Membangun Motivasi Melalui Penguatan Kemampuan Metakognitif dalam Menyusun Tes Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

  • Abdul Haris
Kata Kunci: Motivasi, Metakognif, Tes Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Abstrak

Lulusan pendidikan tinggi diharapkan memiliki learning outcomes selain kompetensi yang harus dimiliki, agar memungkinkan lulusan melakukan seperangkat tindakan cerdas yang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu, sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat. Upaya membekali mahasiswa agar memiliki capaian pembelajaran yang demikian itu hanya dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang memenuhi standar proses pembelajaran, seperti penggunaan pendekatan atau model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Model atau strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran efektif dan bermakna dapat memicu proses konstruksi motivasi mahasiswa dalam memperoleh capaian pembelajaran. Pembelajaran efektif dan bermakna dapat memberikan kepuasan dan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa. Sehingga dapat menciptakan keadaan yang memicu konsentrasinya untuk menggunakan proses organisasi informasi dan proses adaptasi pengetahuan dalam dirinya. Kemampuan yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran bermakna akan memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam otaknya (schemata). Proses organisasi informasi terjadi pada saat proses berpikir menghubungkan antara pengetahuan baru yang dihadapi (asimilasi) dengan struktur pengetahuan dalam otaknya (schemata). Apabila pengetahuan dalam struktur schemata bersesuaian dengan informasi baru yang dihadapinya, maka akan terjadi proses adaptasi atau pengintegrasian pengetahuan yang diterima dan mengubah struktur pengetahuan yang dimiliki dengan struktur pengetahuan baru (akomodasi), yang menandai terjadinya keseimbangan (equilibrium). Tingkat kemampuan mahasiswa dalam proses organisasi informasi dan proses adaptasi pengetahuan berbeda antara satu dengan lainnya. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan kognitif cenderung tidak mengalami kesulitan dalam belajarnya. Mahasiswa yang memiliki proses kognitis dalam tingkat sedang sampai rendah dapat mengimbangi kesulitan belajarnya menggunakan keterampilan metakognitifnya. Strategi penguatan kemampuan metakognitif dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran efektif dan bermakna. Keterampilan metakognitif merupakan cara belajar yang mengaktifkan proses kognitif (organisasi informasi dan proses adaptasi pengetahuan) dalam dirinya. Kemampuan metakognitif dapat digunakan untuk menyelesaikan kesulitan belajar melalui evaluasi kelengkapan pengetahuan dalam struktur schemata. Keberhasilan menyelesaikan masalah (kesulitan belajar) dalam menyusun instrument penilaian hasil belajar PAI yang dihadapi akan memberikan kepuasan bagi mahasiswa, sehingga dapat mengkonstruksi dorongan (motivasi) dari dalam diri mahasiswa.

Referensi

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Baharudin & Esa Nurwahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Dahar. 1991. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.
Flavell, J. 1979. Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of Cognitive Developmental Inquiry. American Psychologist, 34: 906 – 911.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hamzah B. Uno. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Jonassen, D. 2000. Toward a Design Theory of Problem Solving To Appear in Educational Technologi: Research and Depelopement. [online] http://www.coe.missouri.edu /~jonassen /PSPaper%20 final.pdf
Livingston, J. A. (1997). Metacognition: An Overview. (online) http://www.gse.buffalo.edu/fas/ shuell/CEP564/Metacog.html
Malone, L.K. 2007. The Convergence of Knowledge Organization, Problem-Solving Behavior, and Metacognition Research with The Modeling Method of Physics Instruction – Part II. Journal Physics Teacher Education.
Menristekdikti. RI. (28 Desember, 2015). Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015. Jakarta, Jakarta, Indonesia: Kemenristekdikti.
Presiden Republik Indonesia. (8 Juli, 2003). Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta, Jakarta, Indonesia: Kemenristekdikti.
Presiden Republik Indonesia. (17 Januari, 2012). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012. Jakarta, Indonesia: Menkumham.
Presiden Republik Indonesia. (10 Agustus, 2012). Pendidikan Tinggi. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012. Jakarta, Jakarta, Indonesia: Kementerian Sekretariat Negara RI
Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Tim Penyusun. 2008. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah alternatif penyusunan kurikulum). Jakarta; Sub Direktorat Kurikulum dan Program Studi Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tim Penyusun. 2014. Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta; Direktorat Kurikulum dan Kemahasiswaan, Dirjen Dikti Kemendikbud.
Tim Penyusun. 2016. Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta; Direktorat Pembelajaran Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.
Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wells, A. 2009. Metacognitive Therapy for Anxiety and Depression. New York, NY: the Guildford Press. Woolfolk.
Diterbitkan
2020-02-29
##submission.howToCite##
HARIS, A. Membangun Motivasi Melalui Penguatan Kemampuan Metakognitif dalam Menyusun Tes Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam. AL-FURQAN, v. 8, n. 2, p. 51-64, 29 Feb 2020.

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

##plugins.generic.recommendByAuthor.noMetric##