Pemikiran Pendidikan K.H.A. Mustofa Bisri
Itsna Noor Laila, M.Pd., Prodi MPI STAI Al Yasini Pasuruan
Abstract
Dekadensi moral yang melanda hampir setiap lapisan masyarakat, mulai dari kalangan pelajar hingga kalangan pejabat, membuat system pendidikan diragukan keberadaannya. Pendidikan yang merupakan pembentuk karakter bangsa memerlukan pembaharuan secara konsisten dan terarah agar terlahir rumusan yang sesuai dengan tantangan zaman. Konsep pendidikan yang ideal banyak di rumuskan oleh banyak para tokoh dan praktisi pendidikan. Salah satunya adalah K.H.A. Mustofa Bisri. K.H Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) adalah pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin, Rembang. Mantan Rais PBNU ini dilahirkan di Rembang, 10 Agustus 1944. Nyantri di berbagai pesantren seperti Pesantren Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH Marzuqi dan KH Mahrus Ali; Al Munawwar Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH Ali Ma'shum dan KH Abdul Qadir; dan Universitas Al Azhar Cairo di samping di pesantren milik ayahnya sendiri, KH Bisri Mustofa, Raudlatuth Thalibin Rembang. K.H.A. Mustofa Bisri mengemukakan konsep pendidikan yang berlandaskan adagium al muhafadhah ‘ala al qadim al shalih wal akhdzu bi al jadid al ashlah (memelihara tradisi/ sesuatu yang lama yang baik dan mengambil tradisi / sesuatu yang baru yang lebih baik). Menurutnya, tradisi pendidikan pesantren adalah pondasi dalam melakukan pembaharuan, yang dapat didialogkan dengan pemikiran baru yang lebih ashlah dari manapun asalnya, baik dari kalangan Islam maupun dari kalangan luar Islam. Selain itu, agar perumusan konsep pendidikannnya dapat berdaya guna dengan baik maka K.H. A Mustofa Bisri juga menjadikan budaya lokal bangsa Indonesia sebagai pertimbangan dalam memproduk suatu gagasan.Contents on this site are licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0)