Submissions
Submission Preparation Checklist
As part of the submission process, authors are required to check off their submission's compliance with all of the following items, and submissions may be returned to authors that do not adhere to these guidelines.- The submission has not been previously published, nor is it before another journal for consideration (or an explanation has been provided in Comments to the Editor).
- The submission file is in OpenOffice, Microsoft Word, RTF, or WordPerfect document file format.
- Where available, URLs for the references have been provided.
- The text is single-spaced; uses a 12-point font; employs italics, rather than underlining (except with URL addresses); and all illustrations, figures, and tables are placed within the text at the appropriate points, rather than at the end.
- The text adheres to the stylistic and bibliographic requirements outlined in the Author Guidelines, which is found in About the Journal.
- If submitting to a peer-reviewed section of the journal, the instructions in Ensuring a Blind Review have been followed.
Author Guidelines
Artikel yang dikirim ke redaksi Al Lubab harus mengikuti ketentuan-ketentuan teknis sebagai berikut:
A. UMUM
- Artikel merupakan tulisan konsepsional atau hasil penelitian ilmu keislaman dalam ragam lingkup kajian Al Lubab, yang meliputi: a) Pendidikan Islam; b) Pemikiran Islam; c) Hukum Islam; d) Ekonomi Islam; dan kajian Islamic studies lain.
- Artikel adalah karya autentik dan belum pernah diterbitkan dalam berkala ilmiah lain atau buku bunga rampai.
- Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia baku dengan spasi 1,5 cm pada kertas A4 dan dikirim dalam ke alamat email: ikhsan.aira@gmail.com. Panjang tulisan adalah 20-25 halaman atau 7000 s.d 9000 kata. Artikel paling lambat diserahkan dua bulan sebelum jurnal diterbitkan
- Abstrak dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonsia maksimal 200 kata; pada setiap abstrak disusul dengan kata kunci (keyword).
- Nama penulis artikel (tanpa gelar akademik atau jabatan) dicantumkan dengan disertai alamat korespondensi, alamat email, dan atau nomor telpon seluler.
- Penulisan Artikel dalam Jurnal Marâji‘ ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Indonesia sebagai berikut. yaitu; ب ,(’) ا (b), ت (t), ث (th), ج (j), ح (ḥ), خ (kh), د (d), ذ (dh), ر (r), ز (z), س (s), ش (sh), ص (ṣ), ض (ḍ), ط (ṭ), ظ (ẓ), ع (‘), غ(gh), ف (f), ق (q), ك (k), ل (l), م (m), ن (n), و (w), _ (h), ء (’), ى (y). Untuk menunjukkan bunyi panjang (madd) dengan menuliskan coretan horizontal (macron) di atas huruf â, î, dan û (ا، ي، و). Bunyi hidup dobel (dipthong) Arab ditransliterasikan dengan menggabung dua huruf “ay” dan “aw”, seperti bayyinah, dawwâmah. Untuk kata yang berakhiran tâ’ marbûtah dan berfungsi sebagai sifat (modifier) atau mudâf ilayh ditransliterasikan dengan “ah”, sedangkan yang berfungsi sebagai mudaf ditransliterasikan dengan “at”. Contoh dalam penulisan transliterasi: bism Allâh al-Rahmân al-Rahîm [بسم الله الرحمن الرحيم]
- Artikel yang masuk, tanpa dipungut biaya.
B. TATA KETIK
- Format
Jurnal penelitian diketik (dengan komputer) pada kertas HVS (70 –80 gram) berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dan menggunakan warna huruf hitam yang jelas dengan ketebalan yang sama dari halaman awal sampai dengan halaman akhir.
- Pengetikan
a. Jurnal penelitian diketik 1,5 spasi.
b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12 atau persamaannya.
c. Pengetikan naskah harus menggunakan font (bentuk) huruf yang sama pada keseluruhan teks.
- Jarak Tepi
a. Batas atas 4 cm (dari tepi atas kertas).
b. Batas bawah 3 cm (dari tepi bawah kertas).
c. Batas kiri 4 cm (dari tepi kiri kertas).
d. Batas kanan 3 cm (dari tepi kanan kertas).
e. Setiap alenia baru, dimulai pada jarak 1,5 cm dari margin kiri.
- Nomor Halaman
a. Mulai dari awal hingga akhir jurnal penelitian diberi nomor halaman urut dengan angka Arab dimulai dengan angka 1.
b. Semua nomor halaman diketik di sebelah kanan atas, dengan jarak 3 cm dari tepi kanan maupun tepi atas kertas.
- Sistem Penomoran pada Isi Jurnal
Penomoran menggunakan tata urutan sebagai berikut:
- Tingkat I, menggunakan huruf Latin besar, seperti A, B
- Tingkat II, menggunakan angka Arab, seperti 1, 2
- Tingkat III, menggunakan huruf Latin kecil, seperti a, b
- Tingkat IV, menggunakan angka Arab dengan satu kurung: 1), 2)
- Tingkat V, menggunakan huruf Latin kecil dengan satu kurung, seperti a), b)
- Tingkat VI, menggunakan angka Arab dengan dua kurung: (1), (2)
- Tingkat VII, dengan huruf Latin kecil dengan dua kurung: (a), (b)
- Penyajian Tabel
Penyajian data dalam tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara untuk mempermudah pemahaman pembaca terhadap informasi yang bersifat kuantitatif. Dengan disajikan dalam tabel, pembaca dapat menginterpretasikan (menafsirkan) data secara lebih cepat, juga dalam
menemukan hubungan-hubungannya. Oleh karena itu, seharusnya tabel dibuat secara sederhana dan dipusatkan pada ide-ide yang penting saja.
