Optimalisasi Bimbingan Self Confidence sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

  • Moh. Ismail Universitas Sunan Giri Surabaya
  • Anis Fitriani Universitas Sunan Giri Surabaya

Abstract

Confidence greatly affects student achievement. For this reason, self-confidence guidance for students is important to implement. This study aims to analyze the implementation of self-confidence guidance in improving student achievement in Islamic religious education subjects at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung. This type of research used descriptive qualitative research. The results of the study show that: First, the learning achievement of students at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung is still relatively low. Second, there are 6 forms of PAI teacher strategies through self-confidence guidance to students in improving learning achievement, namely: through learning, madin, memorizing, presentations in front of the class, awards for outstanding student champions, exemplary student awards. Meanwhile, guiding students' self-confidence in improving learning achievement is carried out through 3 stages, namely: preparation, implementation, evaluation stage. Third, the implications of the PAI teacher's strategy through self-confidence guidance to solid students improve student achievement. This is indicated by students being more confident in carrying out the learning process, especially in religious lessons. In essence, their learning achievement increases.

Author Biography

Anis Fitriani, Universitas Sunan Giri Surabaya
IMPLEMENTASI  SELF CONFIDENCE  DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI DI SMP NEGERI 2 PUCANGLABAN TULUNGAGUNG Moh. Ismail1 1Universitas Sunan Giri Surabaya Mohismail09@gmail.com Anis Fitriani2 2Universitas Sunan Giri Surabaya anisfitriani3108@gmail.com ABSTRAK Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada diri sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif, yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagian dirinya. Percaya diri sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa, untuk itu guru membuat strategi kepercayaan diri (self Confidence)  siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif deskriptif dan untuk Teknik analisis menggunakan wawancara,observasi dan dokumentasi. Hasil Penelitian yang di temukan yaitu Pertama, tentang prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung masih tergolong rendah, Kedua, Proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar ada 6 bentuk yaitu: 1) melalui pembelajaran:2) Madin,3) Setor Hapalan, 4) Presentasi di depan Kelas.5)penghargaan juara Siswa Berprestasi,6) penghargaan siswa teladan. Serta Proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar ada 3 Tahapan:a. tahap persiapan,b. tahap pelaksanaan,c. tahap setelah melakukan strategi Guru PAI melalui Kepercayaan diri(Self Confidence) siswa. Dan Ketiga Implikasi Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri(Self Confidence) siswa dalam meningkatkan prestasi belajar yaitu siswa lebih percaya diri terutama pada pelajaran agama dan prestasi belajar mereka meningkat. Kata Kunci      : Kepercayaan diri (self Confidence)  siswa, Prestasi belajar   ABSTRACT Self-confidence is a person's belief and attitude towards one's own abilities by accepting what is, both positive and negative, which is formed and learned through the learning process with the aim of making him happy. Confidence greatly affects student learning achievement, for that the teacher makes a strategy of student self-confidence in improving learning achievement. The type of research used is descriptive qualitative research and for analysis techniques using interviews, observations and documentation. The results of the research found are First, about student learning achievement at SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung is still relatively low, Second, PAI Teacher Strategy Process Through Self Confidence Students in improving learning achievement there are 6 forms, namely: 1) through learning: 2) Madin, 3) Deposit Memories, 4) Presentation in front of the class. 5) Award for Outstanding Student Champion, 6) award for exemplary student. And the PAI Teacher Strategy Process Through Self Confidence Students in improving learning achievement there are 3 stages: a. preparation stage, b. implementation stage, c. the stage after doing the PAI teacher strategy through students' Self Confidence. And Thirdly, the Implication of PAI Teacher Strategy Through self-confidence, students improve learning achievement, namely students are more confident, especially in religious subjects and their learning achievement increases. Keywords: Student self-confidence, learning achievement     PENDAHULUAN Pendidikan agama Islam (PAI) sebagai bagian dari pendidikan nasional memiliki peran yang penting dalam memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam memiliki tujuan untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.[1] Dengan adanya pendidikan manusia akan mengerti dan mengetahui berbagai macam ilmu diantaranya ilmu pengetahuan untuk bekal kehidupannya, karena banyak faktor-faktor yang bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa pada waktu mengikuti pembelajaran yaitu faktor: fisik, lingkungan sosial, ekonomi, kurikulum, sarana dan prasarana guru serta metode pembelajarannya. Maka pada waktu menyampaikan materi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) seharusnya dengan cara menyenangkan, karena ajaran Agama Islam tidaklah hanya sekedar alih 2 pengetahuan akan tetapi merupakan proses alih nilai-nilai yang ada yang terkandung dalam ajaran Agama Islam. Proses pembelajaran itu pada umumnya dilaksanakan dengan cara formal yang ada di sekolah bertujuan untuk memberikan pengarahan kepada peserta didik yang sudah direncanakan, baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, masih banyak permasalahan yang terjadi di sekolah seperti siswa kurangnya termotivasi dalam belajar. Permasalahan seperti ini rata-rata masih dimiliki oleh tiap-tiap lembaga pendidikan. Hal seperti itulah yang kemudian