, Chloramphenicol, Disk Diffusion Method Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun bawang Batak (Allium chinense G. Don) terhadap bakteri tanah dengan menggunakan metode uji kertas cakram (disk diffusion). Perlakuan yang digunakan meliputi ekstrak etanol daun bawang Batak, antibiotik kloramfenikol sebagai kontrol positif, dan dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai kontrol negatif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bawang Batak memiliki daya hambat terhadap bakteri tanah dengan rata-rata zona hambat sebesar 3,16 mm, tergolong dalam kategori aktivitas antibakteri lemah. Sebaliknya, kontrol positif (kloramfenikol) menghasilkan zona hambat sebesar 28,07 mm dengan aktivitas antibakteri sangat kuat, sedangkan kontrol negatif (DMSO) tidak menimbulkan zona hambat sama sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri yang dihasilkan murni berasal dari zat aktif ekstrak maupun antibiotik. Aktivitas antibakteri pada ekstrak daun bawang Batak diduga berasal dari kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, dan terpenoid yang bekerja dengan cara merusak dinding sel bakteri atau menghambat sintesis protein. Dengan demikian, meskipun daya hambatnya masih lemah, daun bawang Batak berpotensi dikembangkan sebagai sumber antibakteri alami melalui optimasi konsentrasi dan metode ekstraksi yang lebih efektif. Kata Kunci: Allium chinense G. Don, Aktivitas Antibakteri, Ekstrak Etanol, DMSO, kloramfenikol, Kertas CakramCopyright (c) 2025 Vio Joana Sari, Adinda Rizky Pratiwi, Amelia Sasmita Br Sianturi, Fanny Hafifa, Najwa Sarip, Endang Sulistyarini Gultom, Nurbaity Situmorang

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.