Memasukkan terlalu banyak data ke dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajiannya. Lebih baik menggunakan banyak tabel yang sederhana daripa sedikit tabel yang isinya terlalu banyak dan kompleks.
Penyajian tabel dalam karya ilmiah, termasuk jurnal, ada tata caranya tersendiri, yaitu:
a. Semua tabel diberi nomor urut dengan angka Arab, seperti: 1, 2, 3.
b. Judul tabel ditempatkan di atas tabel dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata tugas (kata sambung dan kata depan).
c. Tabel tidak menggunakan garis tegak (vertikal), tetapi hanya menggunakan garis datar (horisontal). Meskipun demikian, garis datar yang penting adalah pada kepala kolom dan penutup tabel, sedang garis datar lainnya digunakan seperlunya saja.
d. Judul tabel yang lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dan ditulis dengan jarak satu spasi. Judul tabel tidak diakhiri tanda titik.
e. Antara teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel diberi jarak 3 spasi.
f. Dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.
g. Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir penulis, tahun publikasi dan nomor halaman di bawah tabel.
h. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
i. Tabel dan gambar yang disajikan harus diberi interpretasi berupa simpulan mengenai pola atau kecenderungan yang terlihat pada data, bukan berupa pernyataan yang mengulang isi tabel.
- Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada grafik, diagram, bagan, foto, peta, chart, denah, dan gambar lainnya. Melalui gambar, dapat disajikan data secara visual yang dapat dengan mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.
Penyajian gambar dalam skripsi hendaknya mengikuti beberapa pedoman sebagai berikut:
a. Semua gambar dinomori dengan angka Arab seperti pada tabel
b. Judul gambar ditulis di bawah gambar, tidak di atasnya. Cara penulisan judul gambar sama dengan judul tabel.
c. Gambar hendaknya yang sederhana sehingga dapat menyampaikan ide dengan jelas dan mudah dipahami meskipun tanpa penjelasan secara tekstual. Meskipun demikian, penulis tetap perlu memberikan penjelasan/ interpretasinya terhadap setiap gambar yang disajikannnya.
d. Gambar hendaknya digunakan secara hemat karena teks yang terlalu banyak disertai gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
e. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditematkan pada halaman tersendiri
f. Penunjukan gambar dalam teks harus menyebutkan nomornya, tidak menggunakan kata-kata gambar di bawah ini atau gambar di atas.
Misalnya: Berdasarkan gambar 1 dapat dinyatakan bahwa ....
- Penerapan Kaidah Ejaan dan Penulisan Kata
Untuk naskah berbahasa Indonesia, tata cara penggunaan tanda baca, penulisan huruf, dan penulisan kata harus disesuaikan dengan rambu-rambu yang termuat dalam buku Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka. Beberapa kaidah ejaan dan penulisan kata yang perlu diperhatikan antara
lain:
a. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, subjudul, maupun anak subjudul
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat, tetapi jika anak kalimat mengikuti induk kalimat tidak dipakai koma.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, tetapi tidak dipakai pada kata bentukannya. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris, mengindonesiakan.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, tetapi tidak untuk yang bukan nama diri, misalnya: SD Negeri Jetis 1 , SMP Negeri 1, Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, di sekolah menengah itu, suatu program studi.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur kata ulang pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Taman Kanak-Kanak Pertiwi, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
f. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.
g. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya:
- Huruf pertama kata abad ialah a.
- Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
h. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya:
- Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
-Weltanschauung diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’.
i. Imbuhan (awalan dan atau akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: memublikasi, menyosialisasikan, mengoordinasi, memproduksi, mengklasifikasi, pemprograman, menetralkan.
j. Awalan dan akhiran pada gabungan kata ditulis serangkai. Misalnya: dilipatgandakan, mengggarisbawahi, mempertanggungjawabkan
k. Gabungan kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai sebagai kombinasi ditulis serangkai, tetapi tidak untuk gabungan kata yang bukan kombinasi. Misalnya: antarnegara, elektromagnetik, mancanegara, pascapanen, semikonduktor, nonkolaborasi, terima kasih,
tanggung jawab, budi daya
l. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: di dalam, di mana, ke mana, di antaranya, di samping itu, dari mana, dari siapa
m. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: Cu (kuprum), kVA (kilovolt ampere), l (liter), kg (kilogram, Rp (rupiah).
n. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya:
- Empat puluh lima persen siswa kurang aktif dalam diskusi.