akan menjadi tanggung jawab dari beberapa pihak di antaranya dari pihak sekolah dan guru agar memperbaiki keadaan tersebut, supaya peserta didik dapat menjadi manusia yang mempunyai pengetahuan yang luas dan memiliki akhlak serta moral yang baik pula, maka dari itu peneliti tertarik tentang mata pelajaran PAI supaya peserta didik dapat mengetahui, mengerti dan memahami konteks keagamaan karena umumnya pada sekolah formal lebih mengutamakan pelajaran formalnya. Siswa merupakan manusia, dimana dalam kehidupan ini disamping kebutuhan jasmani juga memerlukan kebutuhan rohani. Salah satu kebutuhan rohani adalah kebutuhan akan rasa percaya diri. Rasa Percaya diri (Self Confidence) sangat penting karena sebagai bekal dalam kehidupan. Ketika seseorang percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya maka dirinya akan merasa mampu melakukan suatu hal pada kehidupannya yang akan memotivasi untuk berusaha mencapai tujuannya. Kesuksesan dalam segala bidang akan sulit dicapai jika seseorang tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup. Percaya diri juga merupakan salah satu faktor keberhasilan seseorang. Bagaikan dua sisi mata uang, karena tidak bisa mengkategorikan seseorang telah sukses tanpa menegaskan bahwa seseorang tersebut adalah seseorang individu yang memiliki rasa percaya diri.[2] Peserta didik yang berada pada tingkat menengah pertama adalah berada pada masa usia remaja. Masa ini perlu diperhatikan karena masa remaja adalah masa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang dimulai dengan adanya perubahan emosional yang mudah tersinggung, bergejolak dan mudah berubah, perubahanperubahan ini terkadang membuat remaja menjadi tidak puas dengan kondisi dirinya dan seringkali menyebabkan mereka jatuh pada keadaan atau kondisi tidak percaya diri, kondisi yang demikian tentunya menjadi keprihatinan tersendiri sebab bagaimanapun kondisi lingkungan dan pribadinya akan membuat peserta didik kurangnya rasa percaya diri dan sangat berpengaruh pada proses pembelajarannya di sekolah. Dengan mengamatinya, guru dapat secara tepat mengetahui kemampuan peserta didik dan ketidak percayaan dirinya sendiri.[3] Dalam hal membangun atau meningkatkan rasa percaya diri peserta didik di atas tidak akan maksimal jika hanya mengandalkan peserta didik itu sendiri, membangun atau meningkatkan rasa percaya diri peserta didik tidak bisa lepas dari peran guru. Permasalahan yang sering terjadi sekarang ini adalah pada saat pembelajaran berlangsung guru pada umumnya kebanyakan menggunakan kegiatan yang sifatnya hafalan maka siswa kurang faham tentang isi dari mata pelajaran tersebut strategi dalam mengajar itu sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Apabila Strategi guru itu baik maka akan menghasilkan siswa yang baik, jika strategi guru tersebut kurang baik maka akan mempengaruhi belajarnya siswa yang kurang baik pula. Strategi mengajar yang kurang baik itu bisa saja terjadi contohnya karena guru kurang persiapan serta kurang menguasainya bahan pelajaran, maka guru tersebut cara menyampaikanya pada peserta didik tidak jelas atau guru itu sendiri sikapnya tidak baik terhadap pelajarannya atau mungkin dengan gurunya, maka akibatnya siswa merasa malas untuk belajar. Selama ini metodologi pembelajaran PAI yang diterapkan masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti mencatat, menghafal, demontrasi, dan praktekpraktek ibadah yang tampaknya kering.[4] Siswa di SMP Negeri 2 Pucanglaban merupakan sekolah yang sifatnya formal. guru bidang studinya diharuskan kreatif dalam mengembangkan materi pelajaran yang diampu khususnya pada mata pelajaran PAI. Guru dituntut untuk kreatif dalam menggunakan strategi dan metode dalam pembelajaran, yang bertujuan tidak lain yaitu agar dapat membangkitkan gairah semangat belajar bagi siswa. Tidak sampai disitu saja guru juga mengupayakan kepada siswa agar termotivasi dalam belajar, salah satunya adalah dengan memberikan motivasi ketika pelajaran berlangsung maupun di luar pelajaran. Di SMP negeri 2 Pucanglaban Tulungagung ada sebagian kelas yang peserta didiknya kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran PAI. Pada saat berlangsungnya pembelajaran mata pelajaran PAI, hanya sedikit siswa yang semangat dan berkonsentrasi untuk mendengarkan penjelasan tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Pada observasi mata pelajaran PAI di SMP negeri 2 pucanglaban terlihat bahwa siswa terlalu sibuk dengan dirinya sendiri sehingga kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pada mata pelajaran PAI, suasana siswa yang tidak kondusif akibatnya banyak siswa yang kurang serius terhadap materi apa yang telah disampaikan oleh guru, ada siswa yang berbicara sama teman sebangkunya, ada lagi siswa yang tidur-tiduran di dalam kelas, siswa yang keluar masuk kelas dengan alasan ijin ke kamar mandi dengan waktu yang cukup lama, ada pula siswa yang tidak percaya diri pada saat maju kedepan untuk mempresentasikan hasil tugas kelompok atau individu.[5] Dengan adanya kondisi yang bermasalah tersebut memerlukan strategi untuk meminimalkan masalah dan membangkitkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu urgensi peneliti untuk mengetahui strategi guru pendidikan agama Islam melalui kepercayaan diri (Self Confidence) siswa dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran PAI pada SMP Negeri 2 Pucanglaban. Dalam penelitian ini mengunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sesuai jenis penelitian di atas, yaitu jenis penelitian kualitatif maka cara pengumpulan data dilakukan dengan tiga teknik, yaitu: (a) observasi, (b) wawancara, dan (c) dokumentasi.  Analisis data kualitatif bersifat induktif. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.[6] Adapun teknik yang dipakai oleh peneliti Dalam mengecek keabsahan data adalah Triangulasi, Triangulasi Ini merupakan teknik untuk mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 jenis triangulasi yaitu:1) Triangulasi Sumber, 2) Triangulasi Teknik. B.     