Pendidikan Kebahasaan dalam Penafsiran al-Qur`an Model al-FarÄ’
Abstract
Konsentrasi prioritas pada aspek gramatikal dalam memahami ayat al-Qur`an tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab pemahaman al-Qur`an, melalui interpretasi, mempunyai peranan yang sangat besar bagi maju-mundurnya umat. Karenanya, al-FarrÄ` seorang tokoh dengan kekhasan intelektual kebahasaan mencoba menggeluti bidang kajian tersebut. Ia mencoba mengekstrak pesan yang terkandung dalam ayat-ayat itu secara holistik, melalui pintu paling dasar, yaitu bahasa. Metode yang al-FarrÄ` kenalkan tampaknya berusaha memadukan beberapa aspek penafsiran bi al-ma’thÅ«r dengan bi al-ra`yi. Ini dapat dilihat dalam kitabnya ma‘ÄnÄ«y al-Qur`Än. Dalam kitab tersebut, setidaknya ada beberapa karakteristik penting yang mewarnai model penafsiran yang ia ajukan, di antaranya: adanya integrasi berbagai keilmuan dalam membaca suatu ayat; perkataan orang Arab, dalam bentuk prosa maupun syair memiliki peran penting sebagai rujukan dalam menjelaskan lafal ayat; serta penghormatan atas otoritas keilmuan para pendahulu.Copyright (c) 2017 EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.