Spiritualitas Muhammadiyah: Kontekstualisasi Gagasan Sufisme Ahmad Dahlan dalam Masyarakat Postmodern

  • Rangga Sa’adillah S.A.P. Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Abstract

Kiai Dahlan sebagai hoofdBestuur Muhammadiyah adalah tipe ulama purifikatif dan rasional dalam beragama. Ia menekankan pentingnya aksi dari pada berteori, pentingnya akal dari pada takhayul. Dalam praktik keberagamaannya terdapat potret-potret kehidupan sufistik yang merupakan bagian dari wilayah tasawuf. Kiai Dahlan mengajarkan tentang tazkiyat al-nafs, dhikr al-mawt yang merupakan bagian dari tema kesufian. Modernisme dikembangkan atas pelbagai postulat pemikiran rasionalisme, empirisme dan positivisme, sengaja mengabaikan dimensi kehidupan yang sangat mendasar, sedangkan postmodernisme cenderung lebih konstruktif, karena berupaya menawarkan pelbagai visi alternatif mengenai kebenaran. Dus, bukan sekedar dekonstruksi terus-menerus tanpa henti, tetapi juga rekonstruksi yang bersifat positif. Gagasan spiritualime yang dipancarkan oleh kiai Dahlan berpendar dari dimensi esoteris jiwanya, atau lebih nyaman disebut dengan sufi akan tetapi tidak terikat pada tarekat. Sebab, sufi ala kiai Dahlan adalah sufisme makrifat, ketundukkan totalitas pada Tuhan melalui syariat-Nya, kedalaman ilmu, kesabaran amal dan kebijaksanaan dalam penghayatan.
Published
2019-02-28
How to Cite
S.A.P., R. S. (2019). Spiritualitas Muhammadiyah: Kontekstualisasi Gagasan Sufisme Ahmad Dahlan dalam Masyarakat Postmodern. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, 9(1), 21-34. https://doi.org/10.54180/elbanat.2019.9.1.21-34
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.