Prestasi belajar Siswa di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung Sebagai lembaga pendidikan Formal, maka SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung  harus menyesuaikan dalam semua hal dan segala aspek dengan tujuan pendidikan. Landasan yang menjadi fundamental serta sumber dari kegiatan pendidikan adalah keberhasilan dari proses pendidikan itu sendiri sehingga menciptakan perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Yang tergolong faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu meliputi Faktor fisiologis dan Faktor psikologis serta faktor eksternal meliputi Lingkungan keluarga, Lingkungan sekolah, serta Lingkungan masyarakat. Dalam hal ini Bpk. Edi Purwanto S. Pd M. Pd selaku kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung Menyatakan: “Prestasi belajar siswa perlu di perhatikan dan di tingkatkan serta di kembangkan di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung karena prestasi belajar itu sendiri merupakan salah satu gambaran wujud keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti pelajaran. Dan juga Sebagai indikator dari kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didikâ€[7] Pada UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Telah ditegaskan mengenai tujuan pendidikan Nasional adalah:Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa (pendidikan karakter) yanng bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,berakhlaq mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional diperlukan kerja sama antara penndidik dan peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal dan sistematik. Untuk itu Guru sebagai seorang pendidik harus memiliki dasaran teori belajar yang akan digunakan dalam mendidik para peserta didik. Ada beberapa teori belajar yang dapat digunakan, namun pada kali ini guru memakai teori belajar humanistik di karenakan guru menyesuaikan dengan keadaan psikis siswa dan lingkungan sekitar. Dalam teori belajar Humanistik secara Garis besar lebih menekankan pada proses pembelajaran. Teori ini memiliki konsep memanusiakan manusia (siswa).  Menurut Carl Rogert bahwasannya belajar adalah fungsi keseluruhan pribadi, lebih jelasnya bahwa belajar yang sebenarnya tidak akan berlangsung jika tidak ada ketertiban intelektual maupun emosional peserta didik. Prinsip belajar pada pandangan carl Rogert adalah hasrat untuk belajar,belajar bermakna,belajar tanpa ancaman,belajar harus inisiatif sendiri,belajar dan perubahan,tahap operasional formal. Kepala sekolah dan Guru sudah berupaya mewujudkan hal tersebut Untuk menunjang prestasi belajar siswa. seperti yang di sampaikan oleh bapak Edi purwanto selaku kepala sekolah: “Untuk mencapai prestasi belajar pada siswa tidak hanya semerta melakukan pembelajaran dalam kelas melainkan juga harus memperhatikan lingkungan sekolah. Dimana siswa tidak hanya di didik pelajaran saja tapi juga melalui pembiasaan harus menjabat tangan bapak ibu guru untuk menanamkan moral yang baik pada siswa, kemudian melakukan kegiatan jumat bersih setiap minggu, dengan bersih-bersih bersama siswa akan aman dari ancaman hewan liar saat pembelajaran dikarenakan letak sekolah yang dekat sungai dan sawah sering di masuki hewan-hewan seperti musang dan ular, dan tujuannya untuk menghidupkan kembali lahan tidur di belakang sekolah yang tidak digunakan. Selain itu melakukan sholat berjama’ah. Dengan demikian kami mempunyai  harapan antara guru,siswa dan warga sekolah lainnya memiliki rasa kekeluargaan serta dengan adanya kegiatan-kegiatan yang sedemikian rupa belajar siswa lebih nyaman dan dapat meningkatkan prestasi belajarnyaâ€[8] Dari sini dapat di ambil kesimpulan bahwa pentingnya menciptakan rasa kekeluargaan dan suasana belajar yang nyaman. Serta menjauhkan siswa dari ancaman sekitar. Dan yang paling penting dalam belajar diharapkan dapat memberi perubahan yang lebih baik. Penerapan teori humanistic pada kegiatan belajar hendaknya pendidik menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan diskusi sehingga peserta didik mampu mengungkapkan pemikiran mereka di hadapan audience. Pendidik mempersilahkan peserta didik menanyakan materi pelajaran yang kurang dimengerti. Proses belajar menurut pandangan humanistic bersifat pengembangan kepribadian, kerohanian, perkembangan tingkah laku serta mampu memahami fenomena di masyarakat. Tanda kesuksesan penerapan tersebut yaitu peserta didik merasa nyaman dan bersemangat mengikuti pembelajaran serta adanya perubahan positif cara berfikir,tingkah laku serta pengendalian diri Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, tentunya ada kendala. Salah satu kendala yang dihadapi dalam proses pendidikan di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung adalah banyaknya siswa yang kurang mampu mencapai prestasi belajarnya dikarenakan pembelajaran yang berlangsung kurang begitu optimal dikarenakan sebab-sebab tertentu Bapak Saifudin selaku guru PAI dan waka kesiswaan menyampaikan: “ Meskipun sarana dan prasarana dalam KBM sudah tergolong memenuhi, metode pembelajaran dari guru juga sudah lebih baik namun pembelajaran di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung belum bisa dikatakan secara maksimal dan tingkat keberhasilannya masih 70-80%. Hal ini di karenakan masih rendahnya budaya literasi pada siswa.â€[9] Bapak edi purwanto  selaku kepala sekolah menambahkan: “Latar belakang siswa di desa dan di kota yang berbeda, kebanyakan siswa di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung ini sudah bekerja sehingga mempengaruhi prestasi belajar siswaâ€[10] Hal ini juga di benarkan oleh bapak saifudin selaku guru agama dan waka kesiswaan: “Dalam pembelajaran Agama Islam masih dikategorikan sulit karena tingkat kereligiusannya yang masih rendah ditambah minat baca yang masih kurang, banyak siswa ketika di berikan tugas tidak mengerjakan dengan alasan tidak sempat karena ikut orang tua bekerja disawah â€[11] Faktor indivual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Soeryabrata yang mengatakan bahwa secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Yang pertama faktor internal dan yang kedua faktor eksternal. Faktor internal meliputi fisiologis dan psikologis siswa.sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.