Problematika Iddah dan Ihdad (Menurut Madzhab Syafi’i dan Hanafi)

Authors

  • M. Kholid STAI Darul Hikmah Bangkalan
  • Abdul Aziz STAI Darul Hikmah Bangkalan

DOI:

https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v1i1.3344

Keywords:

Problemantika;Iddah; Ihdad

Abstract

 Memang iddah sudah dikenal sejak zaman jehiliyah. Kemudian setalah datangnya Islam, iddah dilanjutkan karena bermamfaat bagi kelangsungan hidup antara istri dan suami. (Al-hamdani, 1989:251). Begitu pula dengan ihdad, yakni suatu konsisi dimana kaum perempuan yang harus saja ditinggal mati suaminya, bahkan anggota keluarganya juga mengisolasikan diri didalan ruang yang terpisah, tidak boleh ganti pakaian dan tidak boleh memakai wewangian dan ini dilakukan selama saru tahun pennuh, bahkan diilustrasiakan dalam sebuah hadis, begitu busuknya badan perempuan yang ber-ihdad tersebut sehingga tak seorangpun berani menghampirinya, dan seandainya ia keluar ruangan dengan segera burung-burung gagak akan menyergapnya lantaran bau busuknya yang ditimbulkan. (Ghazali, 2000:138). Menghadapi problem model tradisi seperti ini secara perlahan Islam datang melakukan perubahan-perubahan yang cukup mendasar, Islam datang dengan mengupayakan adanya pengurungan waktu berkabung dengan seorang istri, dan ini dilakukan tidak dengan cara merendahkan atau menistakan diri. Maka dibuatlah suatu ketentuan Iddah. Nah, Iddah dan Ihdad ini menjadi fokus utama yang perlu dibahas secara jelas dan terperinci dan mendalam atas problematika iddah dan ihdad dengan menampilkan pendapat Madzhab Syafi’I dan Mazhab Hanafi.

References

Al-qur’an dan terjemah, Departemen Agama RI, Mahkita, Surabaya
Abd. Muqsith Ghazali dkk, Tubuh, Seksualitas, dan Kedaulatan
Perempuan RAHMA, Jakarta, 2000
Abdurrahman al-Jazili, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Madzahib alArba’ah, Juz IV Dar Fikr, Bairut, t,t
Abu AAbdullah Muhammad ibn Abdurrohmman, Rahmat alUmmat fi Ikhtilafi al-Aimmah, Juz II Al-Hidayah,
Surabaya t.t
Asy-syairozi, Al-Muhadzdzab fi Fiqh Madzhab Imam As-Syafi’I,
Syirkah Maktabah. Surabaya, t.t
H.S.A. Al-Hamdani, Risalah Nikah, Jakarta, Pustaka Amina, Jakarta 1989
Ibnu Rusyd, Bidaya al-mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid, Juz II
Syarkah an-Nur Asia, t.t
Imam Taqiyuddin Abubakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayah al-Akhyarfi Hall ghoyah al-Iktishor, juz II, Dar al-Ikhya’ kutub al-Arabiyah t.t
M. Ali. Ash-Shobuni, Tafsir Ayat Al-Ahkam min al-Qur’an Jild. I, alih bahasa Saleh Mahfoed, cet. I (Bandung : Al-Ma’ruf
, t.t).
M. Hasbi Ash-shisiqi, Pengantar Ilmu Fiqh, Bulan Bintang, Jakarta, 1967
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Madzhab, TP Lentera Basritama, Jakarta, 1996
Syamsuddin as-Syarkhosi, al-Mabsuth, Juz, V, Dar al-Ma’rifah,
Bairut 1989
Teunku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Poko-Pokok Pegangan Imam Madzhab, Pustka Rizki Pratama, Semarang, 1997
Wahbah Az-zuhaily, DR Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuhu, Juz VII, Dar al-Fikr, Damsyiq, 1989

Downloads

Published

2015-02-27

How to Cite

Kholid, M., & Aziz, A. (2015). Problematika Iddah dan Ihdad (Menurut Madzhab Syafi’i dan Hanafi). Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman, 1(1), 117–133. https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v1i1.3344

Issue

Section

Articles