- Ada 45% siswa yang tidak aktif selama pembelajaran Biologi.
o. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu (pemilihan umum).
p. Penulisan kata serapan disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Misalnya : praktik (bukan praktek), objek (bukan obyek), subjek (bukan subyek), survai (bukan survei), analisis (bukan analisa)
- Penulisan Judul Bab, Subbab, dan Anak Subbab
a. Judul Bab
Judul bab diketik dengan huruf besar (kapital) pada halaman baru dengan jarak 4 cm dari tepi atas kertas, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
b. Judul Subbab
Huruf pertama setiap kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital, bold, dan diletakkan di pinggir tepi kiri.
c. Judul Anak Subbab
Huruf pertama setiap kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
d. Jika ada tingkatan judul yang lebih rendah, huruf pertama, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf besar, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
e. Jika ada tingkatan yang lebih rendah lagi, huruf pertama ditulis dengan huruf besar, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
C. Penulisan Sumber Kutipan
1. Batasan Kutipan
Kutipan adalah salinan suatu ide/konsep/temuan orang ke dalam karya tulis kita. Membuat kutipan bukanlah hal yang salah, bahkan seharusnya dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. Akan tetapi, kesan bahwa kajian teori hanya berupa kumpulan kutipan harus dihindari. Untuk itu, kutipan-kutipan yang dibuat harus berselang-seling dengan interpretasi dan argumentasi dari penulis. Dengan demikian, tampak bahwa penulis memiliki pendapat atau pandangan tertentu terhadap apa yang dikutip, dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Informasi lengkap tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang disebut Daftar Rujukan atau Daftar Pustaka. Format penulisan kutipan harus sama dengan format yang dipakai pada penulisan daftar pustaka. Oleh karena itu, jika penulisan kutipan menggunakan sistem American Psychological Association (APA), yang biasa disebut sistem author-date ‘pengarang-tahun’, penulisan daftar pustaka juga harus menggunakan sistem tersebut
2. Jenis Kutipan
a. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah salinan dari ide/konsep/temuan orang lain yang disampaikan dengan kata-kata penulis sendiri. Sumber yang dikutip tidak langsung misalnya pendapat pakar atau temuan hasil penelitian yang memungkinkan untuk diambil inti sarinya.
b. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah salinan ide/konsep/temuan orang lain persis kata per kata, termasuk tanda bacanya seperti teks aslinya. Sumber yang dikutip misalnya pendapat pakar atau temuan peneliti yang disalin kata per kata karena penulis khawatir salah dalam menginterpretasikan, bagian teks karya sastra, rumus, bagian teks kitab suci, dan dokumen resmi negara seperti pasal dan ayat dalam undang-undang
3. Tata Cara Penulisan Sumber Kutipan dengan Sistem APA
a. Penulisan Kutipan Tidak Langsung
Pada sistem APA, penulisan kutipan tidak langsung yang merupakan bagian tertentu dari sebuah buku/artikel harus menyertakan nomor halaman tempat bagian yang dikutip Akan tetapi, penulisan kutipan tak langsung yang merupakan inti sari dari keseluruhan hasil sebuah penelitian tidak perlu mencantumkan nomor halaman. Penulisannya cukup dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan pustaka . Contoh penulisannya seperti di bawah ini.
1) Kutipan tak langsung dari bagian tertentu sebuah karya tulis
Pembelajaran yang terprogram dan dirancang dengan baik tentu dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berkaitan dengan pengertian hasil belajar, Sudiyarto memberikan batasan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar setelah
mengikuti program pembelajaran (2004:72).
2) Kutipan tak langsung yang berupa inti sari sebuah karya tulis
Pendidikan karakter terbukti memiliki kontribusi besar terhadap kualitas luaran pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan hasil penelitian Hollingshead (2009) bahwa siswa yang mendapat program pendidikan karakter lebih cepat mendapat tempat magang daripada siswa yang tidak mengikutinya.
b. Penulisan Kutipan Langsung
Kutipan langsung pada sistem APA ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang dikutip. Kutipan langsung dibedakan atas dua jenis, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.
1) Kutipan langsung pendek
Kutipan langsung pendek adalah kalimat yang dikutip kurang atau sama dengan 40 kata (≤ 4 baris). Kutipan langsung pendek dituliskan dalam teks dengan memberi tanda petik/kutip di awal dan akhir kutipan. Contoh penulisannya seperti di bawah ini.
a) Nama penulis disebutkan dalam kalimat
Mengenai penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika, Budiyono (2004: 131 ) berpendapat, “Langkah pertama dalam penyelesaian soal cerita adalah menuliskan kalimat matematika dan siswa sering melakukan kesalahan pada langkah ini karena tidak memahami maksud soal”.
Atau
Mengenai penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika, Budiyono berpendapat, “Langkah pertama dalam penyelesaian soal cerita adalah menuliskan kalimat matematika dan siswa sering melakukan kesalahan pada langkah ini karena tidak memahami maksud soal” (2004: 131).
b) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat
Salah satu komponen penting dalam aktivitas belajar adalah tujuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang menyatakan, ”Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh individu selalu berorientasi pada tujuan sehingga individu termotivasi beraktivitas apabila ada tujuan jelas yang menuntunnya untuk
bertindak” (Siskandar, 2009: 184). Oleh karena itu, dalam aktivitas membaca, tujuan membaca harus dimiliki supaya pembaca dapat mengatur porsi perhatiannya terhadap bagian tertentu dalam bacaan.
