TAFSIR ILMU TABYIN

Kemahaluasan Khazanah Ilmu Pengetahuan Islam

Penulis

  • mega STNS
  • Achmad Ainur Ridho STN

Abstrak

Al-Quran al-Karim sebagai kitab suci umat Islam adalah sumber informasi dan inspirasi pertama dan utama (al-maraji’ al- Ula wa al-Awla). Namun demikian, untuk dapat mengambil informasi dan inspirasi tersebut, tidak semudah mempelajari rangkaian huruf-hurufnya dengan hiasan harakat-harakatnya. Perlu ada seperangkat alat yang dapat digunakan secara akurat. Kegiatan itulah yang disebut dengan penafsiran; upaya memahami makna, hukum dan hikmah al-Quran. Kegiatan demikian dilakukan dengan beragam pendekatan lengkap dengan coraknya. Salah satunya adalah dengan pendekatan Ilmiah yang kemudian dikenal dengan Tafsir Ilmi. Umurnya relatif muda. Meskipun bibitnya ralatif tua. Tepatnya sekitar abad Ke-19 M. karena pada masa itu, umat Islam mengalami inferiority complex atas kemajuan sains dan teknologi Barat. Sedang umat Islam berada dalam kondisi sebaliknya. Padahal jauh sebelum itu, pada masa Islam menapaki bumi Eropa, Umat Islam adalah pemangku segalanya, terutama Ilmu pengetahuan. Untuk mengembalikan denyut nadi yang sekian lama mati, sebagian besar tokoh dan ilmuwan Islam mulai serius meneliti teks-teks ilmiah di dalam al-Quran. Inilah yang menjadi dasar munculnya Tafsir Ilmi. Sehingga pada titik klimaks dapat dihasilkan, bahwa al-Quran mengandung segala hal, termasuk hal-hal yang ilmiah. Bahkan al-Quran mendahaului ilmu pengetahuan. Titik balik inilah yang sangat perlu dipahami oleh umat Islam di seluruh dunia. Tafsir Ilmi menjadi solusi tepat Dalam upaya mengarungi kembali kemahaluasan khazanah ilmu pengetahuan di dalam Islam, sebagaimana termaktub dalam kitab sucinya, Al-Quran.  Kata kunci: Tafsir Ilmi, Islam Eropa, Ummatan Wasathan.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2025-01-17