Kepuasan Kerja Dalam Membangun Perilaku Organisasi Pada Lembaga Pendidikan Islam

  • Yahya Zahid Ismail STIT Suri Trenggalek

Abstrak

Dalam membangun prilaku organiasasi, kita harus memperhatikan aspek individu-individu dari segi nilai, sikap, dan kepuasan kerja organisasi. Menurut McShane& Von Glinow (2010) Nilai dimaknai sebagai cerminan pribadi sesorang dalam memandu berbagai ketentuan atau keputusan dan tindakan sesuai dengan kerja organisasi. Sikap pada dasarnya merupakan penyataan evaluatif, baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Sikap lemah lembut, merupakan sikap yang sangat penting dan harus dimiliki terutama bagi seorang pemimpin, untuk mendapatkan simpati dari orang-orang yang dipimpin. Sedangkan kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2005), dapat di ukur dengan cara: Bagaimana seorang pimpinan menempatkan bawahannya pada pekerjaan yang cocok dengan bakat dan minatnya; Penerapan mutu pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja dalam tim juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang. Peneliti dalam penelitian ini respondennya adalah para pegawai di Kantor Sekretariat Provinsi Jawa Timur dengan data kinerja organisasionalnya adalah 298 sekolah. Sedangkan data kepuasan karyawan dan data sikap guru di sekolah-sekolah wilayah tersebut adalah 13.808. Menyimpulkan: bahwa penerapan nilai, sikap, dan kepuasan kerja selalu menjadi hal yang sangat penting, karena dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan sebuah lembaga pendidikan. Hasilnya, guru yang memiliki kepuasan kerja: (1) Sangat baik ada 15%; (2) Baik ada 46,25%; (3) Cukup baik ada 38,75%; dan (4) Tidak ada yang menyatakan kurang baik maupun tidak baik. Prosentasi kepuasan kerja tersebut, didukung oleh beberapa faktor, yaitu: (a) Adanya  faktor pendorong kapuasan kerja, mempunyai pengaruh sebesar 55%; (b) Faktor penyehat, mempunyai pengaruh sebesar 52,5%; (c) Faktor keterampilan manajerial Kepala Sekolah, mempunyai pengaruh sebesar 68,2%; dan (d) Faktor budaya organisasi berpengaruh 68,4%. Dengan demikian, bahwa kepuasan kerja dalam lembaga pendidikan Islam bisa disebabkan karena prilaku manajer yang baik, lingkungan yang kondusip, fasilitas layanan yang memadai, juga nilai dan prilaku guru atau bawahan dalam lembaga pendidikan Islam.

Diterbitkan
2021-03-31