2) Kutipan langsung panjang
Kutipan langsung panjang adalah kalimat yang dikutip lebih dari 40 kata (> 4 baris). Kutipan langsung panjang ditulis dalam paragraf tersendiri, dengan jarak 5 ketuk/spasi dari margin kiri, dan jarak antarbaris 1 spasi. Teks yang dikutip tidak perlu diberi tanda petik pada pembuka dan penutupnya. Contoh penulisannya sebagai berikut ini.
a) Nama penulis disebutkan dalam kalimat
Agar pembelajaran bahasa Inggris mencapai tingkat komunikatif, Waluyo, Kunardi, Sujoko, dan Nurkamto (2004: 96) menyatakan:
Dalam kaitannya dengan kinerja guru dan siswa di dalam kelas, disarankan agar jumlah siswa dalam setiap ruang kelas bahasa Inggris tidak terlalu banyak, yaitu hanya antara 20 hingga 25 siswa. Hal ini penting agar setiap siswa memperoleh giliran melakukan tugas dan menerima balikan yang memadai dari guru. Di samping itu, kelas yang kecil memudahkan guru mengelola kelas, khususnya dalam mengontrol perilaku berbahasa siswa.
b) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat
Seorang pakar pendidikan secara rinci merumuskan pengertian minat dalam tiga batasan sebagai berikut:
Pertama, sebagai suatu sikap yang menetap yang mengikat perhatian individu ke arah objek-objek tertentu secara selektif; kedua perasaan yang berarti bagi individu terhadap kegiatan, pekerjaan atau objek-objek yang dihadapi oleh setiap individu; dan ketiga kesiapan individu yang mengatur atau mengendalikan perilaku dalam arah tujuan tertentu (Chapin, 2000: 255)
4. Penulisan Nama Penulis dalam Sumber Kutipan
a. Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Negara
Berdasarkan negaranya, nama penulis dalam sumber kutipan dituliskan dengan tata cara seperti yang termuat pada tabel 1.
Tabel 1 . Tata Cata Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Negara
Nama Penulis Berdasarkan Negara |
Nama Penulis |
Penulisan dalam |
Nama penulis barat |
Constantine J. Alexopoulos |
Alexopoulos |
Nama Indonesia diikuti |
Andi Hakim Nasoetion Agustin Widya Gunawan |
Nasoetion |
Nama Indonesia diikuti |
Yayah Koswara |
Koswara |
Nama Indonesia yang |
Sajidan |
Sajidan |
Nama Indonesia yang |
Amir Fuady Muhammad Furqon Hidayatullah |
Fuady |
Nama Jepang dan Korea |
Hiroko Yakamoto |
Yakamoto |
Nama Belanda dengan de, |
Kees de Vries |
De Vries |
b. Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya
Berdasarkan jumlahnya, nama penulis dalam sumber kutipan dituliskan dengan tata cara seperti yang termuat pada tabel 2.
Tabel 2. Tata Cara Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya
Jumlah Penulis |
Cara Penulisan Sumber Kutipan |
Satu penulis |
Smith (2007) atau (Smith, 2007) |
Dua penulis Kutipan pertama dan berikutnya |
Smith dan Thomas, (2008) atau |
Tiga/lima penulis
Kutipan berikutnya |
Smith, Thomas, dan Jones (2010) atau Smith, et al. (2010) atau (Smith, et al., 2010) |
Enam/lebih penulis Kutipan pertama Kutipan berikutnya |
Smith, et al. (2009) atau (Smith, et al., 2009) Smith, et al. (2009) atau (Smith, et al., 2009) |
Lembaga/organisasi Kutipan pertama Kutipan berikutnya |
Program for International Student Assessment (PISA, 2009) PISA (2009) atau (PISA, 2009) |
c. Pengutipan dari Sumber Kedua
Dalam menulis karya ilmiah, sebaiknya pustaka yang dikutip merupakan sumber pertama atau sumber asli. Akan tetapi, kadang-kadang hal itu sulit dilakukan karena buku aslinya berbahasa asing atau sulit diperoleh. Oleh karenanya, sumber kedua dapat digunakan dan penulisan sumber kutipan dengan menyebutkan penulis asli, sedangkan pada daftar pustaka dituliskan identitas sumber kedua.
Contoh:
1) Kutipan :
Hal tersebut sesuai dengan simpulan Keuss dan Sloth (2005) bahwa hambatan utama dalam implementasi pendidikan karakter adalah para guru tidak pernah mengikuti pendidikan karakter sehingga siswa dengan mudah dapat mengidentifikasi perilaku guru yang tidak sinkron (Hollingshead, 2009: 171).
Atau
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hollingshead (mengutip simpulan Keuss dan Sloth, 2005) bahwa hambatan utama dalam implementasi pendidikan karakter adalah para guru tidak pernah mengikuti pendidikan karakter sehingga siswa dengan mudah dapat mengidentifikasi perilaku guru yang tidak sinkron (2009: 171).
2) Daftar pustaka :
Hollingshead, B. (2009). The Concerns-Based Adoption Model: A Framework for Examining Implementation of a Character Education Program. NASSP Bulletin, 93: 166-184.
d. Mengutip dari beberapa karya penulis yang berbeda dalam satu kalimat (kutipan diambil dari sumber yang berbeda)
Sumber-sumber yang berbeda bisa dikutip dalam satu untuk mendukung sebuah pendapat atau temuan. Penyebutannya dilakukan berdasarkan urutan alfabet dan penulisan setiap sumber dipisahkan dengan tanda titik koma. Contoh:
Jamarah dan Aswan (2005: 12); Ridhani (2004: 7); serta Zubaidi dan Mawarni (2010: 87) memberikan batasan hasil belajar sebagai perubahan perilaku dan pribadi seseorang setelah proses pembelajaran berlangsung.