[12] Untuk faktor individual secara internal di SMP Negeri 2 Pucanglaban sendiri menurut bapak edi purwanto selaku kepala sekolah: “Siswa di sini masih perlu di pupuk minat dan motivasi belajarnya, selain itu juga perlu di gembleng kembali kesadaran disiplinnya karena dari kedisiplinan pula sangat berpengaruh dari kegiatan pembelajaran,sekolah sudah berupaya meningkatkan sedikit demi sedikit untuk mewujutkan mutu belajar siswa yang optimalâ€[13] Untuk faktor individual secara eksternal di SMP Negeri 2 Pucanglaban sendiri menurut bapak edi purwanto selaku kepala sekolah: “faktor eksternal dari siswa banyak di pengaruhi dari lingkungan keluarga, kurangnya perhatian dari keluarga karena banyak sekali kasus perceraian sehingga siswa kurang mendapatkan kasih sayang dan sulitnya mata pencarian di desa pucanglaban sangat mempengaruhi prestasi belajar siswaâ€[14] Bapak saifudin selaku waka kesiswaan dan guru PAI menambahi: “para orang tua sibuk dengan pekerjaannya,ada yang kerja sebagai petani,pedagang bahkan banyak yang menjadi TKI sehingga siswa banyak yang tinggal bersama kakek dan neneknya yang sudah tua, selain itu faktor linkungan dengan adat yang kereligusanya masih tergolong kurang, adat di rumah dibawa,siswa masih biasa mengucapkan kata-kata kotor disini, namun kami selaku guru terus berusaha untuk mendidik dan menjadikan siswa yang bermoral baik serta meningkatkan prestasi belajar siswaâ€[15] Hal ini juga di buktikan oleh pernyataan dari Laura selaku siswa di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung: “Ayah dan ibu kerja dan saya tinggal dirumah bersama Nenek,  Sepulang sekolah saya mengikuti Les Pelajaran untuk lebih mendalami pelajaran yang menurut saya masih butuh bimbingan dalam mempelajarinyaâ€[16] Dari paparan data di atas dan mengkaitkan teori-teori yang peneliti gunakan dapat peneliti simpulkan bahwa pentingnya prestasi belajar siswa dan perlu di perhatikan serta di kembangkan terutama bagi siswa yang membutuhkan perlakuan khusus. Untuk mewujudkan visi,misi dan tujuan SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung. Jadi untuk Prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung itu sendiri, masih tergolong rendah dikarenakan tingkat kereligiusan siswa yang masih kurang dan di karenakan faktor kurangnya rasa kepercayaan diri yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung. C.    Proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucang -laban Tulungagung Dalam mencapai prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung tentunya  tidak lepas dari strategi guru. Pada penelitian ini peneliti melihat dari strategi Guru PAI melalui kepercayaan diri (Self Confidence) siswa. empat cara yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik menurut Ahli psikologi (Santrock).[17] Mengidentifikasi penyebab kurang percaya diri dan identifikasi lingkungan si peserta didi Pemahaman mengenai posisi dalam berhubungan dengan orang lain, hal ini terjadi karena salah satu alasan utama yang menyebabkan banyak orang orang merasa rendah diri adalah karena takut dinilai buruk oleh orang lain. Penyebab kurang percaya diri lainnya di identifikasi lingkungan si peserta didik adalah banyak siswa yang orang tuanya brokenhome. Menurut bapak edi purwanto selaku kepala sekolah: “penyebab kurang percaya diri dan identifikasi lingkungan si peserta didik adalah banyak siswa yang orang tuanya brokenhome, sehingga mengurangi kepercayaan diri siswa terutama pada psikisnyaâ€[18]   Memberi dukungan emosional. Faktor pendukung para guru PAI juga sangat berpengaruh dalam memberikan pembinaan terhadap peserta didik yang rasa percaya diri mereka kurang, dan adanya perhatian dari lingkungan sekitar (keluarga, sekolah, masyarakat, kebudayaan dan agama). Apabila sudah mengikuti hal-hal yang rutin secara konsisten peserta didik akan dapat memperlihahatkan reaksi terbaiknya didepan umum atau dikhalayak ramai, yang menunjukan bahwa mereka bisa menghadapi dunia seperti kebanyakan anak lainnya. Dengan adanya rasa percaya diri pada setiap peserta didik maka dari itu proses pembelajaran akan terasa sangat mudah tanpa adanya beban seperti demam panggung yang akan dihadapi pada saat didepan kelas maupun rasa takut yang ada dan timbul pada diri peserta didik. Selain itu, Jangan pernah mengacuhkah anak saat dia memang sedang butuh kita sebagai teman bermain atau dijadikannya sebagai teman curhat, dan katakan pada mereka bahwa kita sebagai gurunya bisa sekaligus mereka jadikan temannya, hal ini juga dapat membantu anak dalam meningkatkan rasa percaya diri pada dirinya, dan anak akan merasa sangat dihargai saat guru tidak mengacuhkannya, dan orang tua dirumah diharapkan juga memperlakukan anaknya sebagaimana yang telah diterapkan disekolah. Bu siska ony selaku BK mengatakan: “Upaya yang bisa dilakukan untuk memberi dorongan kepercayaan diri pada siswa dengan Memberikan dukungan emosional terutama pada siswa yang memerlukan perhatian khusus tentunyaâ€[19] Memberikan prestasi  untuk  kemampuan  yang  dicapai  oleh peserta didi Jika peserta didik memiliki bakat tertentu dalam suatu bidang, sebagai guru kita harus lebih focus terhadap segala hal yang membuat anak lebih nyaman, misalnya peserta didik lebih menyukai kaligrafi maka dalam hal ini anda bisa mengembangkan kemampuan luar biasanya, karena dalam hal itu dapat mempengaruhi rasa percaya diri peserta didik. Dan diakhiri dengan penutup yaitu memuji kemampuannya dan memberinya penghargaan.         