RESILIENSI: UPAYA MEMBENTUK ANAK USIA DINI TANGGUH
Abstrak
Anak memiliki dunianya sendiri yang sangat berbeda dengan dunia manusia dewasa, bahkan orang tuanya sekalipun. Berbagai permasalahan yang timbul pada anak maka harus diselesaikan sesuai dunianya, tidak dibenarkan sama sekali manusia dewasa mengintervensinya. Setiap masalah sekecil apapun harus mendapatkan perhatian dan respon yang tepat dari orang tua atau pendidik anak. Namun dalam memberikan bantuan atau respon pada anak yang sedang mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangannya harus proporsional, artinya jangan sampai anak justru manja atau ketergantungan terhadap orang di sekitarnya. Karena pada prinsipnya setiap anak memiliki daya tahan terhadap setiap ancaman atau tekanan dari lingkungannya (resiliensi). Resiliensi seperti potensi yang dimiliki oleh setiap anak yang dapat dikembangkan melalui berbagai stimulus, di antaranya seperti pendidikan dengan menanamkan nilai-nilai positif, seperti; kemandirian, saling berbagi, saling menyayangi, tanggung jawab. Pendidik atau orang tua memiliki peran besar dalam mengembangkan potensi resiliensi dalam diri setiap anak dengan mengenali kebutuhan dan keunikan yang dimiliki oleh anak.