Atau
Beberapa penulis memberikan batasan hasil belajar sebagai perubahan perilaku dan pribadi seseorang setelah proses pembelajaran berlangsung (Jamarah & Aswan, 2005: 12; Ridhani,
2004: 7; Zubaidi & Mawarni, 2010: 87)
e. Karya dengan nama belakang penulis yang sama
Jika mengutip dari karya dengan nama belakang penulis yang sama dengan kutipan sebelumnya, nama depan penulis perlu dicantumkan pada kutipan. Contoh:
Tarigan, J. (2004) menyatakan bahwa keterampilan menulis (produktif) dipengaruhi oleh keterampilan membaca (reseptif). Hal tersebut relevan dengan simpulan Tarigan, H.G. (2005) bahwa pola kalimat yang ditulis siswa merupakan refleksi dari hasil membacanya.
Atau
Tarigan, J. (2004) dan Tarigan, H.G. (2005) menyatakan bahwa ada korelasi positif antara kemampuan membaca dan menulis.
f. Tidak ada nama penulis
Jika tidak ada nama penulis, dalam sumber kutipan dapat dituliskan 1 atau 2 kata pertama dari judul dan tahun. Kutipan dari artikel atau bab, judul ditulis dalam huruf tegak dan diberi tanda petik. Kutipan dari buku, brosur, laporan atau terbitan berkala (majalah/surat kabar), judul ditulis dalam huruf miring. Contoh:
Soal cerita adalah wacana dengan bahasa yang mengandung simbol untuk menyampaikan masalah dan pemecahannya menggunakan konsep matematika (”Studi Kesulitan,” 2004).
Untuk bidang Matematika, siswa Indonesia berada pada peringkat 36 dari 48 negara atau di bawah rata-rata internasional (Laporan TIMMS, 2009).
Jika tidak ada nama penulis, dalam sumber kutipan juga bisa disebutkan dengan menggunakan kata Anonim yang diikuti tanda koma dan tahun, contoh:
Hal itu sangat beralasan mengingat pada bagian tertentu, bahasa yang digunakan dalam soal cerita bukanlah “bahasa normal” atau bahasa yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari (Anonim, 2010).
5. Memotong kutipan
Jika kutipan langsung tidak disalin satu kalimat secara utuh, penulisan harus diberi tiga titik. Contoh:
Saka (2010: 41 ) menyatakan, “Kerja sama dalam kelompok dan antarkelompok dapat meningkatkan prestasi siswa… ”.
Atau
Pengertian trianggulasi metode adalah penggunaan berbagai metode untuk data yang sama seperti yang dijelaskan Sutopo (2011: 95), “…dengan teknik pengumpulan data yang berbeda pada sumber yang sama tersebut, peneliti bisa menarik simpulan ”.
6. Mengutip dari Website
Pada dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan mengutip dari sumber tercetak. Yang dicantumkan adalah nama penulis, tahun penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan langsung) atau jika tidak ada nomor halaman, sebutkan nomor bab, nomor gambar, tabel atau paragraf. Jadi, alamat website tidak perlu dituliskan dalam sumber kutipan. Alamat website dan informasi lain dituliskan pada Daftar Pustaka. Contoh:
a. Kutipan :
Pendekatan berbeda dengan metode pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan Sudrajat (2008: 2) bahwa, “Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum, yang di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode dengan cakupan teoretis tertentu”.
Atau
Pendekatan pembelajaran menurut Sudrajat (2008: 2) adalah sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang sifatnya sangat umum, yang mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari penerapan metode pembelajaran tertentu.
b. Daftar pustaka :
Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, dan Model Pembelajaran. Diperoleh 25 Mei 2011 dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/09/12/pendekatanstrategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/
D. Penulisan Daftar Pustaka
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal, istilah yang digunakan dalam buku pedoman ini adalah DAFTAR PUSTAKA, bukan DAFTAR RUJUKAN. Oleh karena itu, di dalamnya tercakup informasi tentang bahan pustaka yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi atau tidak hanya meliputi bahan pustaka yang terdapat dalam tubuh skripsi, tetapi juga yang menjadi bahan bacaan.
Urutan pustaka dalam daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad dari huruf pertama nama penulis. Identitas setiap bahan pustaka harus dinyatakan dengan lengkap dan benar agar memudahkan pembaca menelusuri kembali. Oleh karena itu, bahan pustaka hendaknya dipilih yang lengkap identitasnya. Identitas pustaka yang salah atau tidak lengkap tidak akan banyak gunanya dan secara tidak langsung menunjukkan kualitas penulisnya.
1. Tata Cara Penulisan Nama Penulis
Untuk tujuan konsistensi dengan sistem APA dan keseragaman, penulisan nama penulis pustaka diatur seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Tata Cara Penulisan Nama Penulis dalam Daftar Pustaka
Nama Penulis |
Nama Penulis |
Penulisan pada |
Nama penulis barat |
Constantine J. Alexopoulos |
Alexopoulos, C.J. |
Nama Indonesia diikuti |
Andi Hakim Nasoetion |
Nasoetion, A.H. |
Nama Indonesia diikuti |
Yayah Koswara |
Koswara, Y. |
Nama Indonesia terdiri atas |
Sajidan |
Sajidan |
Nama Indonesia terdiri atas |
Amir Fuady |
Fuady, A. |
Nama Jepang dan Korea |
Hiroko Yakamoto |
Yakamoto, H. |
Nama Belanda dengan kata-kata de,van,vanden, vander, |
Kees de Vries |
De Vries, K. |
Nama-nama penulis dicantumkan dalam identitas pustaka dengan menuliskan nama keluarga atau nama belakang yang diikuti inisial (singkatan) nama kecil atau nama depan (lihat tabel 3). Jika jumlah penulisnya tujuh atau lebih, yang ditulis hanya sampai penulis keenam, sedangkan selebihnya diwakili dengan et al. atau dkk. Tanda koma digunakan untuk memisahkan nama keluarga/nama belakang dan inisial dan memisahkan nama antarpenulis. Tanda impresan (&) digunakan untuk memisahkan antarnama jika ada dua penulis dan sebelum nama terakhir jika ada lebih dari dua penulis.