Bapak Edi Purwanto menyampaikan: “ Sekolah memberikan Penghargaan bagi siswa yang berprestasi dan siswa teladan dengan Harapan agar siswa lebih bersemangat Belajar dan termotivasi pada siswa yang mendapatkan Penghargaan tersebutâ€[20] Mengatasi masalah  atau  menghadapi  masalah  dengan  tanpa bantuan orang lain Adapun hal yang dapat membuat anak lebih percaya diri adalah dengan   melibatkan   ia   dalam   mengambil  sebuah  keputusan   yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Misalnya seperti dalam mengambil sekolah lanjutan, atau memilih mata pelajaran tambahan yang dia sukai, dengan begitu kita juga sudah dapat meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Bu siska juga mengatakan: “Dalam kegiatan pembelajaran sendiri, guru memberikan tugas evaluasi individual agar siswa dapat mengerjakan sendiri, dengan tujuan Melatih siswa agar bisa Mengatasi  masalah  atau  menghadapi  masalah  dengan  tanpa bantuan orang lainâ€[21]                  Pak edi Purwanto Menambahkan: “Sekolah memfasilitasi kegiatan ekstrakulikuler dan siswa bebas mengikutinya, selain itu sekolah  juga membantu siswa jika ingin melanjutkan ke jenjang berikutnyaâ€[22]   Bentuk Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar sebagai berikut: Melalui Kegiatan Pembelajaran Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, guru melakukan kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas.seperti yang di sampaikan oleh bapak saifudin selaku guru agama: “Untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan, kami tidak hanya menyampaikan teori saja melainkan juga melakukan praktik secara langsung. Misalnya melakukan praktik sholat yang dilakukan di musholaâ€[23] MADIN Dalam meningkatkan Kereligiusan dan prestasi belajar siswa, sekolah juga mengadakan Madin. Agar siswa yang masih belum bisa baca tulis al-Quran bisa belajar di sini. Untuk itu sekolah bekerja sama dengan Ranting Nu cabang Pucanglaban untuk menggunakan gedung SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung sebagai sarana dan tempat mempelajari ilmu agama.[24] Bapak Edi Purwanto menjelaskan: “kami bekerja sama dengan Ranting NU desa pucanglaban untuk mendirikan madrasah diniyah di gedung SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung yang di beri nama MADIN Jabal Nur. Dimana siswa yang mendaftar di SMP Negeri 2 pucanglaban tulungagung nantinya sudah otomatis terdaftar di madrasah diniyah iniâ€[25] Dengan adanya MADIN Jabal Nur di SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung ini diharapkan tingkat kepercayaan diri siswa dapat meningkat. Setor Hapalan Selain dari adanya madin, siswa SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung juga diberikan kegiatan menyatorkan hapalan surat-surat dan hadist yang berkaitan pada pembelajaran. Seperti yang telah disampaikan oleh bapak Saifudin selaku guru agama: “ Siswa di berikan buku setoran untuk menyetorkan hapalan surat dan hadist yang telah di pelajari kepada guruâ€[26] Kegiatan ini di sambut dengan senang oleh siswa sebagaimana yang di sampaikan oleh salista siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung: “Saya Senang dengan adanya belajar agama dan menghapal disini, apalagi dirumah saya tidak ada yang mengajari kalau tidak mengikuti TPQ. Dan di TPQ saja menurut saya kurang cukup†Dengan adanya setoran di SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan kepercayaan diri siswa. Presentasi di depan kelas Selain Setor hapalan siswa SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung juga dilatih untuk lebih percaya diri untuk melakukan presentasi di depan kelas. Bapak Saifudin menjelaskan: “Sebenarnya tidak hanya pelajaran PAI saja siswa di haruskan memberanikan diri presentasi di depan kelas, tapi untuk semua pelajaran yang mengharuskan siswa untuk berpresentasi di depan kelas, maka siswa harus melaksanakannyaâ€[27] Dengan adanya Presentasi di depan kelas siswa di SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan kepercayaan dirinya. Melalui penghargaan Juara siswa berprestasi Sekolah memberikan apresiasi dari prestasi atau kemampuan  yang  dicapai  oleh peserta didik, baik prestasi di dalam belajar maupun prestasi yang di peroleh dari bakat siswa.               Bapak Edi Purwanto menyampaikan bahwa: “Agar siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran dan menambah rasa percaya dirinya, sekolah akan Memberikan  apresiasi dari prestasi atau kemampuan  yang  dicapai  oleh peserta didik, seperti penghargaan juara bagi siswa yang ber prestasiâ€[28] Siswa Teladan Sekolah juga mengagendakan pemberian penghargaan pada siswa teladan setiap tahunnya.               Bapak Edi Purwanto menyampaikan bahwa: “Seperti halnya dengan juara siswa berprestasi, sekolah juga memberikan apresiasi terhadap siswa teladanâ€[29] Paparan data diatas Peneliti menggunakan Teori belajar Humanistik Karena Teori Humanistik berkaitan Pada kurikulum 2013 yang digunakan di SMP negeri 2 pucanglaban Tulungagung. Dimana siswa diwajibkan untuk memahami dirinya sendiri dan juga kemampuannya dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa diharapkan dapat berfikir induktif berdasarkan pengalaman dan juga terlibat aktif dalam proses belajar mengajar serta Siswa dapat menghubungkan materi PAI dalam dunia nyata siswa. Dapat dipahami pula bahwa percaya diri adalah sikap positif yang dimiliki oleh seseorang, yaitu yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah, mampu mengandalkan dirinya sendiri serta memiliki karakter diri, keberanian dan harga diri yang positif. Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada diri sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif, yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagian dirinya. Rasa percaya diri sangat urgan bagi peserta didik yang nantinya mampu menempatkan diri pada jalur yang sama dengan orang lain, serta dapat menjalin hubungan yang baik, mampu bertahan untuk mencapai satu tujuan, walaupun cobaan dan rintangan menghadang, dapat menjalani kehidupan lebih bermakna, mampu bekerja sama dengan orang lain Jadi dari data di atas, Bentuk Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung yaitu: 1) Melalui Kegiatan Pembelajaran, 2)MADIN, 3) Setor Hapalan, 4) Presentasi di depan kelas, 5) Melalui penghargaan Juara siswa berprestasi, 6) Penghargaan Siswa Teladan. Selanjutnya untuk pengolahan proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar ada tiga tahapan sebagai berikut: Tahap persiapan Pada tahap pertama yakni persiapan, guru memakai teori belajar humanistik yang terdapat model pembelajaran The accelerated learning, dimana guru akan mengelola kelas menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual (SAVI). Dengan dasar teori belajar ini maka dibentuklah pola-pola pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk itu disusunlah RPP