Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini Dalam Pembelajaran Sains Sederhana

  • Susdarwati STAI Nahdlatul Ulama' Madiun
Keywords: kemampuan berpikir kritis, pembelajaran sains sederhana

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk: 1) mendeskripsikan gambaran umum kemampuan berpikir kritis anak usia dini dalam pembelajaran sains sederhana, 2) mengidentifikasi perbedaan kemampuan berpikir kritis berdasarkan karakteristik gender dalam pembelajaran sains sederhana pada anak usia dini, dan 3) mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan kemampuan berpikir kritis anak usia dini dalam pembelajaran sains sederhana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitis. Penelitian dilaksanakan di TK Dharma Wanita Gentong, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dengan subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok B (usia 5-6 tahun) di TK Dharma Wanita Gentong yang berjumlah 20 anak, terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi, dan catatan Lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga komponen utama: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) kemampuan berpikir kritis anak usia dini dalam pembelajaran sains sederhana menunjukkan perkembangan yang positif dengan 65% anak berada pada kategori Berkembang, kemampuan membangun keterampilan dasar (observasi) menunjukkan perkembangan terbaik (95%), sedangkan kemampuan mengatur strategi dan taktik paling menantang (20%); 2) perbedaan gender untuk Anak perempuan lebih unggul dalam komunikasi dan ekspresi, sementara anak laki-laki lebih baik dalam aspek praktis dan manipulasi objek eksperimen,dan 3) faktor pendukung meliputi penggunaan bahan konkret, pertanyaan terbuka guru, waktu eksplorasi cukup, lingkungan kondusif, dan dukungan teman sebaya serta faktor penghambat mencakup keterbatasan waktu, jumlah anak per kelas besar, variasi bahan terbatas, teknik bertanya guru belum optimal, dan kurangnya dukungan orang tua.

Published
2025-02-24
Section
Articles