Contoh:
Pustaka dengan satu penulis
Suryabrata, S. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pustaka dengan dua penulis
Chaer, A. & Agustina, L. (2004). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Pustaka dengan empat penulis
Waluyo, H.J., Kunardi, Sujoko, & Nurkamto, J. (2004). Kemampuan Guru Mengimplementasikan Pendekatan Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa Inggris di SMA dan SMK Kota Surakarta. Paedagogia: Jurnal Penelitian Pendidikan, 7 (2) 87 – 98.
Pustaka dengan enam penulis
Capps, R., Fix, M., Murray, J., Ost, J., Passel, J., & Herwantoro, S. (2005). The New Demography of America’s Schools: Immigration and the No Child Left Behind Act. Washington, DC: Urban Institute.
Pustka dengan lebih dari enam penulis
Abedi, J., Plummer, J. R., Albus, D., Thurlow, M., Liu, K., Bielinski, J. et al. (2005). Reading Test Performance of English-language Learners Using an English Dictionary. The Journal of Educational Research, 98, 245-256.
Pustaka dengan nama lembaga sebagai penulis
Nama lembaga ditulis paling depan, diikuti tahun, judul pustaka yang dicetak miring, tempat penerbitan, dan nama penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab atas pustaka tersebut.
Contoh:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka
Pustaka dengan penulis sebagai editor
Jika penulis sebagai editor, di belakang namanya diberi tulisan (Ed.) jika ada satu editor. Jika editor lebih dari satu di belakang nama diberi tulisan (Ed.) untuk penulis Indonesia dan (Eds.) untuk penulis asing (berbahasa Inggris), di antara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Widarti, P. (Ed). (2005). Menuju Budaya Menulis: Bunga Rampai dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXVII. Yogyakarta: Tiara Wacana.
McMillan, J.H. (Ed.). (2007). Formative Classroom Assessment: Theory into Practice. New York: Teachers College Press.
Ismawati, E., Setiyadi, P., Pranawa, E., & Santosa G.B. (Ed.). (2010). Optimalisasi Pemanfaatan Potensi Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Kebudayaan Indonesia. Proceeding Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXXII. Yogyakarta: Kepel Press
Reigeluth, C.M. & Carr-Chellman, A.A. (Eds.). (2009). Instructional Design Theories and Models Volume III: Building a Common Knowledge Base. New York: Routledge.
Pustaka tanpa nama penulis
Jika nama penulis atau nama editor tidak terdapat dalam identitas pustaka, letakkan judul pustaka pada posisi penulis sebelum tahun publikasi. Peletakan urutan pustaka pada daftar pustaka mengacu pada huruf pertama dalam judul.
Contoh:
Nonton Wayang dari Berbagai Pakeliran. (2004). Yogyakarta: PT BP Kedaulatan Rakyat.
Jika pustaka tersebut berupa artikel dari surat kabar, nama surat kabar digunakan pada posisi penulis. Contoh:
KOMPAS. (2011, 15 Oktober). Penuntasan Buta Aksara melalui Keterampilan, hlm. 12.
Beberapa pustaka dengan penulis dan tahun yang sama Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh lambang a, b, dan seterusnya. Urutan penempatanya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku.
Contoh:
Abedi, J., Courtney, M., & Leon, S. (2003a). Effectiveness and Validity of Accommodations for English Language Learners in Large-scale Assessments (CSE Technical Report 608). Los Angeles: National Center for Research on Evaluation, Standards, and Student Testing.
Abedi, J., Courtney, M., & Leon, S. (2003b). Research-supported Accommodation for English Language Learners in NAEP (CSE Technical Report 586). Los Angeles: National Center for Research on Evaluation, Standards, and Student Testing.
Abedi, J., Courtney, M., & Leon, S. (2003c). Accommodations for Students with Limited English Proficiency in the National Assessment of Educational Progress. Applied Measurement in Education, 17, 371 – 392.
2. Penulisan Unsur-unsur Identitas Pustaka
Secara umum, unsur-unsur dalam identitas suatu pustaka meliputi nama penulis, tahun publikasi, judul pustaka, tempat terbit, dan nama penerbit. Informasi ini harus tepat ejaannya dan disalin dengan benar sesuai sumber aslinya. Apabila buku sumber merupakan majalah, maka perlu ditambah volume, nomor, dan halamannya. Nama Indonesia ditulis tanpa gelar, sedangkan nama asing ditulis dengan urutan keluarga, nama pertama, dan nama kedua. Pemisahan antara nama pengarang, tahun, judul, dan kota penerbit adalah dengan tanda baca titik (.), sedangkan antara kota penerbit dan nama penerbit dengan tanda titik dua (:). Unsur dan tata cara penulisan bahan pustaka secara spesifik adalah sebagai berikut ini.
a. Pustaka Terbitan berkala
POLA:
Penulis A, A., Penulis B, B., & Penulis C, C.(Tahun). Judul Artikel. Judul Pustaka, xx, xx – xx
Pustaka berkala berupa artikel jurnal
Nama penulis ditulis paling depan diikuti dengan tahun. Judul artikel yang ditulis dengan cetak biasa dengan huruf besar pada setiap awal kata, dan tanpa tanda kutip. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring dan huruf awal setiap katanya ditulis dengan huruf kapital kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis tahun/volume ke berapa, nomor (dalam kurung), dan nomor halaman artikel tersebut.