sebagai landasan kegiatan pembelajaran Pendidikan agama islam itu sendiri. [30] Bapak saifudin menyatakan bahwa: “Agar pembelajaran terlaksanakan sesuai harapan yang telah tersusun Dalam RPP Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2 Pucanglaban dan tidak membosankan, maka pertama suasana belajar mengajar yang berlangsung harus terjadi komunikasi yang baik antara Guru dan siswa, kemudian guru akan menyampaikan pelajaran sesuai metode yang akan di terapkan. Selanjutnya guru akan meng evaluasi pemahaman siswa dari pelajaran yang telah disampaikan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Untuk membantu pemahaman siswa, Guru akan membuat pola-pola pada siswa yang belum memenuhi standard pemahaman dari pelajaran yang telah disampaikanâ€[31] Tahap pelaksanaan Pada tahapan kedua yakni tahap pelaksanaan, di tahap ini guru akan membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai RPP yang telah disusun. Dengan Pola kelompok Tersebut Guru akan memberikan tugas praktik secara bersama-sama. Selain pola kelompok belajar tersebut, siswa juga akan mendapat kartu belajar untuk menyetorkan tugas Hapalan ayat-ayat yang ada pada pembelajaran. Dapat dilihat pada lampiran gambar 2.1.[32] Bapak saifudin menyampaikan: “Dari pola kelompok tersebut siswa akan diberikan tugas untuk mempraktikan dari pelajaran yang telah di terima. Kegiatan praktik di laksanakan secara bersama-sama agar siswa tidak merasa minder dengan siswa yang lainnya serta melakukan training berulang ke beberapa anak. Siswa juga diharap menghapalkan setiap ayat maupun hadist yang ada dalam pelajaran yang akan di setorkan secara individual dan akan dibagikan kartu belajarâ€[33] Tahap setelah dilaksanakan Strategi Guru PAI tersebut Pada tahapan ketiga yakni tahap setelah dilaksanakan pembelajaran tersebut. Pada prestasi belajar siswa sendiri mengalami peningkatan pada kelas VIII tahun ajaran 2020/2021. Seperti ysng di sampaikan oleh bapak saifudin selaku guru PAI sekaligus Waka Kesiswaan: “Melalui berbagai cara kami berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dan Alhamdulillah sedikit demi sedikit prestasi siswa mengalami peningkatan. Siswa juga lebih percaya diri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelasâ€[34] Untuk prestasi belajar siswa SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung setelah dilaksanakan Strategi guru PAI tersebut mengalami peningkatan. Dari paparan data di atas dan mengkaitkan teori-teori yang peneliti gunakan dapat peneliti simpulkan bahwa Proses peningkatan prestasi belajar melalui kepercayaan diri (self confidence) siswa sudah dilaksanakan semaksimal mungkin akan tetapi masih banyak kendala yang harus di jadikan tantangan para guru khususnya guru PAI karena guru PAI memiliki pengaruh yang cukup signifikan sebagai tauladan pada siswa yang masih tergolong rendah tingkat kereligiusannya dan prestasi belajarnya.[35] Jadi Pengolahan Proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri(Self Confidence) siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung yakni Pertama Tahap Persiapan kedua Tahap Pelaksanaan ketiga Tahap setelah dilaksanakan Kegiatan. D.    Implikasi Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri(Self Confidence) siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung Hakikat pendidikan adalah mengembangkan harkat dan martabat manusia (human dignity) atau memperlakukan manusia sebagai humanizing human sehingga menjadi manusia yang sesungguhnya. Pendidikan yang humanistik memandang manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan dengan fitrah-fitrah tertentu untuk dikembangkan secara optimal. Selain itu pendidikan islam (humanistik) adalah pendidikan yang mampu memperkenalkan apresiasinya yang tinggi kepada manusia sebagai makhluk Allah yang mulia dan bebas serta dalam batas-batas eksistensinya yang hakiki dan tentu sebagai khalifatullah.[36] Berdasarkan hal tersebut di atas pendidikan diharapkan mampu menjadikan anak didik sebagai pelaku pendidikan sehingga mampu membentuk pribadi yang unggul, pribadi utuh dan pribadi yang memiliki ketangguhan dan kesiapan dalam menghadapi era persaingan global dan nilainilai daya saing yang tinggi dan kritis terhadap berbagai permasalahan.[37] Jika dikaitkan dengan teori belajar humanistik, strategi guru PAI melalui kepercayaan diri (self confidence) siswa yaitu melalui beberapa kegiatan pembelajaran berupa Madin,menyetorkan Hapalan kepada guru dan presentasi di depan kelas,kegiatan ini di fungsikan sebagai usaha melatih kepercayaan diri (Self Confidence)siswa untuk meningkatkan prestasi belajar mereka. Bapak saifudin menyampaikan: “Implikasi penerapan Strategi Guru PAI yaitu siswa lebih percaya diri terutama pada pelajaran agama dan prestasi belajar mereka meningkat. Siswa yang tadinya tidak berani maju kedepan saat mempresentasikan tugasnya, menjadi lebih percaya diri dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan hasil tugas di depan kelas,siswa berani berpendapat,bertanya,dan menjawab pertanyaan,siswa mampu membuat keputusan dengan cepat dan Tidak mudah putus asa, siswa yang belum bisa atau belum lancar dalam membaca al-Quran menjadi bisa,siswa yang belum bisa mempraktikan sholat dengan benar menjadi lebih baik dalam melaksanakan praktik sholat, siswa juga tidak canggung dalam bertindakâ€[38] Juga, menambahkan bapak Edi Purwanto selaku Kepala SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung: “Dengan adanya pendekatan pembelajaran pada siswa.hubungan guru dan siswa menjadi lebih erat. Siswa menjadi lebih leluasa bertanya pada guru ketika ada pelajaran yang tidak di mengerti â€[39] Dari sini dapat diketahui bahwa Implikasi Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) siswa yaitu: Menjadikan siswa lebih percaya diri terutama pada pelajaran agama agar prestasi belajar mereka meningkat. Siswa yang tadinya tidak berani maju kedepan saat mempresentasikan tugasnya, menjadi lebih percaya diri dan tidak ragu-ragu dalam menyampaikan hasil tugas di depan kelas Siswa berani berpendapat,bertanya,dan menjawab pertanyaan Siswa mampu membuat keputusan dengan cepat dan Tidak mudah putus asa Siswa