Tasawuf Untuk Masyarakat Modern

  • Siti Halimah Sekolah tinggi Ilmu Tarbiyah Persatuan Guru Republik Indonesia Pasuruan, Indonesia
Keywords: Tasawuf, masyarakat modern

Abstract

Salah satu fenomena menggembirakan yang terjadi pada masyarakat industri adalah kecenderungan akan hal-hal yang berkaitan dengan spiritualitas. Fenomena spiritualitas yang terjadi akhir akhir ini barangkali telah menggugurkan hipotesis Emile Durkheim yang menyatakan bahwa sikap dan perilaku spiritual mustahil muncul pada masyarakat modern. Karena menurut Durkheim masyarakat modern sangat individualis, memiliki pembagian kerja yang tinggi, perbedaan kepentingan dan keyakinan serta memiliki solideritas yang rendah. Rumusan yang mengatakan bahwa spiritualitas berbanding lurus dengan modernitas suatu masyarakat agaknya tidak selalu benar. Karena pada mayarakat modern seperti saat ini spiritualitas sudah menjadi trend tersendiri. Dikatakan Jung, Manusia, merasa membutuhkan sesuatu yang disebut non-material (daya aktual dan potensial dari energi psikis), setelah segala kebutuhan material telah dicapai namun tak pernah memberikan kepu-asan. Kebutuhan imaterial pada masyarakat modern telah beralih fungsi, tidak hanya sebagai pelengkap melainkan telah diletakkan jauh lebih tinggi daripada kebutuhan material. Taswuf adalah kepasrahan mutlak pada kekuasaan al-Haqq dan berusaha mengidentikkan dirinya dengan al-Haqq untuk mencapai kebahagiaan hakiki dan mencapai tingkat kesempurnaan manusia serta berpegang teguh pada prinsip-prinsip ajaran Islam. masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir. Fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkeperibadian yang shalih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas. Mereka yang masuk dalam sebuah tharekat atau aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqamah dan tawadhu. Semua itu bila dilihat pada diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagaimana fenomena Dzikir Jama’i yang di imami oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham, telah menyedot jamaah dari berbagai kalangan dan penjuru negeri, mereka datang dari tempat yang jauh yang tentunya untuk hadir dalam acara membutuhkan biaya yang sangat besar. Pada sebagian kalangan nominal biaya yang dikeluarkan dianggap tidak seberapa dibandingkan dengan efek yang diperoleh setelah mengikuti aktivitas dzikir jama’i.

References

Agustian, Ary Ginanjar. 2007. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual ESQ (Emotional Spiritual Quotient): The ESQ way 165: 1 Ihsan, 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga
Fadhilla, Syekh. 2003. Dasar-dasar Tasawuf. Yogyakarta: Pustaka sufi
Hall, C.S. dan Lindzey, G. 1978. Theories of Personality. New York: John Wiley & Sons
Nata, Abuddin. 2006. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Noer, Deliar. 1987. Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Mutiara
Poerwadarminta, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cet XII. Jakarta: Balai Pustaka.
Ritzer, G. & Goodman, D.J. 2003. Modern Sociology Theory, 6 th Edition. New York: McGraw Hill
Siradj, Said Aqiel. 2002. Zikir Sufi: Menghampiri Ilahi Lewat Tasawuf, Qamaruddin (Ed). Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Soleh, Mohammad dan Musbikin, Imam. 2005. Agama Sebagai Terapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syukur, Amin. 2000. Zuhud di Abad Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tamrin, Dahlan. 2010. Tasawuf Irfani: Tutup Nasut Buka Lahut. Malang: UIN-Malang Press
Taufik. 2005. Fenomena Dzikir Sebagai Eskapisme Spiritual Masyarakat Modern, dalam Jurnal SUHUF Vol XVII No. 2. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Published
2017-12-15
How to Cite
Halimah, S. (2017). Tasawuf Untuk Masyarakat Modern. Al-Makrifat: Jurnal Kajian Islam, 2(1), 85-98. Retrieved from http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/makrifat/article/view/3027
Section
Articles