Contoh:
Budiyono. (2004). Identifikasi Kesalahan Mengerjakan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar. Dwija Wacana, 5 (2), 129-140.
Siegel, M., Borasi, R., & Fonzi, J. (2008). Supporting Student’s Mathematical Inquiries throuhg Reading. Journal for Research in Mathematics Education, 29 (4), 378-413.
Pustaka berkala berupa artikel majalah
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa dan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah/koran ditulis dengan huruf kapital setiap awal kata kecuali kata hubung dan dicetak miring. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh:
Mahendra, M. (2008). Sulawesi Laboratorium Geo-biodiversity Dunia. National Geographic Indonesia, 4 (12).
Taufik, A. (2009, 9-15 Februari). Bahasa: Mencari Habib Sejati. TEMPO, 3751, 64.
Pustaka berkala berupa artikel surat kabar
Pada umumnya artikel ilmiah populer atau artikel lain dalam surat kabar yang tertera nama penulisnya, nama penulis diletakkan paling depan, diikuti tahun, tanggal, bulan. Judul artikel ditulis dengan huruf tegak dan setiap huruf pada awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas, sedangkan nama surat kabar ditulis dengan huruf miring. Nomor halaman dicantumkan pada bagian akhir.
Somantri, G.R. (2011, 15 Oktober). Menyoal Otonomi Perguruan Tinggi, KOMPAS, hlm. 7.
b. Pustaka bukan Terbitan Berkala
POLA:
Penulis A, A., Penulis B, B., & Penulis C, C. (Tahun). Judul Pustaka. Tempat terbit: Nama penerbit.
Pustaka berupa buku:
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring dan huruf kapital pada awal setiap kata kecuali kata hubung (kata tugas). Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:
Hidayatullah, M.F. (2009). Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. (2007). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theories and Methods (Fifth Edition). Boston: Pearson Education Inc.
Pustaka berupa karya terjemahan
Nama penulis asli ditulis di depan diikuti tahun terbit pustaka terjemahan, judul terjemahan, nama penerjemah, tempat penerbit, dan nama penerbit terjemahan. Pada bagian akhir ditulis tahun terbit pustaka asli (ditempatkan dalam kurung) jika informasi tersebut tercantum dalam pustaka terjemahan.
Contoh:
Spradley, J.P. (2007). Metode Etnografi. Terj. M.Z. Elisabeth. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. (Buku asli diterbitkan 1979)
Freire, P. & Illich, I. (2004). Menggunggat Pendidikan. Terj. Omi Intan Naomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pustaka dari artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya).
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tanpa cetak miring dan diberi tanda kutip. Nama editor ditulis dengan urutan nama asli, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulanya ditulis dengan huruf miring dan nomor halamanya dituliskan.
Contoh:
Gibbons, A.S., McConkie, Seo, K.K., & Miley, D.A.. (2009). Simulation Approach to Instruction. Dalam C.M. Reigeluth & A.A. CarrChellman (Eds.), Instructional-Design Theories and Models Volume III: Building a Common Knowledge Base. (hlm. 167-193). New York: Routledge.
Kridalaksana, H. & Sutami, H. (2005). Aksara dan Ejaan. Dalam Kushartanti, U. Yuwono, & M.R.M.T. Lauder (Ed). Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. (hlm. 65 – 87). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Prima.
Pustaka berupa proceeding pertemuan atau simposium
Jika kumpulan artikel atau makalah yang disajikan dalam simposium seminar, penataran, lokakarya diterbitkan dan ada editornya, nama editor ditulis di depan diikuti tahun, judul proceeding (bila ada), dan nama pertemuan. Jika pustaka berupa artikel/makalah yang menjadi bagian proceeding, nama penulis diletakkan di bagian depan diikuti tahun, judul artikel/makalah, nama editor, judul pertemuan, dan nomor halaman. Pada bagian akhir ditulis tempat dan nama penerbit atau nama universitas penyelenggara pertemuan.
Contoh:
Sajidan, Sukarmin, & Sugiharto, B. (Ed.). (2011). Proceeding Seminar Nasional Internalisasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Kompetensi Kerpibadian Pendidikan dan Peserta Didik. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Mubarok, A. (2011). Pendidikan Karakter dalam Membangun Peradaban Bangsa. Dalam Sajidan, Sukarmin, & B. Sugiharto (Ed.). Proceeding Seminar Nasional Internalisasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Kompetensi Kerpibadian Pendidikan dan Peserta Didik, hlm. 1 – 9. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.
Pustaka berupa makalah dalam pertemuan ilmiah tidak dipublikasi
Nama penulis diletakkan paling depan diikuti tahun, judul makalah yang ditulis dengan huruf cetak miring, kemudian diikuti pernyataan ”Makalah disajikan pada....” nama pertemuan. Pada bagian akhir ditulis nama lembaga/organisasi penyelenggara, tempat, dan tanggal penyelenggraan.