yang belum bisa atau belum lancar dalam membaca al-Quran menjadi bisa Siswa yang belum bisa mempraktikan sholat dengan benar menjadi lebih baik dalam melaksanakan praktik sholat Siswa juga tidak canggung dalam bertindak Hubungan guru dan siswa menjadi lebih erat dengan adanya pendekatan pembelajaran pada siswa. Ibu sulastri selaku wali siswa SMP Negeri 2 Pucanglaban  Tulungagung  menyampaikan: “Sebelumnya Anak saya itu masih kurang lancar dalam membaca Al-quran, saya pribadi sangat bersyukur dengan adanya Program-program yang ada di sekolah, anak saya jadi semangat belajar, terlebih saya sendiri masih kurang bisa menemani anak belajar di rumah karena harus kesawah. Apalagi saya yang hanya lulusan SD jadi masih kurang bisa menemani anak belajarâ€[40] Juga, Bapak Wasdi selaku wali siswa SMP Negeri 2 Pucanglaban  Tulungagung menyampaikan: “Anak saya sedikit banyak ada perubahan, di kelas 1 ini sudah bisa membaca al-Quran dengan lancar, tanpa di suruh sholat sudah berangkat ke masjid sendiri, untuk itu saya merasa bangga karena saya sendiri kurang mampu kalau harus mengajari anak mengaji, ya biasanya anak belajar di TPQ masjid dekat rumah, tapi saya rasa itu belum cukup membantu, di tambah ibunya anak-anak yang kerja di luar negeri jadi ya untuk membantu belajarnya saya ikutkan les juga, tapi kan kalau les hanya pelajaran umum sajaâ€[41] Salista siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pucanglaban menyampaikan: “saya senang sekolah disini, karena saya dapat mengikuti banyak kegiatan, seperti MADIN, ekstrakulikurer banjari,dan masih banyak lagi, pada pembelajaran madin kami di ajari banyak hal, seperti pelajaran fiqh, membaca kitab,dll, selain itu kami juga di ajari cara membaca al-quran yang baik dan benarâ€[42] Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua/wali siswa merasa sangat terbantu dengan adanya program di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung ini. Prestasi belajar siswapun juga mengalami peningkatan terutama pada pendidikan agama. Selain itu siswa juga merasa senang dengan adanya kegiatan yang ada. Jadi Implikasi Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri(Self Confidence) siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung yaitu siswa lebih percaya diri terutama pada pelajaran agama dan prestasi belajar mereka meningkat. Siswa yang tadinya tidak berani maju kedepan saat mempresentasikan tugasnya, menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan hasil tugas di depan kelas, siswa yang belum bisa atau belum lancar dalam membaca al-Quran menjadi bisa, dan siswa yang belum bisa mempraktikan sholat dengan benar menjadi lebih baik dalam melaksanakan praktik sholat. Selain itu hubungan guru dan siswa menjadi lebih erat dengan adanya pendekatan pembelajaran pada siswa. E.     Kesimpulan Prestasi Belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung masih tergolong rendah dikarenakan tingkat kereligiusan siswa yang masih kurang dan juga faktor kurangnya rasa kepercayaan diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar mereka di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung. Proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung ada 6 bentuk yaitu: 1) melalui pembelajaran, 2) Madin,3) Setor Hapalan, 4) Presentasi di depan Kelas, 5) penghargaan Juara Siswa berprestasi, 6) Penghargaan siswa Teladan. Serta Proses Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri (Self Confidence) Siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung ada 3 Tahapan Yaitu pertama tahap persiapan,Tahap kedua pelaksanaan, Tahap ketiga setelah melakukan strategi Guru PAI melalui Kepercayaan diri(Self Confidence) siswa. Dan Implikasi Strategi Guru PAI Melalui kepercayaan diri(Self Confidence) siswa dalam meningkatkan prestasi belajar di SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung yaitu siswa lebih percaya diri terutama pada pelajaran agama dan prestasi belajar mereka meningkat. Siswa yang tadinya tidak berani maju kedepan saat mempresentasikan tugasnya, menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan hasil tugas di depan kelas, siswa yang belum bisa atau belum lancar dalam membaca al-Quran menjadi bisa, dan siswa yang belum bisa mempraktikan sholat dengan benar menjadi lebih baik dalam melaksanakan praktik sholat. Selain itu hubungan guru dan siswa menjadi lebih erat dengan adanya pendekatan pembelajaran pada siswa. Referensi Achmadi dan Supriyanto.. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990 Al-uqshari Yusuf. Percaya Diri Pasti. Jakarta: Gema Insani. 2005 Al-Rasyidin,  dan  Samsul  Nizar,  Filsafat  Pendidikan  Islam,  Ciputat: Ciputat Press, 2003 Ardy Novan, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Takwa,Yokyakarta:Teras,2012 Departeman Agama. Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Rirektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2015 Dewey John,Democracy andEducation,New  York:  Macmillan, Originally Published, 1916 Djalal, MF. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing.Malang: P3T IKIP Malang,1986 Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:Usaha Nasional, 2004 Hakim Thursan, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Jakarta: Purwa Suara, 2002 Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar , Jakarta: Bumi  Aksara, 2001 Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010 Hawi Akmal, Kompetensi Guru Agama Islam Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 Indriantoro, Nur, dan Supomo.Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE,2000 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008 Junaedi Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan Pengembangan, (Semarang: Rasail, 2010 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008 James Phopham, dkk.. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta. 1992 Langgulung Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Radar Jaya Offset, 1998 Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009 Lie Anita, Menjadi Orang Tua Bijak 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak (usia balita sampai remaja), Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2003 Lumpkin Aaron, Positive, Confident, and Courageous, Jakarta: Erlangga, 2005 Majid Abdul,  Belajar  dan  Pembelajaran  Pendidikan  Agama  Islam, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2012 Masyuri dan Zainuddin. