Pemikiran Pendidikan Akhlak al-GhazÄlÄ« dan Ibn Miskawayh
Abstract
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan pemikiran akhlak al-GhazÄlÄ« dan Ibn Miskawayh dari perspektif ontologis, epistimologis, dan aksiologis. Bagi al-GhazÄlÄ« akhlak merupakan sikap yang mengakar dalam jiwa dan merupakan asal dari segala perbuatan. Pusat perbincangan akhlak al-GhazÄlÄ« adalah kebahagiaan. Ia tidak dapat dicari namun bisa dijangkau melalui sinergisitas pengetahuan dan perbuatan. Ada dua metode memperoleh hal tersebut 1) pengajaran manusiawi, metode dan 2) metode pengajaran dari AllÄh. Selain itu, terdapat dalam batin manusia terdapat empat unsur agar akhlak bisa menjadi baik: tingkat ilmu, amarah, sahwat dan keadilan. Bagi Ibn Miskawayh, akhlak merupakan peri keadaan jiwa yang mengajak seseorang melakukan perbuatan tanpa harus melalui perhitungan. Ada kalanya manusia mengalami perubahan khuluq sehingga dibutuhkan aturan-aturan syari’at, nasihat, dan ajaran-ajaran tradisi terkait sopan santun. Ia juga memperhatikan proses pendidikan akhlak. Kejiwaan anak mengalami proses perkembangan. Sementara itu yang harus diperhatikan adalah aspek jasmani dan rohani, melalui Pendidikan sifat kejujuran, qanÄ’ah, pemurah, suka mengalah, mengutamakan kepentingan orang lain, rasa taat, dan menghormati kedua orang tua. Pendidikan menjadi salah satu pilihan dalam mengembangkan fitrah. Dengan segala upayanya, Miskawayh mengharapkan akan terwujudnya perilaku yang baik terhadap manusia.Copyright (c) 2018 EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.