Contoh:
Sumarwati. (2010). Unsur Linguistik dan Struktur Wacana: Berpengaruh terhadap Kompleksitas Soal Cerita Matematika? Makalah disajikan pada Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI) XXXII, Universitas Widya Dharma Klaten, Yogyakarta, 23-24 November.
Pustaka berupa skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian yang tidak dipublikasi
Nama penulis diletakkan pada bagian depan diikuti tahun, judul pustaka yang dicetak miring, pernyataan ”Skripsi/Tesis/Disertasi/Laporan penelitian tidak dipublikasikan”. Pada bagian akhir ditulis nama perguruan tinggi dan nama kota.
Contoh:
Sugiharti, A. (2011). Penerapan Diskusi Kelompok dengan Talking Stick untuk Meningkatkan Aktivitas Oral dan Kemandirian Belajar Biologi Siswa Kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Fuady, A., Sumarwati, Mulyono, M. (2011). Pembuatan Peta Semantik untuk Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Membaca Cerpen Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 27 Surakarta. Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan. FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pustaka berupa kumpulan abstrak skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian yang dipublikasi
Nama penulis diletakkan paling depan diikuti tahun dan judul abstrak (cetak tegak) yang tiap huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. Selanjutnya, ditulis judul kumpulan abstrak, nama lembaga/universitas, volume, nomor kumpulan abstrak (dalam kurung), dan nomor halaman.
Contoh:
Sumardiningsih, S., Mulyani, E., & Supardi. (2011). Pengembangan Model Pengintegrasian Pendidikan Karakter dan Pendidikan Kewirausahaan dalam Pembelajaran di SMK Daerah Istimewa Yogyakarta. Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009-2010, Hlm. 7. LPPM UNY.
c. Pustaka Terbitan Berkala dari Internet
POLA:
Penulis A, A., Penulis B, B., & Penulis C,B. (Tahun). Judul Artikel. Nama Terbitan Berkala, xx, xx- xx. Diperoleh tanggal, bulan, tahun, dari sumber online.
Pustaka Berupa Artikel Jurnal Online
Akhir-akhir ini, selain versi hardcopy, sebagian artikel jurnal dapat diperoleh melalui publikasi online. Untuk itu, nama penulis diletakkan paling depan diikuti tahun, judul artikel, pernyataan ”(Versi elektronik)”, nama jurnal, volume, nomor berkala (dalam kurung), dan nomor halaman. Pada bagian akhir ditambahkan tanggal diakses dan alamat web (cetak hitam dan tanpa garis bawah).
Contoh:
Utami, S. (2010). Konteks, Acuan, dan Pasrtisipan Disfemisme pada Ujaran Siswa SMP Negeri 3 Ungaran (Versi elektronik). Jurnal Penelitian Humaniora, 11 (1), 1 -17. Diperoleh 26 Maret 2011 , dari http://docs.ums.ac.id/1718/1/1 .
Reardon, S.F. & Galindo, C. (2009). The Hispanic-White Achievement Gap in Math and Reading in the Elementary Grades. American Educational Research Journal, 46 (3), 853 – 891. Diperoleh 13 April 2011 , dari http://aerj.aera.net.
Jika jurnal tidak diterbitkan dalam versi hardcopy, pernyataan ”(Versi elektronik)” tidak perlu dituliskan.
Contoh :
Fredrickson, B.L. (2000, 7 Maret). Cultivating Positive Emotions to Optimize Health and Well-being. Prevention & Treatment, 3, Artikel 0001a. Diperoleh 25 November 2000, dari http://jaournals. apa.org/prevention/volume3/pre0030001a.html Pustaka Berupa Artikel Surat Kabar Online
Jika pustaka berupa artikel dan ada nama penulisnya, nama penulis diletakkan paling depan diikuti tahun dan tanggal terbit, judul artikel, nama surat kabar (cetak miring), tanggal diakses, dan alamat web. Jika artikel tidak ada nama penulis, nama surat kabar diletakkan paling depan.
Contoh:
Rizal, S. (2011, 4 Desember). Nasib Profesor dan Program Doktor di Indonesia. KOMPAS. Diperoleh 4 Desember 2011, dari http://digital.kompas.com
TEMPO Interaktif. (2011, 1 7 Oktober). Belajar Mendongeng bagi Calon Guru. Diperoleh 1 8 Oktober 2011, dari http://www.tempointeraktif. com/hg/pendidikan/2011/10/17/brk, 20111017-361691,id.html.
d. Pustaka bukan berupa terbitan berkala online
POLA :
Penulis A, A., Penulis B, B., & Penulis C, C.(Tahun). Judul Pustaka. Diperoleh tanggal, bulan, tahun, dari sumber internet.
Contoh:
Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, dan Model Pembelajaran. Diperoleh 25 Mei 2011, dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/09/12/pendekatan-strategimetode-teknik-dan-model pembelajaran/
Jika pustaka dari internet tidak terdapat nama penulisnya, judul pustaka diletakkan pada posisi penulis sebelum tahun.
Contoh:
Todler Teachers’ Use of Teaching Pyramid Practices. (2011). Diperoleh 13 April 2011 , dari http://www.sagepub.com/journals/edu.permissions
Privacy Statement
In the publication of this journal, the names and email addresses entered on this journal site will be used as stated exclusively in this journal and are not made available for any other interest or purpose or to any other party.