Turki Antara Sekularisme dan Aroma Islam; Studi atas Pemikiran Niyazi Berkes

Abstract

Sejak Musthafa Kemal Attaturk menjadi presiden pertama di Turki, negeri bekas kekhalifahan Usmaniyah ini berubah total menjadi negara sekular. Kamal dengan tegas memisahkan persoalan agama dan politik. Agama tidak lagi menjadi kewenangan negara tetapi diberikan seluas-luasnya secara pribadi kepada masyarakat. Sekularisme yang berkembang di Turki pada masa Attaturk sempat menjadikan Turki sebagai Negara “Barat†yang ada di wilayah Timur Tengah dengan segala nuansa sekularisme tak ubahnya seperti suasana di negara-negara Eropa dan Amerika. Turki kemudian menjadi sebuah negara modern dibawah kepemimpinan Attaturk dan militer dijadikan sebagai “penjaga†terhadap ide sukularisme yang terus tumbuh di negara tersebut. Dibawah pemerintahan Erdogan, Turki cenderung menampakkan aroma Islamnya daripada sekulernya. Ini menarik untuk dikaji.
Published
2016-05-22
How to Cite
Mustofa, I. (2016). Turki Antara Sekularisme dan Aroma Islam; Studi atas Pemikiran Niyazi Berkes. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 6(1), 50-62. https://doi.org/10.54180/elbanat.2016.6.1.50-62
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.