Tradisi Dakwah Nahdlatul Ulama (Nu) di Indonesia
Kata Kunci:
Tradisi Dakwah NU, Struktur Organisasi, Tradisi KeagamaanAbstrak
Dalam sejarah NU, organisasi yang pertama kali didirikan para ulama-pesantren(sebelum kelahiran NU pada tahun 1926) bukanlah Nahdlatul Muslimin,melainkan Nahdlatul Wathon (Kebangkitan Bangsa, 1916). Karena berada dalamkonteks kolonialisme, maka ulama-ulama pesantren tidak lagi mengedepankankekelompokan Islam yang bersifat terbatas, melainkan suatu kebangkitan bangsademi perjuangan mengusir penjajahan. Nahdlatul Wathon sebagai pusatpergerakan kemerdekaan ini kemudian diperkuat dengan pendirian NahdlatutTujjar (Kebangkitan Pedagang) yang merupakan upaya para ulama untukmembangun kemandirian ekonomi masyarakat, vis a vis kolonialisme. NahdlatutTujjar kemudian menjadi perjuangan praksis pada level ekonomi, di sampingperjuangan pada level kebangsaan melalui Nahdlatul Wathon. Badan Otonom NUadalah Perangkat Organisasi NU yang berfungsi membantu melaksanakankebijakan NU khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertuntu.Yaitu : Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU, IPPNU, Jam‟iyan AhliThariqah al Mu‟tabaroh an Nahdliyah, JQH (Jamiyatul Quro‟ wal hufadz),Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama), dan ISNU (Ikatan Sarjana NahdlatulUlama).##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Al-Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan (ISSN : 2549-9157xx) dan (EISSN: 2579-3543xx) diterbitkan oleh Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) STID Raudlatul Iman (STIDAR) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Raudlatul Iman Sumenep Madura. Jurnal ini memuat kajian-kajian keislaman yang meliputi Kajian Dakwah, Interaksi sosial. Terbit dua kali setahun, yaitu bulan Maret dan september