Tipologi Pesantren: Salaf dan Kholaf

  • Nur Hayati Institut Keislaman Zainul Hasan Probolinggo
Kata Kunci: Pesantren, Salaf, Kholaf

Abstrak

Pesantren merupakan lembaga tradisional yang tetap menjaga sistem lama sekaligus menggunakan sistem baru yang mampu menjawab tantangan zaman. Pesantren bukan lembaga jumud yang dahulu kita kenal dengan lembaga yang kurang maju. Pesantren saat ini melebihi lembaga-lembaga lain yang ada karena output dari pesantren benar-benar diharapkan masyarakat untuk bisa memberi contoh dan menjadi panutan pada masyarakat. Dalam hal ini, pesantren bukanlah museum yang hanya dapat dilihat dan dikenang dalam sejarah. Akan tetapi,  pesantren mampu mendobrak sejarah lama dan memberi wawasan baru terhadap suatu sistem kelembagaan, kehidupan serta keamanan dan kenyamanan bersama.  Ada dua istilah dalam tipologi pesantren. Pertama, Pesantren salaf yang tetap mengajarkan kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikannya. Penerapan sistem madrasah digunakan untuk memudahkan sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Kedua, pesantren kholaf, memakai pelajaran umum dalam madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe sekolah umum di lingkungan pesantren.

Referensi

Azra, Azyumardi. (1999). Pendidikan Islam. Jakarta: PT LOGOS Wacana Ilmu.

Aziz, Abdul. (2012). Paradigma Pendidikan Pesantren Genggong. Probolinggo: STAI Zainul Hasan Genggong.

Anwar, Ali. (2008). Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri. Kediri: IAIT Press.

Dhofier, Zamaksyari. (1994). Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.

Siswanto, Ali Hasan. (2014). Dialektika Tradisi NU. Surabaya: IQ_Media Surabaya:

Solichin, Mohammad Muchlis. (2013). Masa Depan Pesantren, Surabaya: Pena Salsabila.

Yasin, Fatah. (2008). Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN MALANG PRESS.
Diterbitkan
2019-07-13