ANALISIS WACANA; INTERAKSIONISME SIMBOLIK

  • Hikmah Hikmah STAI Nurul Hidayah Meranti
Keywords: Interaksionisme simbolik, analisis wacana, komunikasi

Abstract

Ketika manusia berkomunikasi akan bergantung pada norma, nilai, budaya, dan aturan yang berlaku. Komunikasi antar teman sangat berbeda dengan berkomunikasi antar orang tua dan anak, guru dan murid, majikan dan pelayan. Termasuk dimana suatu tempat komunikasi itu berjalan. Misal di pondok pesantren, proses komunikasi di pesantren akan menggambarkan situasi pondok pesantren tersebut. Komunikasi mengambil peran untuk membangun hubungan antar komunikator, dalam prosesnya simbol-simbol yang ditransfer mengandung makna yang membentuk tatanan sosial suatu tempat. Interaksionisme simbolik adalah sebuah teori yang menggunakan perspektif analisis komunikasi antar individu dengan individu yang lain. Teori ini diusung oleh George Herbert Mead. Tokoh pertama yang memberi ide. Kemudian ide-ide tersebut dibukukan oleh mahasiswa-mahasiswanya dengan  hasil dari catatan kuliah mereka menjadi sebuah karya yang terkenal, yaitu Mind, Self, Society: From the Standingpoint of a Social Behaviourist. Teori Interkasionisme Simbolik yang dirangkum oleh Blummer bertumpu pada tiga premis utama: Pertama, manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka. Kedua, makna diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain. Ketiga, makna-makna tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Tokoh-tokoh yang memberi andil pada teori ini adalah : John Dewey, Chales Horton Cooley, George Herbert Mead, dan Herbert Blummer.

References

Al-Wasilah, A. Chaedar. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa, 1993.
Alfajari, Muhammad Hamam. “Interaksionisme SImbolik Santri Terhadap Kiyai Melalui Komunikasi Di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta.” Informasi: Kajian Ilmu Komunikasi 46, no. 2 (December 1, 2016): 169–78. doi:http://dx.doi.org/10.21831/informasi.v46i2.11800.
Alwasilah, A. Chaedar. Filsafat Bahasa Dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2014.
Blummer, Herbert. Simbolic Interactionism: Perspective and Method. London: University of California Press, 1986.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.
Djojosuroto, Kinayati. Filsafat Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2006.
Elkarimah, Kismiati Wahyudi, Uud. Filsafat Dan Etika Komunikasi. Bandung: Widya Padjajaran, 2010.
Fiske, John. Pengantar Ilmu Komunikasi. 3th Ed. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012.
Giddens, Anthony. The Constitution of Society Outline of the Theory of Structuration. 3th Ed. John Wiley & Sons, 2013.
Heryadi, Hedi, and Hana Silvana. “Komunikasi Antarbudaya Dalam Masyarakat Multikultur.” Jurnal Kajian Komunikasi 1, no. 1 (June 1, 2013): 95–108. http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/view/6034/3145.
Kasenim Kasiyanto. Mendamaikan Sejarah; Analisis Wacana Pencabutan TAP MPRS/XXV/1966. Yogyakarta: LKiS, 2003.
M. Henslin, James. Sosiologi; Dengan Pendekatan Membumi. 6 Ed. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
———. Komunikasi Lintas Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
Rahardjo, Mudjia. Bahasa, Pemikiran, Dan Peradaban; Telaah Filsafat Pengetahuan Dan Sosiolinguistik. Malang, 2006.
Schiffrin, Deborah. Ancangan Kajian Wacana. Edited by Abd Syukur Ibrahim. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007.
Sihabudin, Ahmad. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Soeprapto, Riyadi. Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: Averroes Press, 2002.
Veeger, K.J. Realitas Sosial; Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu-Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi. Edited by A.A Nugroho. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985.
Wahab, Abdul. Butir-Butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University Press, 1990.
Published
2018-02-17