Peran Mahasiswa dalam Menanamkan Nilai-Nilai Moderasi Beragama di Lingkungan Kampus

  • Susanti S STAI Nahdlatul Wathan Samawa NTB
  • Dewi Jayanti Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Wathan Samawa Sumbawa Besar, NTB

Abstract

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang masyarakatnya memiliki beraneka ragam budaya meliputi perbedaan budaya, agama, ras, bahasa, suku, tradisi, dan lain-lain. Sehingga menyikapi hal ini diperlukan toleransi dalam memahami semua perbedaan yang ada. Oleh karena itu, moderasi beragama sangat tepat digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama pada kalangan mahasiswa. Moderasi beragama merupakan jalan tengah dalam menghadapi perbedaan baik kelompok ekstrim maupun fundamental. Peran mahasiswa dengan keilmuan yang dimiliki, diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai toleransi serta sebagai pelopor untuk mengedukasi masyarakat terkait moderasi beragama. Mahasiswa sangat diperlukan untuk mensosialisasikan dan mengembangkan moderasi beragama masyarakat guna mewujudkan kerukunan dan kedamaian. Untuk mewujudkan moderasi beragama dapat dilakukan dengan saling merangkul dan mengedepankan nilai-nilai toleransi antar umat beragama. Moderasi beragama merupakan kunci terpeliharanya toleransi dan kerukunan, baik tingkat lokal, nasional maupun global. Menolak ekstremisme dan liberalisme dalam beragama adalah kunci keseimbangan, demi terpeliharanya peradaban dan terciptanya perdamaian. Dengan cara inilah masing-masing umat beragama dapat saling menghormati, menerima perbedaan, serta hidup bersama dalam damai dan harmoni. Penelitian ini dilakukan karena penyebaran paham-paham ekstrem, liberal, serta intoleran tidak hanya mengarah pada masyarakat umum saja, melainkan kalangan pelajar serta mahasiswa juga menjadi sasaran empuk dalam penyebarannya. Dikarenakan mahasiswa yang berusia relatif muda yang masih dalam tahap mencari jati diri, dan rendahnya pengetahuan keagamaan mahasiswa sehingga mudah terpengaruh terhadap paham-paham tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil analisis peneliti maka diperoleh kesimpulan bahwa upaya yang dilakukan dalam membentuk sikap moderasi beragama mahasiswa di kampus yakni dengan cara memberikan pendalaman pengetahuan agama, selektif terhadap tenaga pengajar, dan akomodatif terhadap budaya lokal. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara serta observasi peneliti terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

References

Abu Amar, Pendidikan Islam Wasathiyah Ke-Indonesia-an. Jurnal: Al-insyiroh, Vol. 2, No. 2, 2018.
Abu Yasid, Membangun Islam Tengah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2010.
Afrizal Nur dan Mukhlis, Konsep Wasathiyah dalam Al-Qur’an, (Studi Komparatif antara Tafsir At-Tahrir Wa at-Tanwir dan Aisar At-Tafsir), Junal An-Nur, (Vol. 4, No. 2, Tahun 2015).
Akhmadi, Agus. Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia. Jurnal Diklat Keagamaan. Vol. 13, No. 2. Februari-Maret. 2019.
Edy Sutrisno, Aktualisasi Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan, Jurnal Bimas Islam, Vol 12, No. 2, 2019.
Hasil Munas IX MUI di Surabaya, 25 Agustus 2015 Majalah Mimbar Ulama Edisi 372.
Ibnu Asyur, at-Tahrir Wa at-Tanwir (Tunis: ad-Dar Tunisiyyah, 1984).
John M. Echols dan Hassan Shadily. (2009). Kamus Inggris Indonesia: An English-Indonesian Dictionary. Jakarta: Gramedia Pustaka. Cet. 29, 384
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2019.
Masdar Hilmy, Whither Indonesia’s Islamic Moderatism? A Reexamination on the Moderate Vision of Muhammadiyah and NU, dalam Juornal of Indonesian Islam, Vol 07, Number. 01, June. Surabaya: the Institute for the Study of Religion and Society (LSAS) and the Prostgraduate Program, IAIN Sunan Ampel, 2013.
Said Agil Husin Al-Munawar, Fiqih Hubungan Agama. Jakarta: Ciputat Press, 2018.
Published
2023-07-01
Section
Articles