Guru dalam Mencerdaskan siswa
Keywords:
inspiring teacher, Transfer of KnowledgeAbstract
Learning is a communication of human’s existence that is othentic to be owned, continued and completed, the process of education should give a place to the insideout, process of self empowerment, based on the character paradigm and self motive.To achieve those all, the teachers are demanded to no only be able to transfer knowledge owned but inspire the students. The inspiring teachers will always give motivation and pattern modal to their students in order to face the era changes, inspiring teachers can design teaching methods well in order they have a compelling power, change, use for the sake of manage a more complete life paradigm conceptReferences
Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005, cet. 12)
Imam Tholkah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Antara Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2005)
St. Kartono, Menjadi Guru untuk Muridku, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm 6
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya, dan Inovasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 15
John Goleman, Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional. (Jakarta: PT. Gramedia, 1997)
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001)
Paul G. Stolz, Ph.D, Adversity Quotient : Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (edisis terjemahan. PT Grasindo: Jakarta, 2013)
Stein. S. J & Book. H. B, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (Terjemahan. Bandung: Kaifa, 2004)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Andi Offset, 1995)
Sumber Media Massa:
Rhenald Kasali, dalam opini Kompas “Kurikulum "Berpikir" 2013†tanggal 28 Desember 2012
https://rajiesaputra.wordpress.com/2013/05/28/istilah-4-karakter-guru-dari-william-arthur-ward/ tanggal 30 Desember 2014
Imam Tholkah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan Mengurai Antara Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat, 2005)
St. Kartono, Menjadi Guru untuk Muridku, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm 6
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasinya, dan Inovasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 15
John Goleman, Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional. (Jakarta: PT. Gramedia, 1997)
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001)
Paul G. Stolz, Ph.D, Adversity Quotient : Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (edisis terjemahan. PT Grasindo: Jakarta, 2013)
Stein. S. J & Book. H. B, Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses (Terjemahan. Bandung: Kaifa, 2004)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Andi Offset, 1995)
Sumber Media Massa:
Rhenald Kasali, dalam opini Kompas “Kurikulum "Berpikir" 2013†tanggal 28 Desember 2012
https://rajiesaputra.wordpress.com/2013/05/28/istilah-4-karakter-guru-dari-william-arthur-ward/ tanggal 30 Desember 2014
Downloads
Published
2015-06-10
How to Cite
Syarif, Z. (2015). Guru dalam Mencerdaskan siswa. Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, 1(1), 1–8. Retrieved from https://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/ulumuna/article/view/103
Issue
Section
Articles
License
Jurnal ini terbuka untuk umun dan bisa digunakan untuk kepentingan ilmiah lainnyaÂ