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama. 2008 Mattew B. Miles dan Amichael Huberman. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (terj.). Jakarta: Universitas Indonesia. 2007 Muhaimin,  dkk.,  Paradigma  Pendidikan  Agama  Islam,  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Muhaimin.Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004. Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta : Gema Insani, 2000 Mujib Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: kencana prenada Media Group, 2014 Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang : Kerja sama Penerbit Mangkang Indah dan Yayasan Al-Qalam, 2002 Nasution. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Jemars.1998 Nurman,Saifudin Azwar.Pengantar Psikologi Intelegensi.Jogyakarta: Pustaka Pelajar.1996 Poerwadarminta,Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta:Balai Pustaka, 2006 Poerwodarminto.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.1991 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia,2008 Ridha Akram, Menjadi Pribadi Sukses, Bandung: Syaamil cipta Media, 2006 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. 2015 Syaifullah Achmad, Tips Bisa Percaya Diri,  Jogjakarta: Gara Ilmu, 2010 Taylor, Meraih Kepercayaan Diri Hanya dalam Tujuh Hari, Jogjakarta:Dive Press, 2003 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009 Tjipno Fandy, Strategi Pemasaran,yokyakarta:CV. Andi Offset,2008 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional .Bandung: Fokus Media, 2009 Winkel, WS. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia, 1987 Wiyani Novan Ardy. Etika Profesi Guru. Yogyakarta: Gava Media. 2015 Wawancara: Edi Purwanto Kepala Sekolah, Wawancara,Tulungagung, 7 pebruari 2022 Saifudin Waka Kesiswaan, Wawancara,Tulungagung, 8 pebruari 2022 Rumiati Waka Kurikulum, Wawancara ,Tulungagung, 7 pebruari 2022 Saifudin Guru PAI, Wawancara,Tulungagung, 8 pebruari 2022 Sulastri,Wasdi,Wali siswa , Wawancara ,Tulungagung, 9  pebruari 2022 Salista Siswa kelas VII , Wawancara,Tulungagung, 9 pebruari 2022     [1]  Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 75-76 [2] Yusuf Al-uqshari, Percaya Diri Pasti (Jakarta: Gema Insani, 2005) 39- 42 [3] Phopham James, dkk., Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta: Rineka Cipta 1992).24. [4] Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008).3 [5]  Observasi mata pelajaran PAI diambil pada hari Jumat, tanggal 01 Oktober 2021, jam 09.00-10.00 [6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 246. [7] Wawancara kepala  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7 pebruari 2022 [8] Wawancara kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7 pebruari 2022 [9] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8 pebruari 2022 [10] Wawancara kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7 pebruari 2022 [11] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8 pebruari 2022 [12] Achmadi dan Supriyanto. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.( Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990)123 [13] Wawancara kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7 pebruari 2022 [14] Wawancara kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7 pebruari 2022 [15] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [16] Wawancara ke siswa SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [17] Santrock,   Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003),64 [18] Wawancara kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7  pebruari 2022 [19] Wawancara BK  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [20] Wawancara Kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [21] Wawancara waka Sarpras  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [22] Wawancara Kepala  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [23] Wawancara Waka Kesiswaan  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [24] Lihat Lampiran gambar 1.4 [25] Wawancara Kepala  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [26] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [27] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [28] Wawancara Kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7  pebruari 2022 [29] Wawancara Kepala SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7  pebruari 2022 [30] Lihat pada Lampiran 2 RPP [31] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [32] Observasi di SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung .28 Desember 2021 [33] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [34] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [35] Observasi di SMP Negeri 2 pucanglaban Tulungagung .3 Januari 2022 [36] Abd. Qodir,Teori belajar humanistic dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.,vol.4.no 02,juli-desember 17.online:13 pebruari 2021 [37] Abd. Qodir,Teori belajar humanistic dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.,vol.4.no 02,juli-desember 17.online:13 pebruari 2021 [38] Wawancara Waka Kesiswaan sekaligus Guru PAI SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 8  pebruari 2022 [39] Wawancara Kepala  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 7 pebruari 2022 [40] Wawancara Wali siswa  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 9  pebruari 2022 [41] Wawancara Wali siswa  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 9 pebruari 2022 [42] Wawancara Siswa  SMP Negeri 2 Pucanglaban Tulungagung, tulungagung, 9 pebruari 2022
Published
2022-06-29
How to Cite
Ismail, M., & Fitriani, A. (2022). Optimalisasi Bimbingan Self Confidence sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam . EL-BANAT: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 12(1), 70-86. https://doi.org/10.54180/elbanat.2022.12.1.70-86
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.