Reengineering (Rekayasa Ulang) dan Penerapannya pada Institusi Pendidikan

  • Binti Nasukah
Kata Kunci: Rekayasa Ulang, Perubahan Revolusioner, Institusi Pendidikan

Abstrak

Globalisasi dan kemajuan teknologi yang begitu cepat di era ini, menuntut institusi pendidikan melakukan adaptasi demi kelangsungan hidup. Tuntutan teknologi, mutu, efektivitas dan efisiensi, seringkali mengharuskan institusi melakukan perubahan, tidak hanya secara evolusioner tetapi juga secara revolusioner. Akibatnya, berbagai konsep manajemen dalam dunia bisnis diadopsi dan diterapkan dengan berbagai penyesuaian. Salah satu konsep tersebut adalah reengineering atau dikenal dengan istilah ‘rekayasa ulang’. Meski menjadi topik penting awal dekade 90-an, reengineering masih menjadi topik yang asing  di dunia pendidikan. Artikel bertujuan menyajikan pembahasan tentang konsep reengineering, meliputi konsep dasar–utamanya  pada perbedaannya dengan konsep-konsep manajemen lainnya, dan aplikasinya pada insitusi pendidikan–meliputi   komponen pendorong dibutuhkannya konsep, dan contoh-contoh adposinya di dunia pendidikan. Melalui kajian literatur, didapatkan kesimpulan bahwa konsep ini aplikable bagi insitusi pendidikan, sebagai sarana tepat untuk pencapaian tujuan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan institusi pendidikan secara revolusiner. Konsep dapat diterapkan baik pada support business (proses administratif), atau pada core business-nya (proses kegiatan belajar mengajar) pada institusi pendidikan. Reengineering pada proses administratif terbukti dapat memunculkan budaya baru dari sistem baru yang telah dibangun, sedangkan reengineering pada proses belajar mengajar terbukti dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan pada peserta didik, akibat diadopsinya cara-cara baru dalam proses belajar mengajar yang melibatkan teknologi.

Referensi

Abdous, M. H., & He, W. (2008). A Framework for Process Reengineering in Higher Education: A case study of distance learning exam scheduling and distribution. The International Review of Research in Open and Distributed Learning, 9(3).

Alavi, M., Wheeler, B. C., & Valacich, J. S. (1995). Using IT to reengineer business education: An exploratory investigation of collaborative telelearning. MIS quarterly, 293-312.

Al-Mashari, M., & Zairi, M. (1999). BPR implementation process: an analysis of key success and failure factors. Business process management journal, 5(1), 87-112.

Balaji, M. (2004). Reengineering an Educational Institute: a Case Study in New Zealand. School of International Studies AIS St Helens, New Zealand, Working Paper No.2.

Becher, T. and M. Kogan. (1992). Process and Structure in Higher Education. Milton Keynes: Open University Press.

Bleiklie, I., & Kogan, M. (2007). Organization and governance of universities. Higher Education Policy, 20(4), 477-493.

Brookes, M., & Becket, N. (2007). Quality management in higher education: A review of international issues and practice. International Journal of Quality Standards, 1(1), 85-121.

Danim, S. (2006). Visi baru menajemen sekolah: dari unit birokrasi ke lembaga akademik. Bumi Aksara.

Davenport, Thomas H. 1996. Process Innovation. Terj. Agus Maulana, Inovasi Proses. Jakarta: Binarupa Aksara.

Denning, P., Menascé, D., & Gerstner, J. (1995). Reengineering the Engineering School. In ASEE Conference Proceedings.

Filip, A. (2012). A global analysis of the educational market environment. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 46, 1552-1556.

Gunasekaran, A., & Kobu, B. (2002). Modelling and analysis of business process reengineering. International journal of production research, 40(11), 2521-2546.

Hammer, Michael dan James Champy. (1994). Reengineering The Corporations: A Manifesto For Business Revolution. Terj. Marcus P. Widodo, Rekayasa Ulang Perusahaan: Sebuah Manifesto Bagi Revolusi Bisnis, Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.

Hexiao, H., Shiming, Z., & Haijian, C. (2012). Reengineering from tradition to cloud: A case study. Procedia Engineering, 29, 2638-2643.

Jamali, G., Abbaszadeh, M. A., Ebrahimi, M., & Maleki, T. (2011). Business process reengineering implementation: developing a causal model of critical success factors. International Journal of e-Education, e-Business, e-Management and e-Learning, 1(5), 354.

La Belle, Thomas J. (1986). Nonformal Education in Latin America and The Carribbean: Stability, reform or Evolution?. New York: Praeger.

Nasution, M. N. (2001). Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Chalia tndonesia, lakarta.

Sallis, Edward. (2012). Total Quality Manajemen in Education: Manajemen Mutu Pendidikan, Terjemah oleh: Ahmad Ali Riyadi & Fahrurrazi. Jogjakarta: IRCiSod.

Sohail, M. S., Daud, S., & Rajadurai, J. (2006). Restructuring a higher education institution: A case study from a developing country. The International Journal of Educational Management, 20(4), 279-290.

Stahlke, Herbert F. W.& James M. Nyce. (1996). Reengineering Higher Education: Reinventing Teaching and Learning. CAUSE/EFFECT. pp 45-51. Tersedia Online: http://www.cause.org/information-resources/ir-library/html/cem9649.html.

Tony Bush & Marianne Coleman. (2012). Manajemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan, terjemah oleh: Fahrurrozi. Jogjakarta: IRCiSoD.

Weerakkody, V., & Currie, W. (2003, June). Integrating business process reengineering with information systems development: issues & implications. In International Conference on Business Process Management (pp. 302-320). Springer, Berlin, Heidelberg.

Xi, Y., Zhang, X., & Ge, J. (2012). Replying to management challenges: integrating oriental and occidental wisdom by HeXie management theory. Chinese Management Studies, 6(3), 395-412.

Yakovlev, I. V. (2002). An ERP implementation and business process reengineering at a small university. Educause Quarterly, 25(2), 52-57.
Diterbitkan
2019-07-13