Kyai Feminis (Studi Peran Kh. Husein Muhammad dalam Perjuangan Islam Ramah Perempuan)
Keywords:
Kyai Feminis, Ramah PerempuanAbstract
Wacana kesetaraan laki-laki dan perempuan selalu aktual untuk dibahas dan dikaji ulang.Banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia terutama menyangkut perempuan seperti kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan perempuan dan perbudakan terselubung pada masa modern ini, ternyata masih banyak merundung kehidupan perempuan.Islam sebagai agama perdamaian dan berkat bagi seluruh alam dan makhluk pada prinsipnya sangat menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan kemaslahatan bagi semua umat manusia, baik laki-laki dan perempuan.Teks-teks agama seperti Qur’an secara eksplisit menegaskan ajaran egaliter tersebut.Jika kemudian terjadi ketidakadilan terhadap perempuan, itu semata-mata akibat tafsiran terhadap teks yang cenderung melegitimasi penindasan terhadap perempuan. Tafsiran yang bias tersebut kemudian dengan kuat mewarnai cakrawala pemikiran Islam sebagai contoh di pesantren. Pesantren dengan kyai dan nyai sebagai transformer utama, mempunyai peran yang signifikan dalam meredam ketidakadilan dan ketimpangan terhadap eksistensi perempuan.KH.Husein Muhammad adalah salah satu tokoh dari kalangan pesantren yang selalu gigih dalam aksi nyata dan ijtihad serius menafsir kembali teks-teks agama.Dengan usahanya yang konsisten tersebut, maka layaklah di disebut sebagai kyai feminis yang memperjuangkan kesetaraan laki-laki dan perempuan, tanpa melepaskan pijakannya pada teks-teks keagamaan klasik. Sehingga, lewat aksi dan ijtihadnya tampillah Islam sebagai agama yang ramah perempuan. The discourse of equality of men and women are always actual to be discussed and examined again. The number of violations of Rights Human Human especially concerning women such as violence in the home ladder, trafficking of women and slavery veiled at thismodern times, it turns out is still a lot to afflict the lives of women. Islam as a religion of peace and blessing for the entire universe and the creatures in principle very upholds the values of humanity. Islam upholds high values of equality, justice, and the benefit for all humans beings, both male and female . The texts of the religion such as the Koran is explicitily confirms the teachings of it egalitarian. If then there is injustice against women, it is solely due to interpretation of the text which tends to legitimize the oppression of women. The bias interpretation coloring the horizon of thought of Islam strongly as an example in boarding schools. Pesantren with Kyai and Nyai as a transformer primary, has a role that is significant in the muffle injustice and inequality against the existence of women. KH. Husein Muhammad is one of the leaders of the schools are always persistent inreal action and serious ijtihad;reinterpret the texts of religion. With his efforts were consistently mentioned , it is worth in the known as Kyai feminists who fight for the equality of men and women , without releasing his footing on the texts of classics religious.Thus, through his actions and ijtihad, Islam has emerged as a woman- friendly religion.Downloads
Published
Issue
Section
License
Al-Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan (ISSN : 2549-9157xx) dan (EISSN: 2579-3543xx) diterbitkan oleh Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STID Raudlatul Iman (STIDAR) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman Sumenep Madura. Jurnal ini memuat kajian-kajian keislaman yang meliputi Kajian Dakwah, Interaksi sosial. Terbit dua kali setahun, yaitu bulan Maret dan september